_
"Uncle, aku berangkat!"Irene tergesah-gesah untuk berangkat ke sekolah. Ia bahkan memakai sepatunya sambil berjalan cepat. Walau sebenarnya hari masih terlampau pagi untuknya berangkat ke sekolah sekarang.
"Makan." Ucap Sehun singkat.
"AAAAAA!!" Irene terduduk saking kagetnya. Sehun hanya memakai jubah mandinya dan tiba-tiba muncul di hadapan Irene. Irene tentu saja terkejut dibuatnya. Untung saja tidak jantungan. "Uncle mengejutkanku, tau! Dan apa-apaan itu. Bahkan jubah mandi Uncle saja berwarna hitam, hih."
"Sana. Makan." Sehun berusaha selembut mungkin menarik tangan Irene hingga keponakannya berdiri.
"Jika aku tidak cepat berangkat, aku akan terlambat. Rumah Uncle ini jauh dari jalanan, halte bus juga sangat jauh, aku harus berlari sangat lama jika ingin sampai di sekolah tahu!"
Apa Sehun terlihat semiskin dan sepelit itu di mata Irene? Mengapa gadis kecil ini bisa berbicara begitu seolah-olah Sehun tidak akan mau merepotkan diri hanya untuk mengantar keponakannya ke sekolah. Sungguh, Irene benar-benar sesuatu bagi Sehun.
"Kau makan, little girl." Sehun memaksa Irene untuk ke meja makan. Ia memegang kedua pundak gadis yang kebingungan atas tindakannya ini lalu mendorongnya hingga terduduk di kursi. Tanpa berkata apa-apa lagi Sehun pergi dari sana.
Di meja makan telah terhidang menu-menu makanan yang Irene tahu hingga yang ia tak tahu namanya. Meja marmer berwarna gelap tersebut penuh oleh makanan, padahal Irene hanya seorang diri, tapi hidangannya seakan mengajak orang sekomplek makan bersama.
"Selamat pagi, Nona."
Irene kembali di kejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Bedanya kali ini seorang wanita paruh baya yang muncul.
"Se-selamat pagi." Irene merundukan kepala begitu menyapa wanita tersebut.
"Saya sudah menyiapkan sedikit hidangan untuk anda. Semoga anda menyukainya."
"Ahaha iya. Saya pasti akan menyukainya." Jawab Irene dengan kikuk. "Sedikit katanya, ya."
"Kalau begitu saya permisi."
Irene ragu-ragu untuk memakan hidangan di hadapannya sekarang. Ia terlalu ragu dalam memilihnya. Sumpah demi apapun hidangan ini terlalu banyak bahkan untuk orang sekomplekpun.
"Mungkin aku pilih roti saja. Aku memang suka beberapa hidangan ini, tapi jika hidangan sebanyak ini aku cicipi semua maka akan terbuang sia-sia. Dan tidak mungkin juga aku memakan semuanya. Memang roti adalah pilihan yang paling baik dan jika aku begitu maka semua hidangan ini bisa dinikmati oleh seluruh orang dirumah ini. Tentunya Uncle juga."
Irene tersenyum dan sesekali bersenandung. Ia mengolesi 4 roti tawarnya dengan selai strawberry hingga bertumpuk. Lalu setelah selesai langsung ia lahap. Strawberry memang yang terbaik!
KAMU SEDANG MEMBACA
HUN's Baby || HunRene
RomanceIrene Mallory, ketua cheerleaders yang cantik tiada tara dan pintar tak terkira. Siapa sangka, si primadona sekolah ternyata tinggal bersama Boss Mafia berbahaya bernama Sehun Angelo De Luca. 🔞🔞 HANYA TERUNTUK HUNRENE SHIPPER‼️