👶Baby Girl and boy👶

3.1K 165 34
                                    

Entah ini sebuah keberuntungan, atau sebuah musibah.

Laki-laki yang tadi nya selesai berkumpul dengan teman-temannya, tiba-tiba saja mendengar suara tangis anak kecil.

Di mobil pun ada dirinya, tidak ada ibuk-ibuk yang membawa anak kecil atau pun orang lain.

Jalanan malam ini cukup sepi, ia sengaja melewati jalan tikus agar cepat sampai rumah nya.

Hiks hiks

Rem mobil pun ia injak dengan kaget, demi apapun ia tidak terlalu suka dengan tangis anak kecil.

"Ck, setan. Kalau mau nakut-nakutin jangan di jalanan sepi dong! Cupu banget sih lo," pemuda itu mendengus, ia melirik ke sana kemari serem juga, ia jadi menyesal setengah mampus lewat jalan sini.

Hiks

Hiks

"Ah as_anjrot bayi beneran," Fazri membelalak kaget, ketika melihat keranjang bayi yang lumayan besar berada di jok belakang nya.

Ia menghadap semula ke depan, laki-laki itu mengucek mata nya tak percaya.

Hiks huaa..

"Huaa bunda tolongin Aa."

Hihihi

"MAMI!"

Suara tawa Kunti entah datang dari mana, ia benar-benar takut kali ini.

"Ya tuhan, kalau mau ngasih musibah jangan kali ini plis," monolong Fazri, ia menjambak rambutnya frustasi.

Suara tawa Kunti pun berhenti tapi sedetik kemudian terdengar lagi.

Eh wait, ia merogoh ponsel nya yang ada di dalam tas nya, ternyata dari handphone suara menyeramkan itu berasal, ia lupa kalau Nada dering telepon nya memang sengaja di buat unik.

"Yeh kambing, orang lagi panik malah ada telfon."

Hiks

Hiks

"Allahu Akbar, gue lupa. Ini anak siapa oyy astaghfirullah," ia kembali melihat ke arah jok belakang, sedetik kemudian ia mengangkat telepon nya.

"Halo Bund, Mami ayam eh maaf salah," Fazri cengengesan sedang kan di sebrang sana men dengus kesal.

"KAMU ANAK SIAPA SIH HAH?" pekikan keras terdengar, Fazri menjauhkan handphone nya dari telinga, ia tidak sebudeg itu kali sampai-sampai orang tua nya berteriak seperti itu.

"Anak orkay, eh enggak deng ya Allah nie mulut," Fazri memukul bibir nya pelan.

Hiks

"kamu di mana sih jam_ eh? Suara anak kecil?"

Fazri melotot, ia membisukan panggilan nya bisa bahaya kalau bunda nya tahu di sini ada anak kecil.

"Oy, bayi orang! Diem dulu napa, udah nebeng! Berisik juga lo."

"Fazri, Fazri jawab Mami."

"Hah, halo momy udah dulu ya eh ini putus-putus suara nya mom, enggak kedenger."

"Alasa_"

Tut.

Duk

"Eh ayam-ayam," lagi-lagi Fazri terpelonjat kaget, di kala kaca mobil nya seperti ada yang melempari sesuatu.

"Cukup, jangan maen maen sama nih tempat," Ia menginjak kembali gas mobil nya, bisa setres lama-lama kalau singgah di jalan sepi seperti itu.

Masalah bayi, bisa ia urus entaran.

Fazri sampai di rumah nya, di depan pintu terlihat sosok perempuan garang yang selalu ia hindari.

Farash, Kaka perempuan nya. Gadis berumur 21 tahun itu sudah berkacak pinggang sambil menatap mobil yang baru saja singgah di bagasi.

"Subhanallah, tuh mata udah kek mau copot aja," gumam Fazri, ia memperhatikan Farash dari dalam mobil.

Kembali melihat ke jok belakang, ranjang itu masih ada, ia kira tadi hanya ilustrasi ternyata benar-benar nyata.

"Solimi banget, tuh bocah ingusan ninggalin bayi nya sendiri di mobil orang, di rasa gak punya adab kali ya? Minta izin kek."

"FAZRI!" Fazri meringis, sudah di pastikan ia akan kena Omelan lebar kali tinggi kali panjang kalau begini situasi nya.

Membuka pintu mobil, dengan gaya santai nya ia berjalan dengan tangan yang ia masukan satu di kantung celananya, juga tangan satu nya yang memutar-mutar kuci mobil.

"Hmm setan cantik? Ada apa kah gerangan memanggil saya?" tanya Fazri santai.

Farash menatap adik bungsunya itu curiga, ia melirik mobil Fazri curiga.

"Mampus, pasti momy udah cerita soal tangisan bayi."

Huaaa

Dug

"Eh," Fazri berbalik menghadap mobilnya, dengan segera ia membuka pintu.

"HAH DUA?" bahu Fazri merosot, di ikuti Farash yang menatap laki-laki itu curiga.

"Dek! Bayi siapa yang lo pungut hah?" kaget Farash, ia menyelidik.

"Demi sempak Kaka yang warna ungu, gue bener-bener gak tau kak," aku Fazri, ia masih terpaku dengan pemandangan di depannya.

Tuk

"Mulut nya?" Farash, menjitak Fazri.

Suara tangis itu semakin kencang, awalnya hanya satu bayi, tapi mungkin bayi satu nya terganggu jadi ikut menangis, Fazri meringis, ia hendak berjalan ke dalam rumah, malah di tahan oleh kaka nya.

"Mau kemana lo hah?" tanya Farash kesal.

"Eh hehe enggak, terus ini bayi mau di gimana in?"

"Heh lo yang bawa! Lo yang tangguh jawab!"

"Eh kok gue?"

"Lo bapak nya kan? Ngaku lo!" Fazri melotot, mana berani ia menghamili anak orang, ya mesti ia sering mempermainkan perempuan, tapi kalau soal goyang ranjang, ia hanya mau melakukan itu dengan istrinya kelak kali.

"Solimi lo! Mujidin!"

"Heis udah-udah, mending bawa dulu ini ke dalem cepet," Farash menarik keranjang itu pelan, ia menggendong satu bayi yang terlihat seperti laki-laki sedangkan yang satu nya lagi masih di dalam ranjang.

Fazri menatap bayi itu bingung, harus ia apakan?

"Heh! Kok malah bengong, gendong lah dongo!" titah Farash kesal.

Fazri tersadar, alih-alih menggendong, ia malah mengambil ranjang yang berisi bayi itu, ia tidak bisa menggendong bayi, Farash berdecak.

"Kok malah lo bawa sama ranjang nya?!"

"Gue gak bisa gendong bayi, ya gusti," balas Fazri lelah.

"Yaudah hati-hati!"

Fazri mengangguk, ia membawa keranjang yang berisi bayi itu pelan.

👶🧒

Next gak?

Selamat datang dan selamat menikmati hiburan Gj ini.

Daddy Fazri🎬 [Rombak Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang