Happy Reading ♥️♥️♥️
Alvaro berjalan mondar-mandir di kamarnya, hatinya sangat resah saat ini. Istrinya pergi seharian tanpa memberikan kabar bahkan tidak mengangkat telepon dan membalas chat darinya.
"Kemana aja sih tuh orang? Di telepon gak diangkat, di chat gak dibalas, sesibuk itu dia?" gerutunya jengkel dengan wajah masam.
"Lihat aja Mine, malam ini aku akan buat kamu jadi milik aku. Nggak akan aku biarin kamu pergi ninggalin aku" gumamnya lagi seraya tersenyum miring.
Setelah merasakan perubahan yang sangat besar dari Jasmine padanya. Satu hal yang disadarinya bahwa selama ini dia membutuhkan perhatian istrinya. Seperti ada yang hilang saat wanita itu tidak lagi memandangnya seperti dulu dan Alvaro benar-benar tidak menyukai hal itu.
Secepatnya Alvaro harus mengatakan apa yang dia rasakan pada istrinya. Bagaimana jantungnya berdebar saat memandang wajah cantik istrinya beberapa minggu ini. Bagaimana gugupnya dia saat Jasmine menatapnya lekat
Perasaan ini lebih besar dari perasaanya ke Safira dulu dan dia tau betul apa arti dari perasaannya itu. Rasa sakit ketika melihat wajah sendu istrinya adalah awal bagaimana seharusnya dia bisa mengartikan perasaannya. Namun jika dulu dia selalu menampik semua rasa itu sekarang sudah tidak bisa dia kendalikan lagi. Ya, Alvaro mengakui bahwa dia menyayangi Jasmine melebihi Safira dan dia tidak akan membiarkan Jasmine pergi meninggalkannya. Entah akan sehancur apa dirinya nanti jika itu semua sampai terjadi.
Membayangkannya saja sudah membuat Alvaro bergidik ngeri. Jangankan ditinggal, melihat istrinya acuh saja sekarang sudah membuatnya kalang kabut setengah mati.
"Amit-amit" gumamnya ngeri sambil menggeleng cepat.
------
Begitu pintu utama di buka, Jasmine langsung di sambut dengan wajah cemas Bik Imah tentu saja hal itu membuatnya bingung.
"Ada apa, Bik?" tanya Jasmine heran karena Bik Imah sampai seheboh ini menghampirinya.
"Aduh Non dari mana aja? Den Alvaro dari tadi uring-uringan, marah-marah terus nanyain Non Jasmine dan sekarang lagi nungguin dikamar" ungkap Bik Imah dengan wajah cemasnya.
"Hehehe, aku abis jalan sama Desi dan Cika, Bik" sahut Jasmine seraya tertawa geli.
"Sok atuh samperin dulu den Al dulu, takut makin ngambek dia" pinta Bik Imah lagi tak sabaran.
"Emangnya ada apa sih, Bik? mami sama Mapi dateng?" tanya Jasmine semakin kebingungan.
"Enggak, Non. Bibi juga bingung. Dari tadi den Al udah coba hubungin Non, tapi katanya Non gak angkat"
"Iya, Hp aku silent, Bik" balas Jasmine cengengesan.
"Yah, pantesan aja, Non" bahu Bik Imah merosot lemas.
"Keenakan ngobrol Bik, udah lama gak ketemu soalnya"
"Aduh, si Non. Den Al sampai belingsetan gitu. Yaudah Non mending sekarang di samperin dulu, ditenangkan biar gak makin marah dia" ucap Bik Imah sedikit memaksa.
Jasmine mengangguk "aku ke kamar dulu ya, Bik"
Bik Imah tidak mengeluarkan suara lagi hanya anggukan kepala cepat sebagai jawabannya.
Jasmine berjalan santai ke lantai dua tempat dimana kamar mereka berada.
Begitu membuka pintu Jasmine mendapati Alvaro sedang duduk di sofa dengan tangan yang terlipat di dada sambil menatapnya sengit.
Kening Jasmine terlipat dalam. Masalah apa yang membuat lelaki itu tampak marah padanya?
"Dari mana?" tanya Alvaro ketus ketika melihat Jasmine berjalan masuk ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
💋 Jasmine 💋 (END)
Fiksi Remaja21++ Konten dewasa. Harap bijak dalam memilih bacaan!! Hidup Clarissa Jasmine terombang ambing dalam pernikahan yang dilandaskan oleh rasa iba. Alvaro Aldebaran, pria yang ia cintai sejak duduk di bangku SMA akhirnya mau menikahinya. Jasmine pikir...