4

1.7K 287 11
                                    

Alana tak menuruti saran Edgar, ia masih saja menemui Gerald. Saat ini mereka sedang belajar bersama.

Di mata Alana, Gerald adalah cowok yang kharismatik dan mempesona. Ia juga sangat baik dalam meng-handle cewek.

"Ada yang masih belum kamu pahami, Princess?"

Apalagi kalau dia memangilnya seperti ini, princess. Hati Alana serasa meleleh. Belum lagi Gerald menatapnya dengan pandangan yang intens. Salahkah Alana kalau menganggap Gerald ada perasaan khusus untuknya.

"Browniesnya dimakan, Kak." Alana menyuapi Gerald dengan sepotong Brownies.

"Makasih, Princess." Gerald mengunyah brownies dari Alana sambil tersenyum manis. Sudah browniesnya manis, yang makan juga manis, membuat Alana pusing saja.

"Enak, nggak?"

"Kamu yang bikin?"

"Bukan, beli di bakery depan."

"Oh."

Mereka sudah selesai belajar. Alana merasa inilah saat yang tepat untuknya untuk mengatakan perasaannya.

"Em, kak Gerald udah punya pacar?" tanya Alana ragu. Mana mungkin cowok high quality seperti Gerald belum sould out.

"Girlfriend? Banyak."

Tuh 'kan! Walau begitu jawaban dari Gerald tetap membuat Alana terkejut. Karena Gerald mengucapkan dengan santai.

"Beneran?"

"Iya, pacar bahasa Inggrisnya girlfriend 'kan? Girl Friend, teman perempuan 'kan?" tanya Gerald sambil tersenyum, sebenarnya ia mengerti arah pembicaraan Alana. Bukanya ia bodoh, selama ini ia juga merasa Alana menaruh perasaan padanya.

"Maksudnya yang spesial," ralat Alana.

"Pakai telur?" Gerlad mencoba melawak, bukannya lucu malah membuat Alana marah.

"Ih, Kakak nyebelin."

"Iya, tau maksudnya. Aku cuma godain kamu aja kok." Gerald mengambil sepotong brownies dan menyuapkannya pada Alana. Gadis itu menolak mentah-mentah, bukan kue yang diinginkannya sekarang, tapi kepastian dari Gerald.

"Punya nggak?"

"Emang kenapa nanya gitu, hem?" Gerlad dengan santai memakan brownies yang ditolak Alana.

"Ya biar akunya jaga jarak, kan nggak enak sama pacar Kakak." Alana beralasan, dalam hati ia berharap Gerald masih jomblo, walau peluangnya kecil.

"Tenang aja, dia nggak bakal cemburu kok sama kamu."

"Jadi beneran ada?"

"Antara ada dan tiada."

"Ih, Kak Gerald nyebelin." Alana mencebik, ia kesal karena Gerald selalu saja bercanda. Tidak pernah serius menanggapi pertanyaan darinya. Padahal ia sudah menebalkan muka.

"Kamu udah bisa merajuk kayak gitu di depan cowok?"

"Emang kenapa?"

"Nggak papa, jangan sering kayak gitu. Kalau sama aku aman, nggak tau kalau cowok lain." Gerald menasehati Alana.

"Ih, nggak jelas. Maksudnya apa, sih?"

"Princess, kalau suatu saat kamu punya pacar. Kenalin aku, ya? Aku mau review dia."

Entah mengapa ucapan Gerald barusan membuat hati Alana sedih. Ia tak ingin punya pacar selain Gerald, ngerti nggak, sih? Dongkol Alana dalam hati.

"Ih, siapa yang mau punya pacar. Aku maunya fokus belajar dulu." Alana menusuk-nusuk brownies yang tinggal sepotong menggunakan pensil hingga hancur.

"Seperti apa tipe cowok kamu?"

Mata Alana berbinar mendengar pertanyaan Gerald, inilah saatnya ....

"Em, seperti Kak Gerald."

"Aku? Jangan kayak aku, Princess." Nada suara Gerlad berubah menjadi sedih.

"Emang kenapa? Kakak nggak suka cewek kayak aku?" Alana bertanya dengan mata berkaca-kaca, ia tak menyangka akan ditolak mentah-mentah oleh Gerald.

"Bukan gitu, tapi kamu bukan tipe aku. Maksudnya aku ...." Gerald kesulitan menjelaskan maksudnya.

"Kak Gerald jahat!" Alana berlari ke dalam rumah, meninggalkan Gerlad seorang diri.

"Tunggu, Princess ...."

***

Di dalam kamar Alana menangis sejadinya. Ia sangat malu karena telah terang-terangan ditolak Gerald.

Ia jadi menyesal karena sudah terang-terangan mengutarakan rasa sukanya ke Gerald. Kalau hasilnya seperti ini 'kan dia sendiri yang malu? Pasti saat ini Gerald menganggapnya seperti cewek agresif.

"Ih, gue malu! Malu!" Alana menenggelamkan wajahnya ke bantal.

***

Teman Tapi Mupeng (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang