prolog

3.5K 117 9
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-

A mio fratellino, Luca.

Sebagai kakakmu aku memang sangat bodoh. Sekarang aku sedang melarikan diri. Faksi Xandro yang mengejarku karena kesalahan besar yang aku lakukan terlalu berbahaya untuk aku hadapi berdua bersama putriku, tentu saja aku tidak ingin suatu hal terjadi padanya. Keterlibatan putriku pada masalah ini adalah hal yang tidak pernah bisa aku bayangkan. Dengan belas kasihan darimu, fratellino, tolong jaga putriku selagi aku pergi. Dirimu pastinya mempunyai tempat teraman bagi keponakannya yang manis. Aku percayakan Irene padamu.

Da tuo fratello, Arthur.

"Arthur Kim Mallory!!!"

Selembar surat tak bersalah remuk tak berbentuk di atas lantai akibat genggaman erat. Di waktu yang bersamaan datang seorang pemuda bertubuh lebih kecil dari arah pintu dengan setelan berjas hitam, ia masuk ke ruangan setelah mengetok pintu tida kali.

"Boss, ada seorang perempuan di gerbang utama yang sedang mencari anda."

Rupanya bersamaan dengan tibanya surat yang barusan ia terima, sosok tamu yang di maksud juga telah sampai. Mungkin terkesan kuno, tapi sistem surat menyurat menggunakan burung merpati terlatih masih kakak beradik ini gunakan di era modern yang serba digital.

Tanpa mememutar kursi menghadap bawahannya, ia yang masih geram berkata, "Derick, gerbang utama."

Tak berlangsung lama, beberapa detik kemudian kaca jendela yang terpampang lebar di hadapannya itu berubah layaknya sebuah layar komputer seluas dinding. Memaparkan isi kamera pengawas yang ada di gerbang utama mansionnya yang rupanya sudah ada gadis kecil dengan tas punggung dan tas jinjing yang lebih besar di samping tubuhnya.

"Apa yang harus kami lakukan pada tamu?"

"Bawa saja ke kamar terjauh dari ruanganku."

Pemuda tadi mengangguk hormat. "Baiklah. Kalau begitu saya izin melaksanakan perintah, Boss."

Seperginya pemuda tadi, ia yang sekarang sudah sendirian lagi di ruangan semakin mendekatkan diri ke kaca dengan memaparkan video cctv dari perempuan kecil  yang sedang berhadapan dengan bawahannya. Dengan tenang ia duduk menyilangkan kakinya dan melipat lengan di depan dada.

"Derick, fokus pada wajahnya."

Wajah manis gadis itu membesar di layar. Dari sana terlihat jelas raut wajahnya yang gelisah. Kulit putihnya memucat. Mungkin para penjaga di sana membuatnya ketakutan karena terlihat seram. Ketika berbicarapun bibirnya sedikit bergetar.

HUN's Baby || HunReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang