Karnaval Seram.

7 1 3
                                    

     "Kara!" seru Mike lalu menghampiri sahabatnya yang bernama Kara itu.

     "Hei Kara, kau mau ikut aku nanti pergi ke karnaval apa tidak?" tanya Mike.

     Kara mengernyit. "Karnaval apa Mike?"

     Mike mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kertas undangan. Di sodorkannya undangan itu pada Kara.

     Dengan ragu Kara mengambil undangan yang telah disodorkan Mike lalu membacanya.

Purchasing pleasures in selling hours of dross.
Here in the land of rebel powers.
Gloriously decorated.
An invitation calls to us.
From the carnival of dazzling night.
So we beat in the door of this flipped world.
Brought here by fate.
Whether the harvest feast of light or a festival of blood.
Time harmonizes laugh and screams.
Death once dead, theres no dying then.
So we gladly swallow time like it's our last breath.
A dizzying flicker, a light that blinds and deceives.
And from the great beyond that voice rings out again.
Here, come inside the castle.
Take everything.

     Kara mengembalikan undangan yang telah ia baca sambil bergidik ngeri. "Bagaimana? Kau jadi ikut?" tanya Mike dengan mata yang berbinar.

     "Sepertinya tidak. Kau tahu Mike, di undangan saja.. sepertinya karnaval itu terlihat seram. Jadi maaf Mike, aku mungkin tidak akan ikut."

     Mike mendesah kecewa lalu ia putuskan untuk pulang ke rumahnya yang terletak di sebelah rumah Kara tempatnya saat ini.

     Melihat Mike yang pulang dengan kecewa, Kara merasa sedikit kasihan. Kali ini ia akan mengubah keputusannya. "Mike! Nanti aku ikut ke karnaval! Tolong jemput aku nanti, ya!" Kara berteriak keras.

     Mendengar teriakan Kara, Mike spontan berbalik. Senyumnya terbit secerah matahari. "Baiklah Kara! Aku akan menjemputmu jam enam lebih seperempat nanti malam!" Mike juga berteriak tak kalah keras.

***

     Kara keluar dengan gaun warna hitam. Di ruang tamu rumahnya sudah ada Mike yang memakai celana jeans panjang dengan kemeja lengan panjang berwarna merah.

     "Bagaimana penampilanku, Mike?" tanya Kara.

     Mike menggeleng. "Ganti. Kamu mau ke karnaval apa ke pemakaman orang sih. Jangan pakai warna hitam pokoknya," komentar Mike mengenai gaun yang dipakai sahabatnya.

     Kara mencebik kesal. Dengan terpaksa ia kembali ke kamar untuk mengganti gaunnya. Tak lama ia kembali ke ruang tamu dengan balutan gaun berwarna merah.

     "Kali ini bagaimana?" tanya Kara malas.

     "Perfect. Warna gaunmu serasi dengan kemejaku. Baiklah, ayo pergi," ajak Mike.

     Dengan malas Kara mengikuti langkah sahabatnya yang sepertinya sangat antusias untuk datang ke karnaval yang menurutnya aneh itu. Ia kunci pintu rumahnya dan memasukkan kunci itu ke dalam tas selempang warna hitam yang dipakainya.

Kumpulan Cerita Pendek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang