"Tidak pernah, mungkin paman salah ingat" jong woon tersenyum, namun kyuhyun seperti tidak percaya hanya saja dia enggan untuk mencari tahu lebih lanjut.
_______________________________________________________________________________
Saat telah selesai makan siang, jong woon membagikan alat seperti earphone pada para sahabatnya. Hal ini tidak luput dari pandangan kyuhyun, dia heran kenapa remaja manis ini melakukan hal tersebut. Kyuhyun mendekati jong woon saat remaja ini tengah mengambil tasnya untuk pergi dari cafe ini, sementara itu semua sahabatnya sudah berjalan lebih dulu ke halaman parkir cafe ini.
“Kenapa kamu membagikan alat itu ke mereka?”
“Kami ingin menyelidiki kematian murid-murid di sekolah, paman. Menurutku itu tidak wajar, bahkan korbannya adalah murid laki-laki. Bukankah itu masuk dalam hal yang dicurigai? Kenapa targetnya murid laki-laki, sedangkan di sekolah banyak murid perempuan juga?”
“Kamu benar, kalau begitu kita bisa bekerja sama. Ini kartu namaku, kamu bisa menghubungiku jika mengetahui hal sekecil apapun” jong woon menerima kartu nama itu, matanya terpaku saat melihat nomor telepon yang tertera disana.
Nomornya masih sama ternyata
“Terima kasih, paman. Aku permisi dulu” kyuhyun mengangguk, dia mengikuti jong woon dari belakang. Matanya tidak pernah lepas dari tubuh remaja manis ini, semakin diperhatikan maka hati kyuhyun semakin berdebar. Dia memegang dadanya yang tiba-tiba merasakan hal aneh, pikiranya kembali ke satu hal yang selama ini mengganggu dirinya.
Siapa kamu sebenarnya?
***
Di perjalanan, jong woon hanya diam sembari melihat jalanan yang padat. Dia bahkan tidak mendengarkan jika doyoung berbicara sedari tadi, tepukan di betisnya membuat jong woon tersadar jika mereka sudah sampai di rumahnya.
Jong woon mengucapkan terima kasih pada sahabatnya ini karena telah mengantarkannya dengan selamat, sebuah senyuman manis serta anggukan dilakukan oleh doyoung.“Apa yang sedang kamu pikirkan? Kenapa kamu melamun?” jong woon hanya menggelengkan kepalanya. Dia masuk setelah doyoung pergi dari rumahnya, langkahnya lesu untuk masuk ke dalam.
Jong woon segera mandi kemudian berbaring santai di kamarnya, dia pandangi kartu nama yang tadi diberikan oleh kyuhyun. Hatinya ragu apakah harus menyimpan nomor itu atau tidak, hingga setelah memikirkannya matang-matang maka kini tangan mungil itu mengetikkan nomor kyuhyun ke smartphone miliknya untuk disimpan.
Dia juga mengirim pesan singkat pada kyuhyun.
“Paman, ini nomorku. Kim jong woon”
Setelah mengirim pesan itu maka mata itu terpejam hingga akhirnya dia tertidur pulas, hingga tidak tahu jika kyuhyun membalas pesannya.
***
Malam ini kyuhyun pulang dengan seorang perempuan yang sudah dikenal oleh seluruh anggota keluarganya, renjun berlari untuk mendapatkan pelukan ayahnya. Hal rutin yang akan dia lakukan ketika melihat ayahnya pulang kerja, dia juga melihat ke samping ayahnya dan tersenyum manis pada perempuan ini.
“Aunty, gendong injun” renjun merengek ketika melihat perempuan ini datang ke rumahnya lagi setelah beberapa minggu tidak terlihat.
“Ryeowook jika kamu lelah, maka duduklah dulu jangan menggendong renjun” perempuan ini menggeleng seraya tersenyum pada kyuhyun, ryeowook tentu dengan senang hati menggendong calon anaknya ini dengan sayang, dia tulus menyayangi renjun sejak dulu.
Pertemuannya dengan kyuhyun hingga mereka menjadi sepasang kekasih, maka ryeowook sudah menyayangi renjun layaknya seorang ibu. Saat keduanya bermain pun maka perasaan renjun menjadi hangat karena dia mendapatkan sosok ibu yang sangat dibutuhkan, namun perasaannya terdalam tetap merindukan sosok ibu kandungnya yang bahkan belum satu kalipun dia temui.