[•] Fumos [•]

277 35 20
                                    

Pelajaran Arithmancy adalah yang terakhir sebelum Zenie beristirahat dan bersiap untuk pekan Hogsmeade pertamanya besok. Dia memandang ke arah Zack yang duduk di pojok sambil membaca bukunya dengan fokus, seperti tidak bisa diganggu.

Setelah pelajaran dinyatakan berakhir barulah semuanya menghambur keluar, menyisakan Zachary yang sibuk memberesi buku-bukunya yang banyak dan Zenie yang baru selesai mencatat dari papan tulis.

"Zenie," panggilan itu membuatnya menoleh dan Zack tiba-tiba saja sudah berdiri di sampingnya.

"Iya?" tanya Zenie sopan. Dia sungguh tidak mau merusak pertemanan Zack dengan Lily dan Wezen apalagi sejak dia tau kalau Half-blood Mather ini punya perasaan pada sahabat perempuannya.

"Sepupumu yang bilang kalau kau menolak hadiah dariku, apa mungkin kau tidak suka karena aku Half-blood? Ayahmu sangat menghormati kemurnian darah kan?" kata Zack memulai obrolan dan Zenie cuma mengangguk, dia sendiri tak tau kenapa peduli dengan perintah Ayahnya tapi memang sepertinya Zenie harus peduli.

"Tapi, Voldemort itu Half-blood," kata Zack mengungkap dengan wajah polosnya, takut-takut kalau tiba-tiba saja Zenie marah padanya, lagi.

Dalam keheningan itu kemudian Zenie tertawa singkat tanpa bersuara membuat Zack yang masih berdiri di sana ikut tertawa, "Aku-aku tidak bermaksud jahat," katanya. Zenie mengangguk, senyuman yang Zack rindukan itu akhirnya dapat dilihatnya lagi.

"Aku tidak marah soal itu," kata Zenie mengmbil tasnya dan menggantungkan di pundaknya. Sambil berjalan keluar kelas diikuti Zack, "tapi aku melihatmu punya perasaan pada Lily seperti Wezen dan Draco. Kalian semua punya pandangan yang sama soal adik Ron Weasley itu," kata Zenie dan akhirnya Zack mengangguk paham.

Mereka berjalan terus menjauhi ruang kelas dan di salah satu koridor, Zenie menangkap sosok Ron Weasley tengah duduk dan menatap ke arah mereka dengan pandangan gugup.

"Eh, aku lupa ada kelas setelah ini," kata Zack mengagetkan. Dia kemudian berlari lebih dulu tanpa lupa menyapa Ron, dan Zenie cuma membalas lambaian tangan temannya itu.

"Hai, Ronald," kata Zenie agak canggung, dia mengedarkan pandangan dan koridor ini sudah sepi. Entah kenapa sepertinya dunia selalu berpihak dan kalau dia ketemu Ron koridor pasti sepi atau mungkin mereka tidak menyadari.

"Aku—kurasa. Besok pekan Hogsmeade, jadi, bagaimana kalau?" katanya. Zenie kurang menangkap perkataan anak laki-laki terakhir keluarga Weasley itu.

"Kalau?" tanya Zenie ingin diperjelas.

"Pergi bersamaku. Kupikir kan—kau—kan pertama kalinya," kata Ron dan itu membuat Zenie tersenyum karena tingkahnya. Ron yang melihat senyuman itu menunduk, takut kalau adik Draco ini akan menolak.

Dengan anggukan Zenie menjawab dan itu cukup membuat Ron senang. Memang mungkin Ron iri kepada Harry Potter yang selalu mendapatkan perhatian semua orang tapi kalau soal anak perempuan paling terkenal di Hogwarts, bukankah dia berhasil?

Keesokan harinya, dicuaca yang cukup dingin. Zenie bisa melihat hanpir semua orang keluar kamar mengenakan baju hangat mereka dan pastinya untuk pergi ke Hogsmeade.

"kŭde iskash da otidesh? Malkata sestra na Drako?" pertanyaan itu terlontar ketika Zenie meletakkan pandangannya pada gerombolan anak Durmstrang yang duduk bersama Draco dan anak Slytherin yang lain. Kalau tidak salah ingat, nama dia adalah Ivailo Levski. Salah satu saudara pemain tim Bulgaria kemarin.

"Hogsmeade," balas Zenie. Anak itu berdiri, mengambil perhatian hampir seluruh penghuni Slytherin.

"shte imate li neshto protiv da se prisŭedinya?" katanya mendekat.

"no shte otida s moya priyatel," Zenie kemudian membuat wajah senyum kerasnya murung.

"a, dobre," tampaknya dia kecewa, lalu bertanya soal Hogsmeade ke anak-anak Hogwarts yang lain. Anak laki-laki ini berusia satu tahun di atasnya, dia mengajaknya berbicara bahasa Bulgaria karena dia mendengar percakapan Zenie dengan Mr Obalonks. Selebihnya dia akan berbicara kepada Wezen karena anak ini tidak cukup pandai berbahasa Inggris.

Zenie menggengam surat izinnya lalu menyerahkan kepada Mr Filch, di sana sudah ada Ron Weasley yang menunggunya.

"Cuaca dingin, ya?" tanya Ron ketika mereka mulai berjalan melewati jalan-jalan setapak. Dan pedesaan Hogsmeade sudah terlihat ramai.

"Tidak terlalu," kata Zenie lalu dia cuma memberi senyuman. Pertama kalinya dia melihat ini dan Zenie tidak bereaksi apapun kecuali Ron mengajaknya melihat-lihat Zonko, Honeydukes, dan berakhir ke Three Broomstick.

"Itu ada Harry Potter di sebelahnya Hermione Granger, mengenakan jubah gaib," kata Zenie ketika dia memandang sudut ke arah dua sahabat Ron yang mereka sedang tidak akur sekarang.

"Biarlah, aku kesini untuk refreshing," kata Ron agak kesal ketika memandang ke arah yang salah meski dalam pikirannya dia memandang Harry.

"Apa kakakmu tidak keberatan aku mengajakmu?" tanya Ron dan Zenie menggeleng.

"Lagipula kakakku menyukai adik terakhirmu," kata Zenie membuat Ron lega. Dia meneguk Butterbeernya yang baru datang sementara Zenie cuma menatapi Gillywater yang dia pesan.

"Lily?" Zenie mengangguk, "... Dia memang menarik perhatian banyak orang. Waktu di dunia muggle, yah, dia diikuti anak laki-laki waktu pulang ke rumah," Zenie cuma tersenyum mendengarnya. Mengingat dia tidak pernah keluar rumah karena Lucius selalu melarangnya.

"Ayahmu sering ke dunia muggle?" tanya Zenie mengalihkan topik dan Ron mengangguk, "Astoria juga suka berlibur ke dunia muggle dia bilang berteman dengan muggle-born itu tidak masalah, tapi ayahku pasti sudah membunuhku kalau aku melakukannya," kata Zenie kemudian dia tertawa kecil mengingat betapa mirisnya kehidupan keluarganya. Dan Ron cuma menanggapi dengan senyuman.

"Ah, ya, hampir lupa. Aku mau bertemu kakakku dari Romania nanti sore, dia sangat menyukai naga dan mungkin kau ... mau?" Zenie memberikan anggukannya lagi.

"Sepertinya menyenangkan," setelah itu. Tampak Lilianne dan kedua sahabatnya masuk ke Three Broomstick dan langsung bergabung dengan mereka karena Ron yang mengajak, kebetulan kan Zack teman Zenie, Wezen sepupu Zenie dan Lily adalah adik Ron.

___________________________________________

Next chapter?


———————————————————
[•NEWS]

Fumos 

Type: Charm

Pronunciation: FYOO-moss

Description: Defensive smokescreen that hinders visibility.

Seen/Mentioned: This spell is covered in The Dark Forces: A Guide to Self-Protection.

King Of Her HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang