10.Turun?

59 3 0
                                    


🐧
Happy reading


Dua minggu setelah Ujian Nasional kami semua kembali masuk untuk melihat nilai kami.Selama itu juga hubunganku dengan Gesang masih backstreet.Tidak lama Bu Ajeng wali kelas kami masuk sambil membawa kertas yang kuyakini berisi hasil ujian kami.

Sebelum beliau menempelkan hasil ujian di madding kelas,beliau membacakan nama siswa yang masuk 5 besar.”Siswa yang mendapat posisi kelima di kelas ini adalah Yoga Setiawan,posisi ke empat Leara Elisa,posisi ketiga Ardana Cahyono,posisi kedua Anneliese Agista,dan posisi pertama diraih oleh Amalthea Emely”

Deg

Thea diatasku?bagaimana ini?kenapa aku ingin menangis?tidak aku harus tahan.Setidaknya sampai dirumah?

”Aaaaaa…..demi apa sih gue peringkat satu di kelas huwaaaaaaa Anne Lea gue seneng banget,"sorak Thea yang menunjukkan betapa bahagianya dia. Aku hanya tersenyum simpul karena sejujurnya aku sedikit tidak terima posisiku digantikan oleh temanku sendiri.

Tanpa ku sadari Leara memukul lengan Thea seolah menyuruhnya berhenti bersorak ketika melihat wajahku yang lesu.

“Ehh...itu Anne,maksud Thea ga kayak gitu kok,"Lea yang mengerti berusaha menghiburku.

"Iyaaa..bener Ne,sorry gue ga bermaksud ka...”

Belum selesai Thea berucap,aku langsung memotongnya.“Kalian ngapain sih,baguslah Thea dapet peringkat satu ga sia sia kita belajar bersama,”aku berusaha meyakinkan kalau aku baik baik saja dengan menunjukkan senyum manisku.

"Anne lo baik banget sih baper deh gue,"ucap Thea sembari memelukku dari samping kemudian disusul Lea.

Kami bertiga pun berpelukan sampai suara serak menyadarkan kami.
"Woiii.....dah kayak teletubbies ae lo bertiga.Ini Tinky ni Dipsy ni Laa Laa lahh kurang satu dong.Aaa gue tau gue aja yang jadi si Po ye nggak,"kata Dipo teman sekelas kami yang selalu heboh dengan tangan yang sudah bersiap ikut berpelukan.

"DIIIPPPPOOOOOO,"teriak kami bertiga."Lo mau ikut berpelukan?iya?!ayuk sini tapi jangan marah kalo pulang gue dandanin lo kayak tante tante"

"Ceilah Thea gitu aja emosi,hidup tu bawa santai aja man,"sahut Dipo dengan wajah tengilnya.

"Hehh....apa man men man men.Nama bapak gue gausah dibawa bawa dong Po!!"giliran Lea yang terpancing oleh Dipo.Sabar ya Po

"Aduin aja ke om Rohman Le biar sekalian dibotakin tuh si Dipo,dahh yuk guys kita pulang.Bye byee Dipo,"akupun mengajak Lea dan Thea pulang.

"LEE..bilangin pak Rohman gue tunggu jam 5 sore okee,"setelah mengatakan itu Dipo langsung lari menjauh.

"Udah sabar Le,kayak ngga kenal Dipo aja haha iya ngga The"

"Hooh bener"

🐧🐧🐧


Bunda memijit pelipisnya sedangkan ayah hanya diam sambil sesekali melirikku.Aku tidak berani bersuara,hanya mampu menundukkan kepala dan diam diam pipiku basah tanpa kusadari.

”Sudah berapa lama Kak?” apa ini,aku tidak paham apa yang dimaksud bunda.

“Apanya bun?”tanyaku memastikan.

“Kamu sama Gesang udah berapa lama?” sontak aku mendongakkan kepalaku.“Emmm….baru satu bulanan bun,”terdengar bunda menghela nafas sedangkan ayah sudah beranjak meninggalkan kami berdua.

”Baru kak?sekarang bunda tanya sebelum ini kakak pernah bohong apa lagi sama bunda?”tanpa pikir panjang aku langsung menggeleng.

“Trus kenapa sekarang kakak bohong,kakak tau akibatnya kalau bohong  sama bunda?”suara bunda sedikit meninggi sedangkan aku masih belum mengeluarkan suara dan hanya mengangguk.

”Jujur bunda kecewa karena kakak bohongin bunda,bunda juga kecewa nilai kakak kalah sama Thea,"semarah marahnya bunda tapi bunda belum pernah sedingin ini sebelumnya.

“Maafin Elis bunda,"sahutku lirih.Kemudian bunda mengelus rambutku dan sudah memberiku senyum hangatnya lagi lalu pergi menyusul ayah.Yaaa..bunda sebaik itu memang.Tapi aku tanpa berpikir telah membohongi bunda dan ayah.


Aku termenung di kamar memikirkan kata kata bunda,namun di satu sisi aku takut menyakiti Gesang.Apa aku akan tetap membohongi bunda atau aku harus melepaskan Gesang dan menuruti kata bunda.Suara ketukan pintu membuatku menoleh dan mendapati Lenka berdiri disana.

"Woi sistah gue masuk ye,"tanpa menunggu persetujuanku Lenka masuk dan duduk disebelahku.

"Bunda sama ayah udah tidur Len?"

"Tau deh orang gue dari kamar,gue tau lo butuh temen curhat kan?ngaku lo,gausah sok kuat dehhh"

"Gue bingung Len,dulu aja pengen cepet gede biar bisa punya pacar tapi ternyata cinta pertama gue ga semulus itu,"aku mengeluarkan sedikit demi sedikit uneg-uneg ku pada Lenka.Meski dia menyebalkan tapi dia bisa jadi tempat curhat terpercaya.

"Ooo...kakak gue dah ngerti cinta ni ceritanya,"ledek Lenka sambil menoel pipiku.

"Gatau juga sih sebenernya,yang gue rasain gue nyaman banget sama Gesang dan.....gue takut kehilangan dia,"lanjutku semakin melirih.

"Ikuti kata hati lo aja,besok minta maaf sama bunda gue yakin bunda ga akan marah lama lama apalagi lo 'tuan putri kesayangannya'"

Kemudian kami berdua tertawa dan berpelukan.Aku meminta Lenka untuk tidur bersamaku malam ini.Tak perlu waktu lama,suara dengkuran pun terdengar dan kulihat Lenka sudah terlelap.Berbeda denganku yang masih memikirkan masalah itu.

Aku memang masih pemula soal cinta.Entah rasa ini hanya sekedar suka atau benar cinta.Namun mengapa hanya mendengar namanya bisa membuat jantungku berdebar bahagia?

Kebingungan saat ini kujadikan sebagai tangga untuk mendatangkan tawa.Karena aku juga ingin berjuang untuk cinta tanpa ada yang kecewa apalagi terluka.

Tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 01.23 aku segera memejamkan mataku berharap kantuk segera tiba.Dan pikiran ini dapat terjeda paling tidak sampai pagi menyapa.







................
Fyuhhh.... Sabar masih permulaan.Masalahnya belum banyak biar ga jadi pikiran.Mending mikirin Anneliese aja iya kan?Hehe;')

See U Next Chapter ya guyss🙌
Vote dan Komen jangan lupa🐧🔥
TYSM:))))))💖

GeulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang