eight

1.8K 177 17
                                    

-imperfect-

Renjun?  Kenapa Renjun ada disini?

Ia sedang merokok di atap bagian barat tadi. Ia tidak sengaja mendengar percakapan mereka sedikit, sampai Jaemin pingsan dan Jeno menggendong Jaemin sambil berteriak ambulance. Renjun dengan cekatan menelpon ambulance untuk membawa Jaemin ke rumah sakit selagi ia diberikan pertolongan pertama oleh petugas medis senior di sekolah.

Hal ini mengguncang Renjun sedikit parah, laki - laki China itu terus menggenggam tangan Jaemin saat Jaemin dibawa memasuki ambulance. Jeno akan menyusul bersama Donghyuck.

"permisi, apakah anda keluarga pasien?" pertanyaan dokter tersebut menyadarkan lamunan Renjun.

"y-ya, saya kakaknya! apa yang terjadi dengannya, dokter?! Apakah parah? Dia baik - baik saja kan?" tanya Renjun sedikit tidak sabaran.

"pasien—"

"Dokter! apa yang terjadi pada Jaemin?!" teriak Donghyuck saat dokter belum menyelesaikan kata katanya.

"siapa?" tanya dokter tersebut, Donghyuck berdecak.

"ck, gausah banyak tanya, jawab aja astaga pak" kesalnya, mendapat cubitan kecil dari orang disebelahnya, Mark.

"baiklah,  diantara kalian, siapa yang ingin berbicara?" nah, dokternya to the point.

"saya dok" ucap renjun

"gak! saya aja" timpal donghyuck.

"aku saja, minggir kau gendut"

"mulut kamu tu ya!!! Aku pokoknya!"

Selagi mereka berdebat, Jeno sudah berjalan duluan mengikuti Dokter tersebut.

"jung sialan jeno!" teriak Renjun dan Donghyuck.
"diam sialan, gigiku sedang sakit" marah kakek - kakek tua sambil memegang pipinya karena mereka terlalu berisik.

"mampus kalian" – mark

imperfect–


"baik nak, silahkan duduk, perkenalkan saya kun, dokter yang menangani pasien" Jeno hanya angguk angguk saja, ia ingin point nya.

"baik, sebelumnya saya akan bertanya. Apakah pasien pernah mengalami sesuatu yang merobek perutnya? seperti belati perak misalnya? "

-imperfect-

Jeno menghela nafas berat memikirkan ucapan dokter tadi, dan didepan sana terlihat Renjun dan Donghyuck tergopoh-gopoh menghampiri tempat Jeno berdiri.

"OI, JAEMIN GIMANA?" cecar Renjun

"ssst, kecilkan suaramu" ucap perawat yang barusan lewat membawa gerobak alat kebersihan.

"saya minta maaf, mulut teman Jeno ini sering bolos kelas tata boga makanya seperti itu" ucap Donghyuck sambil membungkuk 90° kepada perawat yang langsung berlalu dari situ sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dengan kelakuan bocah ajaib didepannya.

"jadi, Jaemin gimana Jen? Apa kata dokter?" tanya Donghyuck ulang.

"ah itu, Jaemin dia anemia, dan perutnya mungkin pernah tersayat sesuatu lalu dijahit, dan tadi jahitannya terbuka karena dia berlari dengan brutal" jelas jeno, pria montok didepannya mengerenyit.

"tunggu, kenapa Jaemin berlari-lari?" tanyanya heran. Renjun menghela nafas bersama dengan Jeno.

"tidak dia hanya–"

"dia menyukai mark" ucap Renjun enteng, Jeno rasanya ingin menguliti Renjun saat ini juga, padahal ia sudah mati-matian memikirkan kata kata lain untuk diucapkan ke pemuda itu, tapi Renjun— ah Jeno kesal.

"hah?! what the f–" Donghyuck menutup mulutnya kaget, ia termundur beberapa langkah kebelakang. Tidak, ia tak menyalahkan Jaemin tapi ia tak menyangka ada yang menyukai tukang cilok seperti Mark.

"seme keduaku menyukai seme pertamaku, wow keren" ucap Donghyuck, Renjun berdecih.

"cih, seme apanya? Jaemin itu uke, uke milik Huang Renjun" Jeno hanya memutar bola matanya malas.

"biaakah kalian tenang?" ucap mark.

"huh baiklah" Renjun merajuk.

"seme pantatku, badan pendek, bagaimana dia bisa berada diatas ketika mengambil pulpen ditangan Donghyuck saja tidak sampai, pinggulnya saja seperti perempuan, cih seme" – jeno

"kau pasti menggibahiku sialan" sungut Renjun.

"tidak, sudahlah. Aku akan masuk menemui Jaemin, bergantian, dokter bilang, tidak boleh berbarengan" ucap Jeno sebelum memasuki ruangan yang hanya diberi anggukan paham.

-imperfect-


"kadang, lebih baik tidak mengingat apapun daripada harus dihantui oleh masalalu" jeno bergumam disamping Jaemin sambil melamun menatap kearah jendela rumah sakit.

Kepala Jaemin bergerak tak nyaman, ia merasa pusing, ia menolehkan kepalanya ke kanan, ia melihat Jeno disana. Jaemin mengangkat tangan kanannya yang tidak diinfus, bergerak untuk menyentuh lengan Jeno, tapi tidak sampai ia hanya mampu menarik lengan seragam Jeno.

"sudah bangun?" Jaemin hanya menganggukan kepalanya pelan mendengar pertanyaan Jeno.

"kupanggilkan dokter sebentar" tak menunggu jawaban Jaemin, ia langsung memencet tombol yang ada diatas kasur.

Jeno keluar ruangan, memberitahu Renjun dan Donghyuck tentang keadaan Jaemin.

"hei, dia sudah bangun"

"HA?! SERIUS?!" tanya Renjun dan Donghyuck bersama, setelah itu mereka saling melempar tatapan permusuhan.

"ya ya sana masuk" usir Jeno. Saat Donghyuck akan berlalu ia menahan tangan pemuda gempal itu.

"mark –hyung mana?" tanya Jeno tanpa melepas pegangan nya pada lengan Donghyuck.

"Beli makan, sudah ah lepas aku mau melihat pacarku" Jeno berdecak lalu melepaskan tangan pemuda itu.

-imperfect-

"jaemin? kamu oke?" tanya Renjun, Jaemin mengangguk dan tersenyum kecil, senyumannya tidak secerah biasanya namun mampu menenangkan seseorang.

"aku tidak ingat , apa yang terjadi?" Jaemin menunjukkan gestur menyilangkan tangannya lalu menunjuk kepalanya dengan telunjuk.

"eh? kau tidak ingat?" Jaemin menggeleng.

"kau tadi—"

Pintu yang terbuka memotong perkataan yang akan Donghyuck ucapkan.

"permisi?"




.
.
.
.
.
.
.
.
.
ΔTBC.....

YO! GA GANTUNG KAN, CUMA DIPOTONG HAHA, SLMT DTG DI PEMBUKAAN. BISMILLAH HETSOT.
OKE MEN, KETEMU DI CHPTR BERIKUTNY, JN LP TINGGALKAN JEJAK MEH, JGN NYUMBANG MATA DOANG NGOK. PERASAAN GUA UPDATE RABU MULU DAH. SORRY FOR TYPO.

.

©wednesday, 19 mei 2021
06.41

(im)perfect | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang