Tak ada anak yg tak sedih melihat kedua orang tuanya berpisah, termasuk yuan.Hari ini sekolah mengadakan lomba puisi antarkelas dan yuan termasuk salah satu pesertanya. Yuan melihat semua orang tua siswa/i lain datang sedangkan dia hanya diwakili supir suruhan neneknya.
"Yuan sedih karna nenek tidak datang ya?" Ucap supir itu, ia memang memanggil tanpa embel embel tuan/nyonya karna mereka sudah sangat dekat
"Tidak paman sehun, yuan iri dengan teman yuan yg diwakilin orang tuanya" yuan menatap teman temannya yg sedang berbincang ringan dengan kedua orangtuanya
"Hei jangan sedih jagoan kan ada paman sehun disini!" Sehun berusaha memberi yuan semangat tak tega melihat anak baik itu bersedih lagi.
Yuan mengangguk berusaha tersenyum agar paman sehun juga tak khawatir padanya, mau bagaimana pun yuan tak suka merepotkan orang lain karna sudah terbiasa sendiri.
"Yuan udah nyiapin puisinya?"
"Ya paman, yuan sudah siapin puisi yg yuan tulis" senyum anak itu tulus
"Bagus janji ya nanti kita harus bawa pulang piala?" Ucap sehun main main karna dia tak perduli nanti yuan menang atau tidak dia akan tetap bangga pada tuan kecilnya itu
"Yuan akan berusaha untuk membanggakan dad- nenek!" Hampir saja yuan menyebut daddy dan buna tapi ia teringat mereka juga tak akan tau dia menang ataupun tidak . . Tapi yuan yakin orangtuanya tetap menyayanginya walau dalam jarak yg jauh
"Ya . ." Sehun mengelus rambut anak itu baginya yuan benar benar anak yg sangat hebat dan dewasa sebelum waktunya. Mungkin karna keadaan yg memaksanya mengerti semua itu.
"Peserta selanjutnya park chanyuan dengan nomor urut 16" suara mc terdengar melalu mikrofon
"Sekarang waktunya yuan, semangat anak hebat!" Sehun memberi semangat
"Terimakasih paman" yuan menaiki panggung dan berdiri didepan mikrofon sambil memegang kertas bertuliskan puisi hasil karyanya sendiri
"Malaikat kecil tak berdosa" senyum sehun luntur mendengar kata pertama pada puisi yuan yg dibacakan anak itu
"Genggaman tangan dikedua tanganku tak lagi kalian berikan,
Kecupan pagi didahi kini tak lagi terasa,
Kisah indah tlah berakhir digantikan kisah menyedihkan" dada sehun semakin sesak mendengar kelanjutan puisi anak hebat itu"Ibu . . Ayah . .
Anak kecilmu rindu pelukan hangatmu,
Kini sang malaikat kecil hanya mampu memeluk dirinya sendiri disaksikan oleh jahatnya dunia" mata yuan mulai berkaca kaca membuat penonton iba walau tak tau bahwa yuan benar benar mengalami hal itu"Tidakkah kalian ingin meredakan rasa sedihnya?
Aku mengerti, keadaan memaksaku untuk belajar mandiri . .
Jika memang sudah tidak bisa bersama . .
Bisakah kalian tetap menyayangiku seperti dulu?
Tolong jangan membenciku hanya karna aku adalah bukti cinta kalian dulu yg kini sudah berakhir . ." Air mata turun dikedua pipi yuan tanpa permisi"Kalian memang sudah tidak saling mencintai,
Tapi ingatlah rasa cinta anakmu ini tetap sama seperti dulu untukmu ibu dan ayahku tersayang" puisi diakhiri dengan banyak penonton yg menangis sambil bertepuk tangan"Terimakasih" yuan membungkukkan badannya sebelum turun dari panggung dan mendekati supirnya
Sehun langsung memeluk anak kecil tak berdaya itu "yuan hebat paman sangat bangga"
"Paman . ." Panggil yuan yg masih berada didekapan sang supir
"Ya nak?"
"Jika buna dan daddy ada disini apa mereka akan bangga dengan yuan?" Tanya anak itu dengan suara pelan
Sehun melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu yuan "tentu saja, mereka akan sangat bangga karna memiliki yuan"
"Paman bohongkan?"
"Loh kenapa paman bohong hm?"
"Karna jika mereka bangga memiliki yuan mereka tak akan meninggalkan yuan paman . ."
Mereka berkumpul,
Mereka tertawa bahagia bersama . .Sedangkan aku sendiri
Menangis dalam kesendirian yg hanya diriku sendiri yg tau . .Rumah Ibu chanyeol
"Nenekkkkkkkk~" yuan berlari kearah neneknya dan langsung memeluk wanita yg sudah lanjut usia itu
"Wahhhh cucu nenek dapat juara nih?" balasnya memeluk cucunya
"Ya nek yuann juara satuuu loh" yuan menatap neneknya dengan senyum yg sangat lebar
"Benarkah?! Astaga nenek sangat banggaaa" nenek mengecup dahi yuan "yuan tau tidak? Nenek punya kabar baik loh"
"Apaaa nek? Yuan penasarannn~" yuan memelas gemas
"Nanti daddy akan kemari sayang!"
"BENARKAH?! BUNA DAN DADDY?!"
"Tidak sayang hanya daddy . ." Ucap sang nenek pelan takut cucunya sedih
"Yahh . . Kenapa buna tidak?" Yuan mengerucutkan bibirnya karna kecewa
"Yuan jangan sedih ya? Buna mungkin masih ada urusan, harusnya yuan bahagiakan setidaknya nanti daddy akan mengunjungi yuan"
"Iyaa nenek benar"
"Yuan sayang bangun"
"Eunghh iya nek?" Yuan mengusap matanya
"Daddy udah ada dibawah"
"Benarkah?! Yuan mau lihat daddy" yuan berlari kearah ruang tamu sekencang mungkin karna tak sabar ingin bertemu dengan ayahnya
"DADDYYYYYYY~" yuan yg melihat daddynya langsung berlari memeluk daddynya
"Wah yuan semakin besar" ucap chanyeol membalas pelukan putranya
"Daddy, yuan sangat rindu kenapa baru datang sekarang!" Adu yuan, yuan tak sengaja melihat ada sosok wanita dibelakang daddynya "daddy dia siapa?" Tanyanya yg mengarah kesosok wanita tersebut
"Ah kemari" chanyeol mendudukan dirinya lalu memangku yuan "kenalkan dia bibi seulgi"
"Haiii ganteng namaku bibi seulgi tapi nanti setelah bibi dan daddymu menikah kamu panggil mama aja ya" wanita tersebut tersenyum sambil mencubit pipi yuan
"Daddy . . m - maksudnya apa?" Tanyanya dengan raut wajah kebingungan
"Yuan dengarkan daddy, bibi seulgi adalah calon istri daddy dan nanti bibi seulgi akan menggantikan buna baekhyun untuk jadi mamanya yuan mengerti?"
"Tidakkk!!" Yuan langsung bangun dari pangkuan sang ayah
Ia menatap ayahnya dengan raut marah dan kesal "jika daddy ingin mencari pengganti buna baekhyun sebagai istri daddy yuan tidak masalah! Tapi jika daddy mencari pengganti buna baekhyun untuk menggantikan posisinya sebagai ibuku ku beritahu tak akan ada satu orang pun yg bisa menggantikannya karna hanya dialah Ibuku sedari yuan lahir hingga nanti yuan tak bisa bernapas lagi!" Mata anak itu memerah hendak menangis
"Ck kau ini tak pernah diajari sopan santun terhadap orang tua ya?" Kata seulgi sedikit kesal
Yuan menatap wanita itu lalu menatap ayahnya kembali "jika anda bertanya apa aku diajari sopan santun atau tidak tanya saja pada kedua orang tua yg tega meninggalkanku, semua temanku diajari sopan santun oleh orang tuanya sedangkan aku apa? Aku hanya tinggal bersama dengan nenekku yg ingatannya sudah perlahan menghilang"
Chanyeol menatap anaknya tak percaya, tak percaya anak kecil yg dulu suka merengek kepadanya kini tumbuh dewasa dengan sangat cepat. Terbukti dari setiap kata yg keluar dari mulut kecilnya itu.
"Yuan tau daddy dan buna tak lagi saling menci-"
"YA! Yuan tau daddy dan buna sudah tak lagi saling mencintai, cinta kalian sudah hilang kan? Yuan tau itu dad, tapi daddy juga harus tau meskipun daddy dan buna sudah tak lagi memiliki rasa yg sama seperti dulu tapi tolong mengerti seorang anak akan tetap memiliki rasa cinta yg sama untuk kedua orang tuanya sampai kapanpun"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME yuan ft.chanbaek
Fanfictionmereka yg sudah tak lagi saling mencintai, mengapa harus seorang anak kecil yg tidak mengerti apa apa menjadi korbannya?