Under Her Guidance (Femdom)

Chapter 12

Di chapter ini akan ada sedikit adegan gay jadi kalau tidak suka skip bagian itu ya

Alexa akhirnya tiba di rumah si kembar. Rumah empat lantai di salah satu kawasan elit Jakarta Selatan itu merupakan salah satu rumah yang paling mewah dengan lift pribadi di dalamnya, sebuah kolam renang pribadi, home theater, spa dan jacuzzi lengkap dengan area bermain tenis di samping rumah. Tentu saja itu hanyalah satu dari sekian banyak rumah pribadi mereka karena si kembar ini juga memiliki rumah di Bali, Singapur dan sebuah apartemen pribadi di Amerika.

Ketika Alexa masuk, ia langsung di sambut oleh asisten rumah tangga pribadi si kembar. Si mbok yang sudah berusia sekitar empat puluh tahun telah mengabdi di sana selama sepuluh tahun terakhir dan ia ditugaskan untuk menjaga rumah itu selama si kembar berkuliah di Amerika. Wanita tua itu langsung memberikan minum kepadanya.

"Eh, Mbok? Itu teh apa yang diberikan kepada Alexa?" Tanya Jordan.

"Oh, ini teh melati." Katanya lalu si kembar langsung menatap si mbok dengan tatapan tidak senang.

"Alexa itu tidak suka teh melati seperti ini, memangnya dia seperti tamu lain? Saya punya teh organik di lemari atas, yang bungkusnya kuning. Sajikan itu saja untuk Alexa." Katanya kembali. Si mbok terlihat sedikit kaget namun ia mengangguk lalu segera membenarkan aksinya itu.

"Maaf ya, Alexa. Jangan marah ya, mbok tidak tahu kamu hanya minum teh organik." Kata Jason sambil berusaha meletakan dagunya di pundak Alexa. Jordan pun ikut duduk di sebelahnya dan mereka mengobrol sebentar sambil Alexa meminum teh organik yang baru disajikan oleh mbok kemudian setelah ia menghabiskannya, si kembar bertukar pandangan satu sama lain.

"Alexa, ada yang ingin kami tunjukan kepadamu." Kata mereka sambil memegang tangan Alexa di saat yang bersamaan.

"Hm, baiklah, tunjukan kepadaku apa yang ingin kalian perlihatkan." Katanya singkat. Kedua pria itu langsung membawanya menuju ke sebuah basement dan di dalam tempat itu terdapat sebuah ruangan. Alexa sudah memiliki firasat tertentu tentang apa yang ada di balik pintu itu, namun ia tidak perlu menerka terlalu lama karena si kembar langsung membukakan pintu itu untuknya dan Alexa sempat sedikit terkejut melihat apa yang ada di baliknya.

Ruangan luas itu dihiasi dengan wallpaper warna merah velvet dan kayu eboni yang membuat suasananya menjadi cukup gelap. Di tengah ruangan terdapat sebuah tempat tidur King size berwarna putih dengan cover tebal berwarna merah yang sama dengan dinding ruangan. Itu masih normal, namun yang tidak normal adalah deretan alat bantu BDSM yang tertata rapi di setiap sudut ruangan.

Di satu bagian dinding telah ditempelkan dua baris gantungan yang diisi dengan berbagai macam cambuk dan gag. Mulai dari flogger biasa hingga single tail whip yang terlihat sangat menyakitkan jika terkena kulit. Selain itu juga terdapat sebuah kandang anjing besar yang terletak tepat di samping sebuah dancing pole yang ditanamkan di lantai dan dinding. Selain itu juga terdapat sebuah lemari besar yang isinya sudah bisa Alexa tebak. Dildo, strap on, chastity, vibrator, kondom dan berbagai alat bantu seks lainnya.

"Alexa, kami tahu apa yang Alexa sukai, makanya ketika kami kembali ke sini, sebelum Menemuimu kami membuat ruangan ini untuk menyambut kedatanganmu. Alexa, apakah kau menyukainya?" Tanya Jason dan Jordan secara bergantian. Alexa tidak langsung menjawab, ia berjalan mendekati tempat tidur kemudian berbaring di atasnya, merasakan nikmatnya kasur yang empuknya seperti tidur di atas awan.

"Ya, aku menyukainya, kalian benar - benar anak - anak yang kreatif. Aku senang." Balas Alexa yang langsung membuat wajah si kembar bercahaya. Ketika melihat Alexa di atas tempat tidur seperti itu, mereka tidak ada yang berani untuk mendekatinya karena mereka tahu bahwa pada saat itu, Alexa yang ada di hadapan mereka bukanlah sekedar Alexa teman masa kecil mereka, melainkan Alexa sang ratu yang harus mereka perlakukan dengan hati - hati dan penuh hormat.