Satria

470 95 61
                                    

Masalah petasan dan sarung bolong punnsudah trio Unyil selesai dengan cara kekeluargaan, Chanyeol yang di beri sarung oleh Abah dan trio Unyil meminta maaf pada bang Chanyeol dengan sungguh-sungguh. Sekarang trio Unyil sedang berjalan pulang ke rumah selepas sholat ashar, namun justru terjebak di gang sempit bersamaan karena anjingnya Om Yoto lepas! Lagi-lagi Baekhyun yang bikin ulah.

"Si Ujang udah pergi belom?" Tanya Kyungsoo

"Jongiee mau pipis!"

"Sabar dong Kyungja, ini kan mau diliat." Gerutu Baekhyun.

Tadi saat perjalanan pulang, trio Unyil mampir di toko kelontong milik Om Yoto, pria tambun bermata sipit itu memang membuka toko di rumahnya disana ada bahan-bahan dapur dan perlengkapan kamar mandi, kunyit juga ada kok Jongin sering disuruh beli kunyit oleh mbak Airin, katanya buat masker alami yang bikin muka Mbak Airin kuning kayak tai.

Kembali ke asal mula mereka di kejar si Ujang anjingnya Om Yoto. Trio Unyil yang sedang mampir di toko om Yoto itu harusnya beli terigu merek Segikotak untuk diantar ke masjid, kata Abah mau dibuat makanan untuk bukber para bapak-bapak nanti. Namun bukan terigu yang mereka dapat tapi malah permen susu yang kata Om Yoto lagi ada promo, karena puasa itu bulan yang suci dan penuh berkah Baekhyun inisiatif membagi permennya dengan si Ujang yang lagi rebahan di deket pos, namun si Ujang heunteu beuki! kata Baekhyun gitu jadi mereka dikejar dan berakhir terjebak di gang sempit.

"Gara-gara Baekhyun sih!" Ucap Kyungsoo.

"Kok aku? Aku kan berbagi!"

"Daripada ribut mending kita tuker aja permennya sama terigu Segikotak, nanti Abah marah loh." Ucap Jongin menyela.

Baekhyun dan Kyungsoo mengangguk setuju, bisa gawat kalo Abah cari cucu baru dari komplek sebelah.

"Ya udah, kita balik."

◖⚆ᴥ⚆◗

"Adek, anterin bubur kacang ke rumah pak ustadz nih."

Jongin yang sedang bermain dengan Monggu kucing Oren miliknya pun menoleh saat bunda memanggilnya. Jongin berlari menuju dapur dengan semangat meninggalkan Monggu yang makan ikan asin milik bunda, kenapa Jongin semangat? Tentu saja karena ingin melihat dek Lulu sama eumm mas Sehun.

"Sini bunda, adek anterin."

"Jangan sampai tumpah."

Setelah berjalan beberapa menit, Jongin sudah sampai dipekarangan rumah mas Sehun.

"Assalamualaikum pak ustadz, dek Lulu, Bu ustadzah." Panggil Jongin.

"Assalamualaikum."

Jongin tidak menemukan sandal pak ustadz, buk ustadzah dan dek Lulu tapi ada sandal gunung ala-ala cowok keren warna hitam, besar yang teronggok dekat pintu, punya mas Sehun?

"Assalamualaikum mas Sehun."

"Waalaikumussalam."

Sehun keluar dari rumah dengan pakaian santainya namun tetap tidak menghilangkan ketampanannya, kalo kata bunda sih ganteng paripurna! Jongin kan deg degan apalagi sekarang mas Sehun lagi senyum.

"Dek Jongin? Ada apa?" Tanya Sehun lembut, bagi Sehun Jongin itu seperti kapas halus jadi dia harus sangat lembut dan ramah jika berhadapan dengan si manis ini.

"I-ini mas, Nini bawa bubur kacang ijo dari bunda." Ucap Jongin, wajahnya merona dan bicara nya tergagap karena gugup. Siapa yang tidak gugup jika diperlakukan lembut sama cowok seganteng mas Sehun?

"Makasih banyak dek Jongin, sini duduk dulu mas mau ambil mangkuk dulu." Ucap Sehun meninggalkan Jongin yang bernafas lega. Tercekik oleh ketampanan.

Jurnal Ramadhan {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang