PILU - Seseorang

6 1 0
                                    

Suasana hatiku baik. Aku pulang dengan keadaan gembira. Tak pernah aku merasakan perasaan ini. Berdebar.

Ya Tuhan, dia Miko. Tidak pernah menyangka bahwa Miko akan tertarik padaku.

Perlakuan manisnya padaku membuat jantungku berdetak kencang. Lihatlah ketika dengan lembut dia menanyakan keadaanku. Pandangannya semenjak itu tidak pernah putus dariku. Senyumnya. Tatapan khawatirnya.

Lihatlah, bahkan lelaki seperti Miko yg dipuja puja oleh sebagian besar siswi di sekolah menyukaiku. Itu menandakan bahwa aku memang hebat.

Aku bisa melihat tatapan Kela yg marah dan kecewa melihat kedekatan kami.

Menyenangkan rasanya membuat dia kesal.

"Ngapain kaka senyum senyum?"

"Astaga, lu ngagetin aja" aku terkejut ketika mendapatkan anak ini duduk di meja makan dengan pakaian tidurnya.

"Suasana hati kaka pasti lagi bagus, tumben-tumbenan. Ada apa?" Dengan muka bantal dia terus menanyakan hal itu. Dasar anak tidak sopan.

"Miko" senyumku langsung mengembang menyebut nama dia saja.

"Miko siapa?"

"Miko suka sama gue" membayangkannya saja membuat dadaku tidak karuan. Betapa bahagianya ada yg menyayangiku.

"Kalian pacaran?"

"Engga, belum. Lu tau dia perhatian banget sama gue, 'kamu gapapa? Ada yg luka?' Suaranya bikin gue berdebar, trus dia kaya ngawasin gue terus kalau sama Kela. Takut kali ya kalau nenek sihir itu nyerang gue."

Aku meneguk sebotol air mineral, membasahi tenggorokanku. Anak itu masih duduk diatas meja makan, tidak ada niatan mau turun dari sana. Dia masih mendengarkan aku walaupun mukanya tampak bosan.

"Dia juga banyak senyum ke gue, ngeliatin gue terus."

"Tapi kaya gitu doang ga menjamin dia suka lu kan?"

Aku menatapnya tajam.

"Dia kaya gitu udah membuktikan kalau dia tertarik sama gue Lulu"

Dia benar benar tau bagaimana menghancurkan mood orang lain.

Diary Terbuka Untuk SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang