Keenam anak itu menyelesaikan belajar kelompok ketika senja telah datang, ketiga anak tersebut memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
______________________________________________________________
Jong woon sampai di rumahnya dengan perasaan campur aduk, dia melamun di atas motornya ketika menerawang kejadian tadi. Setetes buliran bening tiba-tiba mengalir di kedua pipinya, dia segera menghapus air mata itu saat mendengar suara pintu utama terbuka.
Jong woon tersenyum lembut pada sosok yang kini menghampiri dirinya, memeluk tubuh itu ketika hatinya tidak baik-baik saja seperti ini. Orang yang tidak lain adalah ibunya itu berusaha membelai punggung sempit tersebut dengan gerakan naik turun, dia tahu bahwa anaknya ini pasti memiliki hari yang kurang mengenakkan.
Mrs. Kim meminta anaknya untuk segera mandi karena hari mulai gelap, sementara dia akan menyiapkan makan malam.
Langkah jong woon terlihat lesu ketika memasuki kamarnya, dia menatap sendu pada sebuah foto lama yang berada di dompetnya. Meraba foto itu tepat di wajah orang tersebut, senyuman lembut dia berikan saat kenangan-kenangan lama mulai memenuhi pikirannya lagi.
Misinya kali ini lebih penting daripada perasaannya, dia ingin mengembalikan semuanya seperti sedia kala.
Jong woon melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak butuh waktu lama hingga kini tubuh yang hanya terlilit handuk itu menuju ke arah almari pakaian. Memilih baju yang sesuai keinginannya malam ini, tersenyum sebentar ketika mengingat wajah anak yang sejak tadi mencuri perhatianku.
Malam ini hanya jong woon dan ibunya yang ada di meja makan karena mr. Kim sedang menghadiri acara makan malam bersama teman lamanya, mrs. Kim memang tidak ingin ikut karena hari ini dia sedang dilanda rasa malas.
"Baby, jika kamu tidak sanggup maka tidak usah dilanjutkan" jong woon menggenggam hangat jemari sang ibu sembari tersenyum manis, dia meyakinkan mrs. Kim lagi bahwa dirinya bisa melakukan hal ini.
Mrs. Kim mendesah pelan ketika anaknya sudah bertekad seperti ini, jong woon itu mempunyai sifat keras kepala yang sama persis dengan ayahnya. Terkadang mrs. Kim harus memijat keningnya ketika sifat ini mendominasi keadaan suami dan anaknya.
***
Hari mulai berganti lagi, pagi ini jong woon bersiap-siap ke sekolah. Tubuh itu berdiri di depan cermin untuk melihat penampilan dirinya yang kini sudah lengkap memakai seragam sekolah.
Perfect
Pujian yang dia berikan untuk penampilannya sendiri saat ini, tangan mungil itu mengambil tas backpack miliknya sebelum keluar dari kamar.
Langkah kakinya dengan cepat menuruni satu per satu anak tangga, tersenyum cerah ketika melihat sang ibu tengah menata makanan di meja makan.
"Good morning, mom" ciuman sekilas diberikan jong woon di pipi sang ibu, ini adalah hal yang selalu dirinya lakukan. Matanya berbinar ketika melihat sarapan pagi ini, sejenak bibir itu bertanya pada sang ibu tentang keberadaan ayahnya.
Mrs. Kim hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan anaknya tersebut membuat jong woon tersenyum geli, dia tahu bahwa sang ayah pasti mabuk berat tadi malam dan pagi ini belum terbangun dari tidurnya.
Tawa itu terhenti saat mendapati tatapan tajam ibunya yang terasa mengerikan sekarang, dia tidak ingin terkena masalah jika terus tertawa.Setelah selesai makan, maka kini jong woon izin untuk pergi ke sekolah. Dia mengendarai motor dengan santai, earphone yang terpasang di kedua telinganya cukup menjadi alasan rileks saat berangkat ke sekolah.
Mata itu menatap pada sebuah toko baju yang menyediakan perlengkapan anak-anak, ingatannya kembali pada sosok anak perempuan yang kemarin dia temui.