Ungkapan

11.8K 337 8
                                    

Aku berdoa ini bukan mimpi
Aku berharap ini adalah pasti

Clarissa Jasmine

Happy Reading 😘😘😘


"Lah kok malah diem lagi, jadi ngomong gak sih?" tanya Alvaro sekali lagi.

"Ya, tapi gak usah cium-cium juga kali!!" jawab Jasmine judes.

Sumpah demi apapun Jasmine mau lari saja. Itu first kiss nya. Ya Allah, main sosor aja!

Alvaro tertawa lalu menatap kedua bola mata istrinya lekat. Lelaki itu mengusap lembut bibir istrinya.

"Aku mau mulai semuanya dari awal sama kamu. Aku mau coba untuk menerima dan sayang sama kamu, Mine" ucap Alvaro tegas, dengan sorot mata tajam yang menatap lembut pada mata Jasmine.

Jasmine tersentak, jantungnya kian berdebar namun kali ini lebih hebat seperti ada ledakan kembang api. Jujur dia sangat terkejut mendengar kalimat yang baru saja Alvaro katakan. Kalimat yang mampu membuatnya melayang seperti di awang-awang. Apakah ini berarti Alvaro sudah bisa menerimanya? Membalas semua perasaannya? Jasmine berdehem berusaha menahan senyuman dan menetralkan mimik wajahnya. Dia tidak boleh senang dulu karena harus benar-benar memastikan dugaannya.

Jasmine mencoba untuk menetralkan suaranya agar tidak terdengar gugup.

"Kamu yakin, Al. Eum, maksud aku gimana perasaan kamu ke wanita yang kamu cintai itu? Karena aku nggak mau cuma jadi pelarian atau pelampiasan sementara kamu aja. Jujur aku seneng kamu ngomong gitu, itu artinya kamu mau berusaha memperbaiki hubungan kita. Tapi, jujur aja aku masih ragu, karena semuanya tiba-tiba"

Alvaro sedikit terkejut sekaligus tertohok dengan semua kalimat yang Jasmine ucapkan barusan.

Benarkah ini cuma pelarian? Benarkan ini hanya pelampiasan? Tapi rasa sakit saat melihat mata sendu istrinya masih terekam jelas. Dan perasaan gelisah sewaktu Jasmine mendiaminya. Tidak mungkin hanya sesaat, bahkan dengan Safira tidak sekalipun dia pernah merasakan hal ini. Tidak ada komunikasi dengan Safira beberapa minggu ini tidak membuatnya terganggu berbanding terbalik dengan sikap acuh Jasmine yang mampu membuatnya uring-uringan.

Cukup lama terdiam, akhirnya alvaro menjawab tegas. "Yakin!" Jawabnya tegas. Maniknya menatap lurus pada kedua bola mata Jasmine. Tidak ada keraguan sama sekali di matanya.

Jasmine masih sambil menyelami kedua bola mata Alvaro yang memancarkan keteduhan. Jasmine percaya bahwa takdir akan menggiringnya menuju pada kebahagiaan suatu saat nanti. Apakah ini adalah waktunya?

"Kamu itu wanita yang berbeda, Mine. Kamu mencintaiku dengan caramu sendiri. Kamu tidak pernah mengeluh walaupun aku tidak pernah merespon isi hatimu. Kamu mau menerima semua sikap dan kekurangan aku" sambung Alvaro lagi dengan wajah serius.

Jasmine tersenyum samar. Pengakuan Alvaro barusan berhasil membuat hatinya menghangat.

"Tapi kenapa tiba-tiba?" tanya Jasmine penasaran.

Alvaro mengangkat kedua bahunya seraya menggeleng pelan.

"Aku juga bingung sejak kapan ini dimulai. Ada rasa gak nyaman di hati aku saat kamu bersikap acuh. Tanpa aku sadari aku selalu menanti perhatian kamu walau sekecil apapun itu. Mungkin karena aku sudah terbiasa mendapatkan perhatian dari kamu sejak dulu. Dan hatiku nggak pernah terima kalau kamu pergi tanpa memberitahu aku. Rasanya aneh, seperti ada sesuatu yang hilang. Aku rasa aku udah mulai sayang sama kamu, Mine. Mungkin ini terdengar aneh dan klise, tapi aku nggak bisa menyangkal apa yang aku rasakan sekarang dan aku nggak bisa memendamnya lebih lama lagi " ungkap Alvaro.

💋 Jasmine 💋 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang