Empat.

16 4 0
                                    

"Sam, lo sama Kalila kemarin kenapa?"

Samudra yang sedang meminum air mineralnya hampir tersedak karena mendengar pertanyaan Nathan–salah satu teman dekatnya. Saat ini mereka sedang berkumpul di kantin FKG sebelum masuk ke kelas masing-masing.

"Hah? Kenapa lo tanya gitu?" tanya Noah yang sepertinya tidak tahu apa-apa.

"Gue sama Abi tadi ngelewatin segerombolan cewek yang lagi ngomongin Samudra sama Kalila," kata Nathan menjelaskan.

Noah mengernyit. "Kalila? Emang gimana ceritanya?"

"Tadi gue denger sih katanya Kalila digendong sama Samudra, terus ada yang lihat mereka pulang bareng juga. Beneran lo ngelakuin itu?" Abi langsung bertanya pada yang bersangkutan.

"Iya," jawabnya to the point. Nathan, Noah, dan Abi menatap Samudra, menunggu penjelasan yang lebih detail dari pemuda itu. "Kemarin dia jatuh di tangga."

Semuanya mengerutkan kening. "Terus?" ucap mereka bertiga secara bersamaan. Benar-benar kawan yang kompak.

Samudra kemudian menceritakan apa yang terjadi di siang kemarin kepada 3 sahabatnya itu secara lengkap. Sudah Samudra duga bahwa kejadian ini pasti akan menjadi bahan perbincangan terutama di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. Pemuda itu berharap semoga tidak ada gosip-gosip aneh lainnya yang menyebar di seluruh penjuru fakultas. Itu akan membuatnya terganggu dan pasti Kalila juga akan merasa tidak nyaman, pikirnya.

Ah, Kalila. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang?

* * *

Langit sedang fokus bermain game di ponselnya saat menunggu kelas kedua dimulai. Saat ini ia dan Dewa sedang duduk santai di taman tanpa Theo yang masih ada jadwal kuliah. Tiba-tiba Dewa menyenggol lengan kanan Langit hingga ponsel yang ia pegang terjatuh di meja dan membuat pemuda itu sedikit geram.

"Dewa, lo–"

"Eh, ada Anet," ucap laki-laki itu dengan tanpa rasa bersalah.

Langit yang awalnya siap mengata-ngatai Dewa pun malah tersenyum saat mendapati sosok gadis cantik berdiri di sampingnya sehingga ia pun mengurungkan niatnya tadi.

"Hehe ... hai, Sayang," sapanya sambil tersenyum ramah pada gadis cantik itu.

Wyanet atau yang biasa dipanggil Anet itu adalah gadis keturunan Finlandia yang saat ini sedang menempuh pendidikan di universitas yang sama dengan Langit, tetapi ia berada di jurusan Seni Musik. Sejak awal pertemuannya di SMA dulu, Langit sudah jatuh hati pada gadis itu. Dan mereka berdua pun sedang menjalin sebuah hubungan selama hampir dua tahun.

"Kamu udah makan siang?" tanya gadis itu dengan suara khasnya yang lembut.

Langit menyimpan ponselnya di kantung celananya. "Udah kok. Kamu?"

"Yah, padahal aku mau ngajak kamu makan."

Pemuda itu tersenyum, lalu berdiri dan berkata, "Ya udah, ayo aku temenin aja. Apa sih yang enggak buat Anet cantik?"

Wyanet tersenyum senang. Sedangkan Dewa yang dihadapkan dengan adegan 'uwu' barusan hanya dapat membuang muka. Melihat kebucinan Langit pada Wyanet sudah menjadi pemandangan sehari-hari baginya.

"Gue pergi dulu ya, Dewa jomblo," pamitnya pada Dewa yang memasang wajah sedikit kesal. "Biar nggak keliatan jomblo banget, mending lo ngobrol sama makalah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang