Yavuz bertekuk lutut dengan tangan diletakan di belakang kepalanya. Alexa sengaja tidak menyuruhnya berlutut di posisi kaki empat seperti anjing karena ia ingin pria itu melihat dan merasakan setiap cambukan yang ia akan berikan. Sebenarnya, mencambuk ke area perut dan dada dengan cambuk semacam itu tidak disarankan dan Alexa tidak berniat untuk melukai pria itu terlalu dalam sehingga untuk permainan kali ini, ia hanya mencambuk bagian punggung pria itu.
Walaupun hanya dibagian punggung, cambukan yang ia berikan cukup untuk membuat pria itu mengerang kesakitan. Jika bukan karena ball gag yang sedang dipasangkan di mulutnya, mungkin pria itu sudah berteriak dan tidak ada satupun dari mereka yang menginginkan hal itu terjadi. Apartemennya memiliki dinding yang tidak terlalu tipis sehingga suara cambukan tidak dapat terdengar dari kamar sebelah, namun jika Yavuz berteriak, tetap saja akan menimbulkan masalah untuk mereka berdua, lebih baik mulutnya disekap saja daripada teriakannya mengganggu sesi mereka.
Alexa benar - benar tidak menahan dirinya, ia melampiaskan segala kekesalannya terhadap budak lainnya melalui pria itu. Selama sesi berlangsung, punggungnya yang tadinya mulus bersih seketika berubah menjadi merah pekat. Di beberapa bagian mulai terlihat sayatan di kulit pria itu dan darah segar mulai mengalir dari beberapa area di punggungnya.
Biasanya pada sesi normal, ia hanya akan menggunakan dua puluh cambukan. Maksimum dua puluh lima dan itu juga menggunakan cambuk biasa. Namun bersama Yavuz, ia bisa mencambuknya hingga tiga puluh kali dengan cambuk asli dari timur tengah itu.
Tentu saja, Yavuz merasakan kesakitan yang luar biasa, namun ia tidak memfokuskan pikirannya terhadap rasa sakit yang ia hadapi saat itu, melainkan terhadap wanita yang memberikan hukuman manis ini kepadanya.
Alexa bukanlah wanita yang benar - benar kejam hingga tidak memperdulikan pria itu. Ia membiarkannya mengerang sambil menghitung jumlah cambukan yang diberikan. Seperti sesi biasanya, ia akan meminta Yavuz untuk mengucapkan terima kasih setiap kali ia mencambuknya.
Suara desahan bercampur erangan kesakitan dari pria tampan itu benar - benar menggugah hasrat Alexa. Bukan itu saja, ia mulai perlahan merasa lega. Ya, kekesalan karena kebodohan Henry pun mulai sirna dan ia mulai merasakan kehangatan di dadanya dari lepasnya semua emosi itu. Ketika tiga puluh cambukan sudah berlalu, ia menghentikannya lalu meletakan cambuk itu di atas meja.
Saat itu Yavuz masih dalam posisi merangkak karena ia tidak berani untuk menatap wajah Alexa tanpa seijin wanita itu. Alexa mulai mengitari tubuh Yavuz dan perlahan meletakan jemarinya di punggung pria itu.
"Ah, warna ini. Warna inilah yang selalu aku tunggu dan membuatku senang. Cantik sekali, Yavuz. Kau sangat indah, kau tahu itu?" Ia mencolek sedikit darah dari punggung pria itu dan menatapnya, membiarkan darah itu mengalir dari ujung jemarinya hingga ke telapak tangannya. Sesuatu tentang kesadisan yang ada saat itu benar - benar membuat Alexa terangsang, bahkan ia mulai merasakan dirinya menjadi basah dibawah sana.
Saat ini Yavuz sudah mulai menangis, ia tidak bisa menahan rasa sakit itu terlalu lama namun ketika Alexa melontarkan pertanyaannya, ia mengangguk sambil Terisak.
"Ya mommy. Terima kasih mommy atas hukumannya." Suara lembut dari pria itu selalu membuatnya senang. Seperti yang ia duga, Yavuz tidak akan pernah mengecewakannya. Alexa berputar lagi dan berhenti tepat di depan wajah pria itu. Ia berlutut sedikit untuk menyamakan tingginya dengan pria itu. Kemudian dengan lembut ia menyentuh pipi pria itu yang sudah basah dengan air mata.
"Baby, tatap aku." Kata Alexa dengan nada yang sudah mulai melembut. Ketika mata mereka bertemu, Yavuz tidak bisa menahan diri dan langsung meletakan wajahnya di pelukan Alexa sambil menangis terisak dan mengucapkan terima kasih berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under Her Guidance (Femdom)
RomanceSehari - hari, Alexa adalah seorang clinical psychologist yang menangani permasalahn psikologi para kliennya. Namun di luar pekerjaan itu, ia juga adalah seorang dominatrix dengan selera seksual yang tinggi. Ia terbiasa berhubungan dengan pria - pri...