BAB VII SEBUAH POTONGAN KECIL DARI SORGA

27 2 0
                                    

"Jangan pernah membanding-bandingkan orang di sekitarmu, terlebih orang yang kamu cintai. Tak ada manusia yang sempurna. Cintailah dia apa adanya."

Hari-hari pun tanpa disadari cepat berganti , Willy yang sedikit gundah tiba-tiba semakin penasaran dengan Inge , perempuan yang kemarin Ia temui langsung didepan ruang kelas nya saat sedang mgembalikkan buku catatannya , beberapa saat kemudian ia pun berdiam diri dikamar dan mencabut telepon genggaman nya dari colokan casan

Willy pun bertanya-tanya didalam hatinya , kenapa bisa wajah seorang perempuan berparas putih nan tinggi itu muncul terus dikepalanya , padahal mereka berdua belum mengenal satu sama lain dan saat mengobrol juga hanya seperti selembar kertas yang dibakar , cepat berlalu dan juga pergi.

Disaat sedang melamun , telepon genggamnya pun berdering dan ternyata itu adalah panggilan langsung dari Kinanti , murid sekelas Willy yang menjadi gadis inceran diseluruh angkatan kelas sepuluh waktu itu , memang betul kinanti seperti kembang desa yang berparas seperti Miss Indonesia.

Disaat banyak pria yang mencoba mendekati Kinanti , bahkan ketiga teman dekatnya Willy pun kerap kali mencoba merayunya namun ntah kenapa Willy kurang tertarik dengan nya, sehingga tidak seperti laki-laki lain dikelasnya yang membuat Kinanti risih karena kata-kata gombal yang gampang terucap kepadanya akhirnya Kinanti merasa lebih nyaman jika bersama Willy dan mungkin juga melihat sikap Willy yang sedikit dewasa dibandingkan teman-temannya yang lain.

Malam itu , pikiran Willy yang tadinya terbayang-bayang oleh wajah Inge seketika berubah total setelah mendapat telepon dari Kinanti.

Ternyata alasan mengapa Kinanti menelpon Willy malam-malam itu karena ia baru saja diputusi oleh mantan pacarnya Rio, Rio adalah siswa kelas dua belas yang masuk ke dalam tim bola basket terkenal disekolah, Ia adalah Atlit di SMAN 5 Karawang.

Dengan suara yang merintih-rintih karena sehabis nangis , Willy pun mendengar curhatanan dari Kinanti, ya mungkin tebakan Willy , ia habis rebut besar dengan Rio karena Rio di cap lelaki playboy oleh sebagian siswi disekolah , dari gossip yang beredar bukan karena mantannya Rio yang banyak tetapi ia kerap kali mendekati beberapa wanita disaat ia mempunyai pacar.

" Dia katanya mau fokus ke buat ujian nasional jadi gak akan ada waktu lagi buat gue Wil jadi gua diputusin secara sepihak padahal selama ini didalam hubungan tuh gue terus yang selalu ngalah , gua terus yang apa-apa selalu ngertiin dia sampe-sampe nih ya , minggu kemarin tuh gua ulang tahun tapi boro-boro dia ngasih kado , ngucapin juga ngga Wil ke gue "

" Gua harus gimana lagi wil menurut lu ? kurang apa sih gue sampe-sampe dia tega begitu ? gua udah terlanjur sayang sama dia tapi kenapaa ???

" Padahal baru aja minggu kemarin itu , gua habis ngobrol sama mamah gue rencana ngenalin Rio ke orang tua gua , tapi dia tega banget buat gua jadi kaya gini "

Ucap Kinanti dengan suara tersedak-sedak, seperti anak kecil yang menangis karena tidak dikasih permen coklat oleh ibunya.

Mendengar curhatan Kinanti yang panjang lebar , Ia pun terdiam dan melamun beberapa saat namun suara Kinanti masih terdengar semakin kencang di telepon.

Willy bertanya kepada dirinya sendiri , apa mungkin suatu hari nanti jika ia menemukan perempuan yang ia suka , perempuan itu akan sama bawelnya dengan Kinanti , pertanyaan kedua pun muncul seketika, dan mengapa perempuan secantik Kinanti itu lebih menyukai cowok playboy dibandingkan cowo yang baik-baik saja padahal bisa saja waktu itu Kinanti mencari pacar yang lebih baik dari pada Rio.

" Apa Inge juga akan seperti ini jika gue melakukan hal yang sama seperti Rio , padahal mungkin saja Rio memutuskan Kinanti karena Rio benar-benar ingin fokus Ujian dan meniti karir ke depan nya " Tanya Willy didalam hatinya.

" Will..Will.. lu masih ngedengerin gua ngomong ngga sih kok lu diem aja ? apa jangan-jangan lu juga type orang kayak si Rio itu " ucap Kinanti didalam telepon itu

Setelah memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak tahu jawabannya apa , Ia pun memberikan saran dan motivasi kepada Kinanti saat itu , karena menurut Willy hidup itu harus terus berjalan ke depan walaupun oda beberapa orang kita untuk berhenti melangkah dan mencoba menjatuhkan kita beberapa kali melalui beberapa peristiwa hidup.intinya jangan sampai sikap seseorang merubah mood kita setiap harinya biarlah mood kita diatur sendiri oleh kita bukan diatur lewat sikap orang lain.

Maka dari itu , Sang Pencipta menciptakan bukan hanya satu manusia saja didunia tetapi Sang Pencipta menciptakan banyak orang tetapi ingat bukan untuk kita nikahi semua tetapi agar kita mencari yang terbaik dan sesuai dengan keinginan Nya.

Malam itu pun membuat Willy berfikir cukup keras , karena setelah mendengar curhatan Kinanti , ia berfikir ternyata didunia ini ada hal yang dapat menyatukan dua buah insan , namun bisa juga hal itu membuat dua buah insan tidak ingin saling mengenal lagi , ya memang sangat unik hasil karya Sang Maha Kuasa , apapun bisa kita nikmati dari beberapa macam sudut pandang tergantung darimana kita melihat nya , positif kah ? atau negatif ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Buku Yang Sederhana ( Part 1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang