BAB IV PERMAINAN YANG BERBAYAR

21 1 0
                                    

"Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami ke manapun mereka suka."

Selama tinggal di Desa Adiarsa , banyak sekali mata pencaharian yang dapat ditemukan , ulai dari petani, nelayan, tukang bangunan dan sebagainya namun rata-rata warga disanah mempunyai penghasilan tambahan yaitu dari berjualan hasil panen kebun atau bisa juga dari membantu membersihkan  rumah-rumah orang yang tergolong kaya didesa itu, karena rumah nya besar dan jarang terurus maka beberapa orang dari warga di desa itu sengaja dipanggil untuk membersihkannya.

Namun berbeda dengan keluarga Willy, mereka sangat berfikir segala sesuatu itu bisa menghasilkan jika dikerjakan dengan komitmen dan serius , jadi buat apa kita kerja di orang lain jikalau uang bisa datang sendirinya ke kantong mereka , itulah salah satu prinsip yang sering dibahas di keluarga Willy.

Akhirnya mereka pun memutuskan merenoviasi bangunan tua yang berada disamping rumahnya, yang tadinya itu adalah gudang tua yang kotor dan penuh barang-barang loakan kemudian disulap menjadi ruangan kosong dengan ukuran 3x4 meter , selain mendapat gudang yang bersih, mereka pun memisahkan dan menjual barang-barang lama mereka.

Ya betul , itu semua ide dari bu Yenni mamahnya Willy , mereka berencana membuat gudang itu menjadi rental playstasion atau sering kali disingkat rental PS karena melihat potensi dari kuantitas anak-anak yang cukup banyak disanah dan juga orang tua nya kebanyakan meninggalkan anaknya pergi bekerja sehingga anaknya kadang tidak ada yang urus dan lebih sering menyendiri.

Sehabis berbelanja semua kebutuhan rental PS hari itu , mereka pun membeli 4 buah pcs PS lengkap dengan TV LCD dan stik nya berharap banyak anak di desa itu datang untuk menghabiskan uang jajannya untuk bermain PS.

Langin pun mulai gelap , seluruh perangkat PS itu pun sudah terpasang didalam gudang yang artinya besok hari gudang itu akan ramai terisi bocah-bocah , harapan dari keluarga Willy.

" Ya PS udah dipasang sih , dan udah dites semua komplit permainannya "

" Tinggal pasang plang aja tulisin Rental PS Wildan ( Willy Jordan ) pasti orang-orang juga lama kelamaan akan tau " ujar Bu Yenni saat itu

Hari pun berganti dengan cepatnya , yang tadinya harapannya setelah dipasang PS , gudang itu rame dengan orang-orang yang rental alhasil harapan mereka pun sirna , dari pagi hingga malam hari mereka menunggu namun tidak ada satupun anak-anak yang datang kerumah itu .

" Aduh.. kok ga ada yang datang yaa ? apa jangan-jangan mereka blom tahu kalo disini tuh ada rental PS "

" Padahal udah modalin cukup gede buat buka ini rental sayang kalo gini-gini terus mah "

Kegelisahan dan keraguan pun sudah mulai mengintip dijendela hati mereka , karena memang betul modal yang dipakai diawal untuk rental PS itu tidak kecil apalagi sampai membeli beberapa PS skaligus.

Besok-besoknya pun masih tetep begitu rupanya , sudah hampir 2 minggu rental PS masih sepi , orang yang datang merental pun dapat dihitung jari , paling banyak 5 orang sehari.

            Namun keluarga Willy , masih memegang prinsipnya bahwa suatu saat mereka bisa membuat uang yang datang bukan kita yang harus mengejar-ngejarnya.

            Sampai pada suatu hari , langit mendung  angin sangat kencang dicampur dengan gemuruh petir yang begitu besar seperti suasana di film-film horror kalau hantunya mau keluar.

            Tiba-tiba datang lah seorang pemuda berbadan pendek dengan perut yang buncit , ia bernama Ubed , seorang pemuda desa adiarsa yang mempunyai penyakit cukup serius kala itu , penyakit yang dimana kondisi kulitnya aga menguning tetapi kondisi  Ubed saat itu tidak terlalu parah hanya saja ia mulai dijauhi oleh teman-teman sebayanya , wajar saja umur Ubed yang sudah 20 tahun namun perawakannya seperti anak SMP yang baru lulus.

Buku Yang Sederhana ( Part 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang