05. uncle, berat.

1.5K 98 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



_


"Terlalu menyeramkan. Itu tadi siapa Leader!!!!? Kenapa bisa ada di sini?" Yelis berucap dengan bibir bergetar. "Mirip seperti psikopat."

"Lebih seperti pembunuh berantai!"

"Itu-" Joy meneguk ludahnya susah payah, "-Apakah yang menetes dari lengannya itu adalah darah? Darah sungguhan!?"

"Pria itu terluka parah, Irene!" Pekik Serra setelah terbangun dari keterkejutannya.

"Apa tidak masalah membiarkannya begitu saja?" Tanya Wendy dengan wajah pucat. "Darahnya sangat banyak hingga kemejanyapun jadi basah."

"Aku rasa itu bukan darahnya, deh?"

"Se-sepertinya aku akan menjenguk Uncle-ku dulu. Kalian pergilah ke ruangan dipojok sana. Itu kamarku!" Irene yang masih gemetaran segera berlari menyusul Uncle-nya yang berdarah tersebut.

"Uncle?" Beo Yelis dan teman-temannya yang lain.

Sementara itu Irene dengan cepat menaiki tangga walau tangan dan kakinya kini sudah dingin bagai mayat hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu Irene dengan cepat menaiki tangga walau tangan dan kakinya kini sudah dingin bagai mayat hidup. Jangan bilang darah tersebut adalah darah segar milik Uncle-nya yang ia dapat karena berkelahi melawan bawahannya yang memberontak.

Begitu ia masuk ke kamar Uncle-nya, pria dominan tersebut tak berada di sana. Mengabaikan aroma maskulin yang begitu kuat, Irene membuka kamar mandi pria itu yang juga bernuansa suram. Irene celingak-celinguk lalu matanya sontak membola begitu menemukan di mana Sehun berada.

 Irene celingak-celinguk lalu matanya sontak membola begitu menemukan di mana Sehun berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HUN's Baby || HunReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang