Nathan membawa senampan berisi obat oles, beberapa lembar kain, serta semangkuk kecil air bersih. Tak luput juga beberapa baju bersih yang ia ambil dari gudang tahanan. Ia tak sanggup melihat keadaan Sean yang kacau balau.
"Aku kembali." Nathan meletakkan nampan itu di atas dipan bata. Tangan kanannya merogoh saku mantel yang ia kenakan, kemudian mengeluarkan beberapa lembar roti dari sana.
"Maaf, hanya ini yang bisa ku bawa. Jam makan malam telah usai sehingga aku tak bisa membawakanmu makanan beratー"
"Tak apa, Nathan." Sean memotong perkataan sipir itu sembari menyunggingkan senyum sebisanya. "Ini sudah lebih dari cukup. Terima kasih."
"Kau tak perlu mengatakannya, Tuan." Ucap Nathan dengan senang hati kala ia melihat senyuman indah dari lawan bicaranya. Tampaknya keadaan pria itu kian membaik.
"Maaf terkesan lancang, bolehkah aku melepas kemejamu untuk mengobati luka-luka itu?"
Lagi-lagi Sean tersenyum, lalu mengangguk pelan. Seumur ia hidup di dunia ini, tak ada seorang pun yang meminta persetujuan darinya, terlebih lagi ketika mereka ingin melakukan sesuatu pada tubuhnya.
Baru pertama kali ini dia diperlakukan selayaknya manusia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chanson d'exil [namjin]
FanfictionNathan, seorang pria yang bekerja sebagai sipir tahanan mendapati ruang sel yang ia jaga tidak kosong seperti biasanya. Selnya kedatangan penghuni baru, seorang pria separuh bangsawan. Konon katanya ia dijebloskan karena tuduhan menyukai sesama jeni...