Sudah sebulan lebih yuan dirawat dirumah sakit, baekhyun dan chanyeol pun memilih cuti dari pekerjaan agar bisa fokus menemani putra mereka. Mereka hanya ingin membuat putra yg selama ini mereka sakiti bahagia dengan kehadiran mereka karna itulah yg anak itu inginkan.Mereka sering kali menghabiskan waktu bersama, bercanda gurau bersama. Senang rasanya tiap kali melihat putra semata wayang mereka tertawa dan tersenyum bahagia. Akhirnya setelah sekian lama yuan merasakan kasih sayang orang tuanya lagi.
Tepat malam ini kondisi yuan ntah kenapa kembali memburuk, hal itu membuat semua orang disana panik dan khawatir termasuk baekhyun dan chanyeol. Rasanya sangat takut jika hal yg tidak mereka inginkan terjadi.
Baekhyun sedari tadi tak henti hentinya menangis disampingnya ada chanyeol yg juga khawatir tapi mencoba tenang agar baekhyun ikut tenang.
"hikss chan bagaimana jika yuan kenapa kenapa?!?!"
"Tidak baek tidak akan, kau ingatkan dia putraku? Dia kuat seperti diriku"
"Hiksss tapi saat dulu aku melahirkannya hikss kau menangis karna takut melihatku hikss dioperasi!"
Astaga maksud chanyeol kan bukan dalam konteks itu "baek tenangkan dirimu jika kau panik begini siapa yg akan membantu kami semua mendoakan yuan? Kau tau baek doa seorang Ibu adalah doa yg paling tuhan dengarkan"
Baekhyun menatap chanyeol "hiks b- benarkah?"
"Ya maka dari itu berhenti berpikir yg tidak tidak lebih baik kau berdoa"
Baekhyun mengangguk lalu menyatukan kedua tangannya membentuk kepalan "Tuhan h - hikss tolong sembuhkan putraku hikss jangan hukum aku hiks dengan cara seperti ini kumohon hikss"
Dokter keluar setelah beberapa puluh menit mereka menunggu, baekhyun segera menghampiri dokter untuk menanyakan keadaan yuan
"Dokter bagaimana dengan putraku? Apa dia baik baik saja? Dia pasti baik baik saja kan?"
"Tenanglah istri tuan park jangan terlalu panik dihadapan putramu nanti karna saya takut pasien malah akan stress memikirkan kondisi anda, kondisi pasien saat ini melemah kami juga menambah alat bantu pernapasan karna pasien sangat sulit bernapas"
"Hiksss yuanie" baekhyun melemas mendengar perkataan dokter
"Hyunnie tenang nak" ucap nyonya park berusaha menenangkan baekhyun
"Apa saya boleh melihat keadaan anak saya dok?" Tanya chanyeol
"Ya silahkan kalau begitu saya permisi dulu" dokter tersebut bergegas pergi
Saat mereka memasuki ruang rawat yuan mereka melihat yuan terbaring sangat lemas diatas kasurnya dengan berbagai macam alat alat medis
Baekhyun yg lebih dulu menghampirinya disusul chanyeol dan nyonya park "yuanie sayang" panggil baekhyun pelan
Yuan yg mulai kembali sadarkan diri membuka kedua matanya perlahan "b - bunaa?" Suaranya sangat lirih
"Ustt yuanie jangan banyak bicara dulu ya sayang yuanie harus istirahat"
Yuan menangkap bekas air mata dipipi Ibunya "buna . . menangis?"
"Eh? Tidak sayang buna tidak menangis. Untuk apa buna menangis kalau yuan ada disamping buna hum?"
"b . . buna" yuan memegang tangan Ibunya walau sedikit sulit lalu beralih menatap sang ayah "daddy kemari . ." Chanyeol menurut mendekati yuan, yuan memegang tangan chanyeol dan menyatukannya dengan tangan baekhyun "yuan minta sesuatu boleh?"
"Ya yuan mau apa bilang saja nanti daddy berikan"
yuan tersenyum tipis "yuan mau daddy dan buna bersama lagi"
Kedua orang tua itu saling bertukar pandang "baek kau mau . . ?"
Baekhyun terdiam memikirkan hal itu sebentar lalu kembali menatap chanyeol "aku akan mengalah chan, aku akan meninggalkan pekerjaanku".
Chanyeol cukup terkejut karna tak menyangkah baekhyun rela meninggalkan pekerjaannya "kau serius? Tidak apa apa?"
"Ya, aku tidak ingin egois lagi maaf karna dulu aku sangat egois"
"yuan senang daddy dan buna kembali bersama rasanya seperti mimpi"
"Dan kini mimpi yuan akan terwujud menjadi nyata" ucap chanyeol
Keesokan paginya keadaan yuan semakin melemah itu membuat orangtuanya, neneknya, dan sehun mengkhawatirkan anak itu. Yuan sangat susah untuk sekedar mengambil napas tadinya bahkan beberapa kali ia menitihkan air mata karna rasa sakit yg ia rasakan namun ia akan tetap mengatakan tidak apa apa karna tak mau semua orang khawatir.
"bunaa tolong jangan menangis . ." Yuan berucap walau sangat sulit rasanya untuk sekedar mengeluarkan satu kata tapi ia memaksa karna tak ingin Ibunya menangis lagi
"iyaa nak hiks buna tidak akan menangis lagi hikss asal yuanie cepat sembuh ya?" Baekhyun sedari tadi tak melepas genggaman tangannya pada tangan mungil anaknya
"bunaa jangan sedih yuan juga ikut sedih . . "
"cepatlah sembuh nak, yuanie mau lihat buna dan dad menikah kan? Maka cepatlah sembuh agar buna dan dad bisa segera menikah"
"buna . ." yuan mengelus tangan Ibunya "segeralah menikah dengan dad, yuan takut tak sempat menghadirinya . ."
"Apa maksud yuan hum? Kapan pun itu yuan akan tetap menghadirinya kan? Yuan sangat ingin buna dan daddy menikah kan?" Yuan hanya tersenyum mendengar perkataan Ibunya itu
Yuan mengalihkan pandangannya menatap langit dari jendela yg berada tak jauh dari tempat ia terbaring.
Tuhan terimakasih sudah menyatukan buna dan daddy kembali . .
Andai kata sedari dulu yuan sakit apa mungkin mereka akan kembali sejak dulu?
Semua ini terlambat terjadi lagi lagi karna yuan ya?
Yuan sudah terlalu banyak menyusahkan mereka, jika tuhan sudah mau mengambil nyawa yuan sekarang yuan mohon tolong isinkan yuan melihat buna dan daddy yuan kembali bersama untuk terakhir kalinya. .
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME yuan ft.chanbaek
Fanfictionmereka yg sudah tak lagi saling mencintai, mengapa harus seorang anak kecil yg tidak mengerti apa apa menjadi korbannya?