Part 4

244 27 18
                                    


"Tidak apa-apa paman, kami izin pulang dulu" jong woon mengikuti langkah temannya untuk pergi dari rumah ini, sementara itu mata indah milik kyuhyun terus mengamati punggung sempit yang kini telah menghilang di balik tembok.

______________________________________________________________

Malam ini, kyuhyun menemani putrinya untuk tidur karena anak itu merengek takut saat tanpa sengaja telinganya mendengar suara aneh dari luar kamar. Lelaki yang lebih dewasa itu hanya tersenyum jahil pada putrinya karena merasa lucu akan cerita tersebut, dia membuka sebuah buku dongeng kemudian mulai membacakan isi cerita dari buku tersebut.
Biasanya neneknya yang membacakan cerita-cerita tersebut namun sejak dua tahun yang lalu dia jarang sekali meminta dibacakan cerita oleh sang nenek karena dia bisa membaca sendiri.

Pangeran dan ibu berwajah malaikat

Itulah judul cerita yang tidak sengaja kyuhyun ambil dari meja belajar anaknya, dia membacanya dengan nada suara yang lembut namun baru sampai dua halaman, tiba-tiba renjun mengeluarkan suaranya membuat sang ayah menatapnya dengan dalam.

"Daddy, kapan mommy akan pulang dari liburan? Apa kita tidak bisa menjemputnya?" hati kyuhyun lagi-lagi nyeri mendengar kalimat yang sering anaknya tanyakan, dia bahkan tidak tahu dimana ibu dari putrinya ini. Dia hanya bisa memberikan jawaban yang selalu sama, walaupun sangat berat menjadi orang tua tunggal namun dirinya tidak pernah terbebani akan kehadiran renjun karena ada keluarganya yang ikut merawat malaikat kecilnya ini.

"Baby, apa kamu percaya pada takdir? Jika memang kamu ditakdirkan bertemu lagi dengan mommy, maka suatu hari kalian akan bertemu" tersenyum lembut adalah yang kyuhyun lakukan saat ini, dia selalu lembut pada anak serta anggota keluarganya walaupun ketika dia menjadi pemimpin di kepolisian maka sifat ini sangat jarang ditunjukkan.

Anak itu lagi-lagi harus menelan rasa kecewa pada jawaban sang ayah, dia ingin sekali bertemu dengan ibunya. Dia ingin merasakan pelukan seorang ibu, seperti teman-temannya yang lain.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya anak itu tertidur. Kyuhyun mencium lembut kening sempit itu sebelum berjalan keluar, dia merebahkan diri di atas kasur king size miliknya sembari menatap sendu langit-langit kamarnya. Pikiran itu tiba-tiba teringat pada sosok manis yang beberapa saat terakhir ini sering dilihatnya, senyuman bahkan tatapan mata itu seperti mengingatkannya pada seseorang.

Kim jong woon

Itulah nama yang dia ketahui dari bibir anaknya, orang itu membuat kyuhyun ingin mengetahui lebih dalam lagi. Perasaan yang tiba-tiba ini sejujurnya membuat hatinya berdebar, tapi dia segera menggelengkan kepalanya ketika mengingat bahwa saat ini dirinya mempunyai seseorang yang istimewa.

***

Beberapa hari setelahnya, jong woon kembali melihat anak bernama jungwoo itu melamun seorang diri di taman. Niat hati dia ingin menghampiri anak itu namun lengannya lebih dulu ditarik oleh salah satu sahabatnya, dia memaksa jong woon untuk pergi ke rooftop. Percuma jika dia menolak karena tarikan itu lebih kuat dari tenaganya, pandangan matanya menatap sendu pada anak yang masih melamun di taman tersebut.

Setelah sampai di rooftop maka jong woon menatap kesal pada semua sahabatnya, mereka memang tukang pemaksa semua. Keenam anak ini duduk dengan santai sembari menikmati snack serta minuman dingin, jam pelajaran ini kosong karena guru yang bertugas sedang izin tidak masuk maka teman satu kelas mereka saat ini pun sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang ke perpustakaan, ke kantin hanya untuk membeli minuman ataupun snack, ada yang tidur di kelas serta beberapa siswi terlihat memperbaiki make up mereka dan sibuk membicarakan gosip terbaru.

"Jong woon, apa boleh kami semua pergi main ke rumahmu? Rasanya kami semua belum mengetahui dimana rumahmu" jong woon tersedak ketika mendengar kalimat ini, dirinya sangat gugup bahkan tangan kiri itu meremas botol minuman yang dipegangnya. Dia bersyukur bahwa botol ini terbuat dari kaca sehingga tidak terlihat bahwa saat ini benda tersebut menjadi alat untuk meluapkan rasa gugupnya.

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang