Bukan Malam Pertama

9.8K 314 10
                                    

Setelah aku menerimanya

Kini saatnya aku menjalaninya

Dengan bermodalkan ikhlas yang akan selalu setia menemaniku

Clarissa Jasmine

Happy Reading...

Selama Jasmine membersihkan diri di dalam kamar mandi. Alvaro menunggu dan duduk termenung sambil meratapi nasibnya di atas kasur yang sudah dihias khusus oleh Renata untuk mereka. 

Alvaro memperhatikan dengan seksama ke sekeliling kamar. Banyak kelopak bunga mawar bertebaran di lantai dan di atas kasurnya. Lilin kecil menambah suasana romantis, serta wine yang sudah disiapkan khusus untuk dinikmati. Semua seharusnya sudah sangat sempurna untuk pasangan pengantin pada umumnya, suasana yang romantis dengan design yang pas untuk menikmati malam pertama. Tapi tidak untuk Alvaro, baginya ini  semua sangatlah memuakkan.

Tarikan nafasnya terdengar berat. Nasibnya tidak sesuai dengan ekspetasinya. Memulai kehidupan baru dengan orang yang tidak diinginkannya adalah suatu beban.

'Sekarang gw udah jadi suami sah Jasmine. Gw harus omongin semuanya sama Jasmine sekarang juga. Gw gak bisa bohongin diri gw sendiri dan nahan perasaan gw terus menerus seperti ini. Gw harus buat perjanjian sama dia dan menceraikan Jasmine setelah satu tahun pernikahan ini'

Setelah cukup lama berdiam diri dalam kamar mandi, pada akhirnya Jasmine keluar. Tubuh dan otaknya sudah lebih segar dari sebelumnya. Begitu membuka pintu Jasmine menemukan Alvaro yang sedang duduk entah melamunkan apa.  Jasmine menghela nafas berat. Atensinya teralihkan pada dekorasi kamar yang di penuhi kelopak bunga mawar dan juga lilin kecil.

Alvaro yang menyadari kehadiran Jasmine sontak langsung mengalihkan perhatiannya penuh kepada wanita itu.

"Ada yang mau aku omongin sama kamu dan ini sangat penting, jadi kamu jangan tidur dulu tunggu aku sebentar" titah Alvaro. Tanpa menunggu jawaban kakinya mengayun ke arah kamar mandi.

Didalam kamar mandi Alvaro sibuk berfikir menimbang kata-kata yang pas yang akan disampaikan pada jasmine nantinya. Agar ucapannya bisa diterima dengan baik oleh wanita itu. Bagaimana caranya, agar Jasmine tidak tersinggung dan marah dengan apa yang akan disampaikan olehnya nanti. 

"Anjir! Kenapa susah bener nyusun kata-kata doang!" gerutunya sambil mengusap kasar wajahnya.

Alvaro mengacak rambutnya frustasi, merasa menjadi orang bodoh dadakan saat ini. Kenapa disaat yang penting seperti sekarang ini otaknya sulit sekali diajak kerjasama? Berulangkali dia berfikir dan mecari kata-kata yang pas untuk diucapkan. Kemana otak pintarnya itu pergi?

Alvaro mendengus kesal lalu mengangkat kedua bahunya tak perduli. Terserah apa yang akan keluar dari mulutnya saja nanti.

"Bodo lah! Sialan emang! Liat entar aja, pusing pala gw!" Keluhnya kesal.

Sambil menunggu Alvaro yang sedang berada dalam kamar mandi. Jasmine mencoba mengalihkan pikirannya yang sudah kepo itu dengan membersihkan seluruh bunga-bunga dan lilin kecil yang bertaburan di atas kasur dan lantai kamar. Sungguh tak berguna sama sekali semua dekorasi ini. Namun dia tidak bisa protes karena ini semua sudah diatur oleh kedua mertuanya yang sangat baik dan sayang padanya.

"Duh, kenapa perasaan gw jadi gak enak gini ya?" gumam Jasmine gusar.

Jasmine duduk dengan gelisah di atas kasur. Masih menebak-nebak hal penting apa yang akan Alvaro sampaikan padanya. Hatinya tidak tenang sejak tadi, ada perasaan tak enak yang mengganjal. Sampai akhirnya Alvaro keluar dari kamar mandi dengan tampang lebih segar.

💋 Jasmine 💋 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang