Aku membuka tas ku untuk melihat tugas hari ini. Namun, sepertinya ada barangku yang hilang.
Aku baru ingat. Sepertinya novelku tidak ada. Iya, tidak salah lagi. Novel yang tadi kupinjam dari perpustakaan tidak ada dalam tas ku. Sepertinya tertinggal di sekolah.
Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah seperti biasanya. Namun, sebelum ke kelas, aku pergi ke lapangan basket terlebih dahulu. Aku ingin mencari novel ku yang hilang.
Saat aku di lapangn basket, aku melihat Miko. Dia adalah salah satu pemain basket juga. Kebetulan kemarin dia ikut latihan basket. Barangkali dia melihat novel ku.
"Miko!" Aku memanggil Miko.
"Iya ada apa Lis?" Miko mendekatiku.
"Kemaren pas gue kena bola basket, lo liat ada novel jatuh ga?" Tanyaku.
"Ngga tuh. Coba lo tanya Leo. Soalnya dia yang ngambilin barang barang lo pas lo pingsan kemaren." Jelas Miko.
"Ok, thank ya Mik."
"Iya. BTW, kepala lo dah ga pusing?" Tanya Miko.
"Gue dah mendingan kok. Yaudah, gue cabut duluan ya."
Aku melangkahkan kaki meninggalkan Miko. Rasanya malas sekali jika aku harus bertemu dengan Leo. Aku tak mau jantungku berdetak kencang seperti kemarin. Rasanya sangat tidak enak.
Tiba tiba aku teringat sesuatu. Apa jangan jangan novelku tertinggal di UKS. Soalnya kemarin barang barangku berserakan di lantai UKS.
Saat itu juga, aku memutuskan untuk pergi ke UKS. Barangkali novelku tertinggal di sana.
Sudah hampir setengah jam aku mencari cari novelku. Namun, tak menemukannya juga. Aku sudah lelah mencarinya.
"Lisa!" Tiba tiba seseorang memanggilku. Ternyata dia adalah Leo.
"Eh, Leo. Ada apa?" Aku menanyakan maksud Leo.
"Nih punya lo." Dia memberikan tiga buah novel kepadaku.
Dengan cepat cepat aku menerima novel tersebut.
"Oh iya. Ini punya gue. Thank ya Leo. Sumpah dari tadi gue cape nyari nyari. Untung lo...."
"Iya sama sama." Belum selesai aku berbicara, Leo memotong ucapanku.
Dia pergi meninggalkanku tanpa kata kata.
"Dasar dingin." Gumanku.
Beberapa menit lagi jam pelajaran akan dimulai. Aku bergegas untuk pergi ke kelas. Aku tak ingin terlambat sedetik pun.
"Lisaaa!!!!" Bintan dan Cinta meneriakki namaku.
"Ada apa? Ga usah lebay deh." Ucapku.
"Lo gak papa kan?" Tanya Bintan.
"Gue gak papa." Jawabku seadanya.
"Lis, lo tau gak? Tadi Leo nyariin lo." Ucap Cinta.
"What? Dia nyariin gue?" Aku tak percaya dengan semua ini.
"Iyaaa...." Bintan dan Cinta meyakinkanku.
"Emang kemaren ada apa si?" Tanya Bintan sangat penasaran.
"Gue pegel. Gue mau duduk."
Aku berjalan mendekati mejaku kemudian diikuti oleh Bintan dan Cinta.
"Sekarang cepetan lo cerita sebelum guru masuk." Ucap Cinta.
"Iya iya. Jadi kemaren pas Bintan nyuruh gue buat ngasi minum, tiba tiba kepala gue ketimpuk sama bola basket. Dan yang lakuinnya itu Leo. "Aku mulai bercerita.
"What? Tapi pala lo dah baikan kan?" Bintan bertanya kepadaku untuk memastikan kondisi ku baik baik saja.
"Gue dah mendingan. Terus pas pulang gue dianter sama Leo. Mungkin gak sengaja novel gue ketinggalan di mobil Leo. Makanya dia nyariin gue buat ngasihin novel ini." Aku melanjutkan bercerita.
"Ohh... jadi gitu..." Cinta menangguk paham.
"Tapi ini awal yang bagus sih. Si Leo dah berani nganterin lo pulang. Terus dia dah tau rumah lo." Ucap Bintan.
"Emang rencana lo apa lagi si?" Tanyaku kepada Bintan.
"Ada deh... pokoknya lo terima beres aja." Jawab Bintan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Ketua OSIS
Teen FictionHidupku berubah drastis ketika aku harus mendekati ketua OSIS yang terkenal dingin bagaikan kutub. Ini semua kulakukan karena aku memenangi sebuah taruhan dengan teman temanku.