3

637 64 0
                                    

(7th day)

"Panas sekali~ kenapa juga kipasnya tidak berasa?"

Ia mengipaskan tubuhnya dengan kipas tangan, hari ini sangat panas sekali.

"Aku mandi saja, lagian aku belum mandi."

Bersenandung menuruni tangga, ia melihat ibunya sudah berdandan cantik.

"Mau kemana bu?"

"Mau bertemu dengan teman-teman ibu."

_Pasti teman sosialita._

"Hati-hati bu."

"Jaga dirimu juga ya."

Ia melanjutkan lagi langkahnya ke kamar mandi, ngomong-ngomong dia tidak melihat keberadaan Jeno. Apa mungkin dia sedang keluar?

"Masa bodoh, aku tidak perduli."

Membuka pintu kamar mandi, ia langsung ke arah wastafel, bercermin mengecek bagaimana wajahnya.

"Untung saja tidak ada jerawat, masih aman."

Sret

Tring

"Eh?"

Mulutnya terbuka lebar, Jeno di kamar mandi. Terlihat tubuhnya dibaluti handuk, ia langsung berbalik untuk tidak melihat Jeno.

"M-maaf aku tidak tahu . . . kau d-di kamar mandi."

"Lagipula aku sudah selesai, kau bisa menggunakannya."

Langsung ia pergi ke arah bathtub, namun melihat rambut basah Jeno yang dibiarkan begitu saja bibirnya tak sadar mengucap.

"K-keringkan rambutmu. Nanti masuk angin."

Grin

"Kalau kau mau, keringkanlah rambutku."

"H-HAH??"

Melihat bagaimana Jeno menunggunya, rasanya juga tidak tega.

"Hah~ baiklah, hanya kali ini."

Ia mendekati Jeno, menerima handuk kering itu lalu mengusap rambut Jeno.

_Setidaknya dia tidak sejahat seperti yang dia lakukan sebelumnya.

Bukannya aku merasa sakit hati, tapi aku tidak bisa-_

Ia terkesima oleh wajah Jeno, melihat dari jarak sedekat ini sangat tidak baik untuk dirinya.

Bagaimana mata tajam itu, hidung mancung, rahang tegas, semua yang ada pada diri Jeno sangat sempurna.

_Hah?_

Tersadar ia menjauh dari Jeno, lalu melemparkan handuk itu pada Jeno.

"Ini tidak benar, aku harus mandi."

"Jaemin?"

"Cepatlah masuk! Kau akan kedinginan!"

Sret

Dengan cepat ia menutup tirai itu. Mendudukan dirinya di dalam bathtub, mengusap wajahnya yang memerah.

_Tidak bisa . . . aku tidak bisa._

To be Continue

- Din.

𝘽𝙚𝙝𝙞𝙣𝙙 𝙏𝙝𝙚 𝘿𝙤𝙤𝙧 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang