6

502 54 0
                                    

(25th days)

'Selamat siang~'

'Teman-teman Jeno ya? Silahkan masuk!'

Jaemin menghela nafas panjang, teman-teman Jeno datang untuk kerja kelompok. Dan kebanyakan mereka adalah perempuan.

'Jeno~ aku tidak paham ini~'

'Ini menggunakan rumus . . .'

Jaemin menggeleng pelan, dasar perempuan genit. Mau menghindar tapi ibunya menyuruhnya untuk membantu membawakan makanan kepada mereka.

"Ibu tahu sendiri kan aku tidak suka keramaian?"

"Apa salahnya? Kau harus berubah, jangan di kamar terus."

_Permasalahannya adalah, aku tidak mau bertemu Jeno ibu!_

"Cepat antarkan sana."

"Baik-baik . . ."

Ia membawa kue kering dan lemonade buatan ibunya, mencoba bersabar untuk menghadapi mereka.

"Ini, silahkan."

"Terima kasih~"

Jaemin kembali ke dapur, menaruh nampan dan pergi untuk ke kamarnya.

Cklek

"Fuh~ rame."

Sebenarnya ia tidak masalah, hanya saja tidak terlalu suka bagaimana perempuan-perempuan itu menempel pada Jeno.

'Tante~ apakah aku dengan Jeno serasi?'

'Tentu saja! Kalian pasangan yang sangat serasi, cantik dan tampan!'

Deg!

Jleb

"I-ibu . . ."

Ia menutup telinganya erat, ibunya mengatakan itu. Berarti jawabannya sudah jelas kan?

Perasaannya tidak berarti, memang tak pantas ada perasaan ini hadir.

"Serasi . . . ya, kalian serasi . . ."

Air matanya mengalir, tak dapat ia bendung lagi.

_Bertahanlah . . . sisa beberapa hari lagi, kau akan terbebas darinya . . . _

To be Continue

- Din.

𝘽𝙚𝙝𝙞𝙣𝙙 𝙏𝙝𝙚 𝘿𝙤𝙤𝙧 | 𝙽𝙾𝙼𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang