Chapter 06

424 52 3
                                    

Entah kenapa pagi ini terasa lebih hangat dari kemarin. Mentari pagi menyusup di antara sela-sela jendela yang tertutup kain. Hembusan angin menerpa gorden jendela dan memberi sensasi menyejukkan, membuat Jian masih terbuai oleh lelapnya.

Jimin memasuki kamar yang memang sudah didedikasikan untuk Jian. Aroma yang tadi sejuk dan berbau pinus digantikan dengan aroma musk khas pria itu.

Jimin mendekati ranjang dimana Jian masih menutup kedua matanya, kemudian duduk di sisi kosongnya. Ah, sungguh, Jian terlihat sangat cantik pagi ini, hingga membuatnya terjatuh pada pesona gadis itu.

Anak rambut Jian berterbangan oleh hembusan angin dari jendela, sehingga menutupi wajahnya. Jimin dengan lembut menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik itu. Dan sekarang ia bisa menatap Song Jian sepenuhnya. Cantik. Ia menatap Jian dengan tenang, sampai ada pergerakan dari Jian yang menandakan gadis itu akan segera bangun.

Jian meregangkan tubuhnya, barulah ia membuka matanya dan sedikit mengucek matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah Jimin. Pria jahat yang memisahkannya dengan sahabatnya. Namun setelah disadarkan oleh realita, Jian segera turun dari kasur dan menjauh dari Jimin.

"Hai, Ji?" sapa Jimin hangat—sehangat mentari pagi ini. Sebelumnya, ia tidak pernah menyapa seorangpun dengan sehangat ini. Sungguh.

Jian tidak menjawab, tetapi sorot matanya menandakan kebencian yang mendalam dan Jimin sangat tahu itu.

Jimin tersenyum. "Tenang saja, temanmu itu berada di tempat yang aman dan dia baik-baik saja," jelasnya, lalu berdiri hendak meninggalkan Jian sendiri.

Jian termangu sebentar, di pikirannya hanyalah; apa Taehyung benar-benar baik-baik saja, setelah hal kemarin terjadi? Hei, tentu saja tidak mungkin! Jimin adalah seorang pria yang licik, jadi tidak mungkin dia akan membiarkan Taehyung begitu saja, apalagi setelah penghinaan Taehyung kemarin. Jian sendiri meyakini bahwa Jimin sangat marah dan akan melakukan sesuatu kepada Taehyung

Tak! Jimin menjentikan tangannya membuat Jian sedikit terlonjak.

"Percayalah padaku, Ji, Taehyung baik-baik saja. Lebih baik kau segera membersihkan diri, kau tidak boleh melewatkan sarapanmu," ucap Jimin. Setelah itu barulah ia benar-benar meninggalkan Jian sendiri di kamar.

Jian berjalan kembali berbaring di ranjangnya. Pikirannya masih kacau akan kemarin, dan sekarang, Jimin bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa. Brengsek.

Apa yang akan terjadi selanjutnya, Jian benar-benar terjebak oleh Jimin dan ia menyesali perbuatannya yang menjadi sok pahlawan malam itu. Seharusnya ia menghubungi polisi, bukan malah mengahdapi mereka seorang diri. Sial, mengapa aku jadi mempersulit diri sendiri seperti ini?

Jian memukul kepalanya gemas. Benar-benar bodoh!

Jian bangun dari kasur dan menggulung rambutnya asal. Ia berjalan menuju walk in closet, lalu melihat isi dalam lemari dan mengambil asal baju dari dalam sana; dress selutut dengan bahan soft berwarna peach. "Kurasa ini cocok untukku," gumamnya.

 "Kurasa ini cocok untukku," gumamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang