Part 6

161 20 39
                                    

Dia melupakan yesung, mom

Tidak, jong woon tidak akan mengatakan ini sekarang karena kyuhyun bukanlah prioritas utama dalam hidupnya saat ini.

______________________________________________________________________________

Pagi ini jong woon tidak mendapati kedua orang tuanya di rumah, sebuah pesan dia baca dengan hembusan nafas berat yang terdengar setelah membaca pesan tersebut. Kedua orang tuanya harus pergi ke jeju untuk menghadiri rapat dengan sebuah perusahan yang ada disana, dari yang dia baca tadi mungkin orang tuanya akan disana dalam waktu tiga hari.

Jong woon pergi ke dapur dan sarapan dengan tenang, suara dari smartphone miliknya berbunyi da itu mengusik ketenangan sarapannya. Jong woon melihat nama si penelepon ini, kemudian dengan malas dia mengangkatnya hingga matanya harus terpejam saat suara orang di seberang sana sangat nyaring.

"Aku di luar" hanya itu kata terakhir yang jong woon dengar, dia kemudian melangkah pelan menuju pintu utama untuk mempersilakan orang tersebut masuk.

"Aku sedang sarapan, jika kau belum sarapan maka ayo sarapan bersama" orang itu kemudian mengangguk dengan senang, kebetulan memang dia belum sarapan karena pagi-pagi sekali dia sudah pergi dari rumah untuk kesini.
Dia ingin mengajak jong woon untuk pergi ke sekolah bersama.

Keduanya sarapan dengan hening, jong woon hanya menatap temannya ini dengan datar. Setelah selesai sarapan kedua siswa ini berangkat ke sekolah, kali ini jong woon tidak membawa motor karena bujuk rayu dari temannya ini.

"Jong woon, apa kamu yakin akan menyelidiki kasus kematian para siswa di sekolah kita?"

"Tentu saja. Doyoung, apakah kamu sungguh tidak pernah melihat ada gerak-gerik mencurigakan dari semua orang di sekolah?" doyoung sedikit berpikir, dia berhenti saat lampu merah. Jentikan di jemarinya menandakan dia mengingat sesuatu, jong woon mendengarkan dengan serius dan menganggukkan kepalanya ketika mengerti siapa orang yang dimaksud ini.

Kedua remaja ini sampai di sekolah dengan kondisi masih sedikit sepi karena bel masuk masih empat puluh lima menit lagi, jong woon dan doyoung duduk di bangku taman yang berada di depan kelas mereka. Jong woon membagikan alat komunikasi berbentuk earphone kepada doyoung, sisanya akan dia bagi ke teman-teman terdekatnya saat pulang sekolah nanti.

Doyoung berdehem dan membuat jong woon menoleh, dia mengikuti kemana arah mata doyoung melihat. Jong woon menatap dengan intens ke arah orang tersebut, dilihat dari sikapnya memang sedikit aneh karena selalu membawa pemotong kuku dan parfum beraroma green tea. Mereka mencurigai orang ini sebagai pelaku dari pembunuhan misterius di sekolah ini, langkah jong woon terhenti untuk mendekati orang ini ketika melihat sosok yang tidak asing untuknya.

Kyuhyun

Jong woon kembali duduk di samping doyoung, menyibukkan diri untuk membaca buku yang sebenarnya tidak dia baca. Matanya melirik ke sepatu hitam yang berdiri di depannya, tidak ingin mendongakkan kepalanya namun suara bass itu mampu membuatnya mencaci dirinya sendiri.

"Apa kamu terbiasa membaca dengan tulisan terbalik?" kalimat ini kembali terulang karena jong woon tidak juga merespon pertanyaannya.

"Iya" jong woon menjawab tanpa memperhatikan orang di depannya, dia memasukkan buku ketika lima menit lagi bel masuk kelas berbunyi. Dirinya bisa mendengar suara riuh dari si kembar yang sejak tadi berada di belakang kyuhyun, mencoba mengabaikan semua orang maka jong woon berjalan ke kelasnya.

"Ada apa paman kemari?" doyoung bertanya karena bingung dengan lelaki di dewasa di depannya ini, sejuta pertanyaan muncul di otaknya.

"Aku ditugaskan menyelidiki kasus pembunuhan di sekolah ini" ketiga remaja ini mengangguk paham, suara jaemin membuat fokus keempat lelaki ini teralihkan. Nafas yang tersengal-sengal ini menepuk keras bahu jeno sebagai pelampiasan rasa kesalnya, mendapat serangan seperti ini membuat jeno tidak terima hingga akhirnya mereka beradu argumen.
Kyuhyun meninggalkan mereka untuk menuju lokasi ditemukan mayat yang akan menjadi langkah awal dalam penyelidikannya.

You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang