5

543 58 0
                                    

(20th day)

"Ya ampun, lihatkan?? Dasar ceroboh! Kalau sudah tahu hujan, tidak usah memaksakan diri untuk melakukannya."

Apa yang membuatnya marah? Karena kebodohan Jeno ingin menjemputnya tanpa membawa payung.

"Tunggu disini, aku akan mengambil air."

Ia menggeleng pelan, ada-ada saja. Padahal sudah memberitahu Jeno kalau ia akan berteduh karena hujan lebat, dengan kebodohannya malah menjemput tanpa membawa payung.

_Menyakiti diri sendiri . . . untuk apa coba dia melakukannya untukku?_

Membawa baskom ukuran kecil, mengambil sapu tangan dan merendamkannya disana. Memeras pelan, lalu ia lipat dan meletakkan di dahi Jeno.

"Lain kali jangan begitu lagi."

"Aku mengkhawatirkanmu."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Aku tahu kau orangnya seperti itu."

Jaemin membuang muka, "Baiklah, aku akan ke kamarku. Istirahatlah."

Tangannya digenggam oleh Jeno, rematan ia rasakan.

"Temani aku disini . . ."

Ia menutup matanya erat, bukannya ia tak mau. Ia tidak siap melakukannya, harus menjaga Jeno yang tengah sakit. Takut jantungnya berdetak kencang lagi, dan terdengar oleh Jeno.

"Aku-

"Kumohon . . . hanya kali ini."

_Kau semakin membuatku bimbang Jeno._

Akhirnya ia menyerah dan menuruti permintaan Jeno.

"Baiklah, hanya kali ini."

Jeno menariknya ke sebelahnya, mengajak Jaemin berbaring.

"Maaf atas keinginanku ini, merepotkanmu?"

Jaemin menggeleng, "Tak apa, istirahatlah. Aku akan menemanimu sampai kau tertidur."

"Tetaplah disini Jaem."

_Apa maksudmu Jeno?_

To be Continue

- Din.

𝘽𝙚𝙝𝙞𝙣𝙙 𝙏𝙝𝙚 𝘿𝙤𝙤𝙧 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang