Rintik 13: Kenangan Masa Kecilnya

161 32 17
                                    

Family is supposed to be our safe haven. Very often, it's the place where we find the deepest heartache.

- Iyanla Vanzant

❁❁❁

"Tante, sini aku aja yang tuang." Gue meraih gelas dan kembali menuang isinya, kemudian menyodorkan gelas berisi air itu pada Brandon. Gue juga mengambil beberapa tisu untuk mengelap air yang tumpah di lantai.

"Makasih Kak Lala," ucapnya tersenyum pada gue. Walau bisa gue lihat Brandon benar-benar pucat, dia masih berusaha tersenyum dan sopan.

"Ini dari Kakak sama Kak Kendra. Kalau udah sembuh, Brandon baru boleh makan. Jangan lupa makannya bagi sama Kak Brenda ya." Gue menaruh dua plastik itu di atas nakas untuk menaruh beberapa barang lainnya.

"Uwahh, makasih Kak Lala, Kak Kendra."

Gue mencengir mendengar ucapan Brandon. "Hehehehe, sama-sama."

Atmosfirnya enggak enak. Kalau gue dan Brandon enggak buka suara, suasananya benar-benar tegang banget. Gue enggak tahu kenapa Tante Evy─istri Om Hendri─terlihat sangat amat kaget dan enggak berani menatap Kak Kendra. Padahal enggak ada hal apa pun yang Tante Evy lakukan itu salah di mata Kak Kendra.

"Brandon berdua aja sama Mama?" tanya gue pada Brandon karena tampaknya Tante Evy masih belum bisa merespon keberadaan gue dan Kak Kendra.

"Papa lagi jemput Kakak dari rumah, padahal Kakak besok ada ujian di sekolah."

Gue mengangguk-anggukan kepala sambil mengelus rambutnya beberapa kali. "Brandon cepet sembuh, ya."

Kak Kendra ikut mendekat kemudian mengelus puncak kepala Brandon sekilas. "Nanti kalau udah sembuh, kita jalan-jalan sama Kak Brenda sama Kak Lala."

Lalu Kak Kendra menjauh beberapa langkah dan Brandon. "Brandon, Kakak ke depan sebentar, ya. Tante, saya ke depan dulu, ya."

Kak Kendra menatap gue sesaat tanpa bersuara dan gue langsung mengangguk, membiarkan Kak Kendra berjalan ke arah pintu.

Tante Evy menatap punggung Kak Kendra yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu tanpa berkata apa pun. Tante Evy terlihat masih terkejut dan seakan dia enggak punya sepatah kata pun untuk diucapkan pada Kak Kendra.

"La, kamu sama Kendra enggak perlu repot-repot datang ke sini," ucap Tante Evy pelan.

Mungkin, kalau lagi dalam mood yang enggak bagus dan orang lain yang bicara demikian, gue akan tersinggung dengan kalimat itu. Tapi, melihat situasi yang ada dan siapa yang mengeluarkan kalimatnya, gue harus bisa memaklumi atas apa yang telah diucapkan Tante Evy.

"Loh, gak apa, Tante. Kan aku sama Kak Kendra mau jenguk Brandon. Masa jenguk adik sendiri enggak boleh?" ucap gue sambil tertawa pelan.

"Kamu tahu gimana Kendra ke Om," ucap Tante Evy pasrah.

Dari dulu, entah kenapa dan atas alasan apa, Tante Evy selalu merasa enggak enak pada Kak Kendra dan Tante Liana. Padahal semua hal yang ada itu terjadi jauh sebelum Tante Evy ada di kehidupannya Om Hendri.

Gue tersenyum. "Tante juga pasti tahu gimana Kak Kendra dan Tante Liana ke Tante, Brenda, sama Brandon."

"Jadi, Tante enggak perlu ngerasa enggak enak setiap lihat Kak Kendra. Kak Kendra enggak makan orang kok, Tan." Gue berusaha bercanda supaya suasana enggak tegang kaya gini.

"Ma, nanti kalau Brandon udah sembuh, Brandon sama Kakak boleh kan jalan-jalan bareng Kak Kendra sama Kak Lala?"

Gue dan Brandon secara bersamaan menatap Tante Evy untuk menunggu jawabannya. Dan ketika Tante Evy mengangguk, Brandon langsung bersorak gembira.

Playlist: GemercikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang