[•] Baubillious [•]

469 52 7
                                    

***

Selesai membaca bukunya, Zenie meletakkan pandangannya keluar jendela. Tiba-tiba matanya menunjukkan rasa antusias ketika melihat keluarga berambut merah itu. Ada dua yang kembar, satu yang agak besar, dan dua gadis kecil bersama kedua orangtuanya. Tunggu, apa dia salah hitung? Bukankah kemarin ada satu lagi?

Zenie mencoba menghitung lagi tapi memang dia tidak melihat yang kemarin. Yang membawa bukunya.

"Zenie, kau baik kan?" Draco akhirnya menyadari keanehan perdebatan batin yang terjadi pada adiknya. Tapi ya, Zenie cuma tersenyum dan mengangguk.

"Apa yang kau lihat di luar?" Draco ikut mengintip keluar dan tidak ada apa-apa. Zenie bersyukur karena keluarga Weasley itu bergerak cepat. Kalau ketahuan kan, ya Draco pasti marah.

"Tidak ada apapun," Draco kemudian duduk di sampingnya Zenie. Menggeser Goyle yang sebelumnya ada di sana, lalu meletakkan kepala Zenie pada pundaknya, " ... sepertinya kau butuh tidur."

Zenie menganggukinya. Meletakkan bukunya pada tangan Draco dan memejamkan matanya untuk bergabung ke dunia mimpi.

Draco menatap wajah adiknya yang tenang ketika tidur lalu beralih ke Crabbe, Pansy dan Goyle, "Kemarin dia ketemu Weasel-bee, takutku dia menyukai salah satu dari mereka dan mereka berteman," kata Draco. Kedua temannya cuma saling pandang.

"Tapi adikmu cantik, kurasa dia cuma pilih teman yang setara dengannya," usul Pansy. Diangguki Draco.

"Ya, tidak mungkin, adikku kan punya selera yang tinggi," sambung Draco dan kedua temannya itu cuma mengangguk.

[-]

"Kurasa pestanya sudah mulai," Setelah meletakkan kopernya di kaki tangga, Ron mengintip dari jendela yang terang-benderang, saat itu dia melihat adiknya Draco tengah berjalan menuju bangku kecil, "Hei, Harry! Lihat-sedang acara seleksi."

Harry mendekat ke jendela dan ikut mengintip, "Itu adiknya Malfoy," kata Harry. Diangguki oleh Ron.

"Dia pasti Slytherin," kata Ron, tiba-tiba saja mata biru milik adik Draco tertuju pada mereka. Keduanya segera membungkuk menyembunyikan diri.

"Dia tau kita disini," kata Harry sambil berusaha mengintip ke aula besar, dan lagi-lagi mata adik Draco itu seperti tau segalanya, "kemarin dia menyadari aku bersembunyi di cabinet Borgin and Burkes."

"Tapi dia ngga kayak Malfoy," kata Ron. Mereka lalu mencoba mengintip lagi karena adik Malfoy sudah tidak ada di bangku kecil itu berganti dengan cowok berambut coklat agak pirang, "lebih diam."

Mata Ron kemudian menemukan adiknya yang bergabung dengan anak Gryffindor yang lain, mudah ditemukan karena rambut keluarga mereka yang merah mencolok.

"Eh...," Harry bergumam kepada Ron, "Ada kursi kosong di meja guru... Di mana Snape?"

"Mungkin dia sakit!" kata Ron penuh harap.

''Mungkin dia keluar," kata Harry, "karena tidak terpilih mengajar Pertahanan terhadap Ilmu Hitam lagi."

"Atau siapa tahu dia dikeluarkan!" kata Ron penuh semangat, "maksudku, semua anak benci padanya..."

"Atau mungkin," kata suara sangat dingin tepat di belakang mereka, "dia sedang menunggu alasan kenapa kalian berdua tidak datang naik kereta api sekolah."

King Of Her HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang