Dengan jatuhnya masa skors yang diterima Vach, kini dia pun kembali pada tugas-tugasnya bersama Trigi.
Di pagi hari yang cukup terik membuat Trigi sangat ingin memakan satu ramen pedas sambil terus memantau klien yang akan memberinya satu pekerjaan.
"Wah, aku sangat senang Abrisam bisa kembali, saatnya meregangkan tubuh yang sakit karena terlalu banyak beristirahat. Rasanya semua benda kesayanganku di sini hampir berdebu," ucap Trigi sambil menyeduh satu ramen pedas.
Saat sedang menikmati makanannya, terdapat satu email masuk, dan benar saja itu dari satu klien mereka, namun ada yang berbeda, dia adalah klien baru yang belum pernah memakai jasa mereka.
"Hm, menarik sepertinya. Dia bahkan menawarkan harga yang pasti di sukai oleh Abrisam, jecpot kali ini, karna anak itu gak akan menolak tawaran langka ini."
Trigi masih berbicara melalui email dengan sang klien yang mempunyai inisial Tea. Saat mengetahui misi yang harus di lakukan Abrisam, ia sedikit tersedak, karna hal ini di luar perkiraan Trigi.
"Kavin? Haruskah ku pastikan Kavin mana yang dia maksud?" Trigi mulai meninggalkan ramen pedas kesukaannya, dan mulai fokus dengan klien, jari tangannya terus mengetuk-ngetuk meja dengan gugup menunggu jawaban klien.
"Binggo!" Trigi segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor seseorang.
...
Disebuah ruang bawah tanah sebuah mall terbengkalai yang sangat menyeramkan, siapa sangka terdapat sebuah ruangan mewah yang didekorasi sedemikian rupa, di dalam sana penuh dengan alat-alat unik yang tentunya jarang sekali orang lain punya, bahkan pihak kepolisian dan detektif pun sulit memilikinya. Belum lagi semua alat itu pun dimodifikasi secangih mungkin oleh ahlinya. Ya siapa lagi kalo bukan Trigi, ruangan mewah ini adalah tempat bersembunyi nya pria tampan yang memiliki dua identitas, seorang detektif dan seorang rebel?
"Ah sial!!! Aku baru saja akan mendapatkan rekor game ini. Aish! Siapa yang menelfonku di saat genting seperti ini," ujar Abrisam sambil mengambil ponselnya. Ia melihat nama yang sangat ia kenal ada di sana.
"Kali ini misi apa lagi? Ow phiii dengarkan ini, aku tidak mau jika hanya mendapatkan upah yang kecil dengan misi yang menyulitkan, tidak lagi!" Abrisam terus mengomel mengingat kejadian tempo hari, yang mengharuskan ia berfikir keras untuk menyelesaikan kekacauan yang dia sebabkan sendiri.
"Hei pemarah, dengarkan aku dulu, kali ini aku yakin kau tidak akan menolak penawaranku. Ini mengenai rekan kerjamu, Kavin," jawab Trigi dengan senyum kecil di bibirnya, karena dia tidak sabar dengan respon Abrisam.
Mendengar nama Kavin di sebut, Abrisam pun menegakan tubuhnya dan memasang telinga baik-baik, karena takut ia salah mendengar ucapan Trigi.
"Sebentar, Kavin? kau tak salah orang bukan?" ia mengerutkan dahinya bingung, bagaimana bisa Kavin menjadi kliennya kali ini?
"Kavin mengunakan jasa kita? Untuk apa?" tanya Abrisam bingung dengan maksud Trigi.
"Kau salah, bukan Kavin klien kita, tapi tugasmu berhubungan dengannya. Bagaimana? Tertarik? Dan juga harga yang di tawarkannya sangat besar nilainya untuk tugas yang sangat sederhana ini," jelas Trigi kepada Abrisam.
"Ah jangan bertele-tele, cepat jelaskan tugas apa yang harus aku lakukan kali ini?"
Trigi tersenyum menang karena Abrisam sudah pasti akan menerima tawaran ini, Trigi pun menjelaskan kepada Abrisam, bahwa klien berinisial Tea memintanya untuk menyelidiki latar belakang anak kembar bernama Kavin dan Jelukas, yang membuat Abrisam terkejut adalah bukan hanya menyelidiki latar belakangnya, namun Abrisam juga harus melindungi kedua anak kembar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebel [Brightwin]
Mystery / ThrillerBaginya tiada yang cuma-cuma. Ketika semesta berani menaruh percaya, 2 diantara fakta dan Fatamorgana adalah bagian paling sulit untuk di pecahkan. Bukan dengan rumus Fisika atau pun perhitungan Matematika namun dengan segenap jiwa yang kau kumpulka...