nomor 1

134 33 0
                                    

*
*
*
*
*

~dimulainya hari penebusan dosa~



"Kau benar-benar tampil berbeda" Jinny berdecak kagum, sempat tidak mengenali léa dengan penampilan barunya.

"Aku terlihat aneh?" Léa bertanya khawatir, dia sebenarnya tidak terlalu suka dengan poni dan rambut pendek nya saat ini. Baginya sangat tidak nyaman, dan dia jadi merasa jelek.

Dia tidak percaya diri.

"Kau terlihat semakin manis" Dita datang untuk memuji, tanpa basa basi Dita langsung memeluk léa. Menyampaikan perasaan rindunya setelah lebih dari 4 tahun tidak bertemu, hanya bisa berkomunikasi lewat ponsel masing-masing.

"Bagaimana kabarmu? " Léa balas memeluk Dita, dia juga merindukan sosok Dita yang berisik. Mereka itu dulunya berteman sangat dekat, hampir setiap akhir pekan bertemu. Semenjak selesai kuliah, mereka mulai mengurusi hidupnya masing-masing. Semuanya berpencar, dan sejak saat itu mereka hanya saling mengabari lewat ponsel.

"Sedikit tidak baik karna harus menjadi back dancer dari artis baru yang banyak maunya" Dita memberengut kesal, kesal yang benar-benar kesal karna harus menjadi back dancer dari artis baru yang banyak mengatur.

"Dia terlalu banyak bicara, memprotes pihak pembuat koreografi yang menurutnya sulit. Padahal kita sebagai back dancer saja bisa melakukan nya, tapi artis baru itu malah tidak bisa. Setelah koreografi nya diubah, dia kembali protes. Katanya bagiannya tidak terlalu menonjol, jadi dia meminta bagian center dalam beberapa detik. Dan setelah diberi bagian itu dia masih tetap protes, katanya koreografi centernya terlalu ribet. Katanya dia jadi kesulitan untuk menghafal, coba bayangkan bagaimana aku tidak kesal kalau dia terus bicara seperti itu?aku jadi terus mempelajari koreografi yang tidak pasti" Dita terlihat benar-benar kesal, wajahnya menunjukkan hal itu.

"Kok bisa dia seenaknya begitu?" Léa bertanya karna bingung, seorang artis baru bertingkah sesuka hatinya? Pasti ada sesuatu.

"Orang tuanya pemegang saham, wajar kan sekarang?" Léa mengangguk setuju, pantas saja.

"Soodam dan Denise mana? Mereka kok tidak menyambut ku?"léa menoleh kesana kemari, mencari keberadaan Denise dan soodam yang tidak terlihat disekitaran bandara tempatnya mendarat.

"Soodam perlu membereskan vila nya dulu, jadi dia pergi duluan. Kalau Denise katanya dia akan datang terlambat dan menyusul kesana, sekarang ini dia sedang mendapat kesulitan dalam meminta izin cuti" Léa yang mendengarnya mengangguk paham, lalu kemudian dia menoleh kearah Jinny.

"Kau tidak merindukan ku?" Léa bertanya pada Jinny, dia sengaja merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan selamat datang dari Jinny.

"Tidak tuh" Jinny menjawabnya dengan wajah dibuat-buat, dia terlihat tidak menyambut pelukan léa untuk waktu yang lama. tapi pada akhirnya dia memeluk léa juga, melepas rindunya.

"Wajahmu terlihat lelah, ayo cepat kita ke mobil" Dita menarik tangan léa kearah mobil milik Jinny, koper yang léa bawa disimpan dibagasi mobilnya oleh Jinny. Lalu setelahnya mereka bertiga masuk ke dalam mobil dan menunggu perjalanan yang cukup lama untuk sampai ke vila keluarga nya soodam.

"Katanya artis yang dibackdancerin sama dita baru aja meninggal? Itu beneran?" léa bertanya karna terkejut dengan berita yang dia lihat pagi ini, pasalnya orang yang dita bicarakan tadi itu katanya baru saja meninggal. Pagi ini di rumahnya, dengan dugaan sementara bunuh diri.

"Masa sih? Kok aku ga tau?" Dita terlihat terkejut, tangannya langsung bergerak cepat melihat-lihat pesan di ponselnya. Dan benar saja, beberapa teman back dancer nya mengabarinya, mengabarinya kalau artis yang mereka backdanceri itu baru saja meninggal.

The Secret ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang