O4. Firasat.

395 57 1
                                    

PRAEMISIT potongan keempat.
ଽ by kurooyate ⵓ lilie.

Hari ini aku mempunyai firasat yang buruk entah, firasat ini bukan untuk diriku. Seseorang, hanya saja siapa?

Tentu aku berpikir bahwa firasat burukku ini akan menimpaku, karena saat ini aku sedang merasa tidak enak badan. Namun mengapa tiba-tiba aku merasa tidak enak badan, Bukankah ini hal yang aneh?

"Ah... sudahlah, jangan terlalu dipikirkan."

Seperti biasa, ia menenangkan dirinya sambil membuat secangkir teh hangat untuk diminum nya. Sambil memandangi suasana ramai jalan raya dari dalam jendela apartemen,

"Suasana ini, ada yang janggal. Ada sesuatu yang terjadi"

Lelaki bersurai abu-abu muda dengan warna hitam di ujungnya itu kembali berjalan kearah dapur dan berniat untuk jalan-jalan sebentar diluar, sembari menjernihkan pikirannya.

"Sudah sore, ya? Cepat sekali."

Udara disini, sangat segar. Aku bisa merasakannya, sangat damai. Melihat dua anak kembar bermain layang-layang membuatku teringat masa-masa SMA, "Dua kembar bodoh, itu." Ucapku sambil tersenyum tipis. Tidak ada yang lebih musikal dari matahari terbenam.

"Sebentar lagi akan gelap."

Firasat buruk itu menghilang. Mungkin aku hanya membutuhkan waktu untuk sendiri, pikirnya demikian.

Aku kembali ke apartemen sebelum semuanya menjadi gelap. Sampai dimana aku merasa benar-benar diingatkan lagi pada sesuatu yang buruk itu.

☆ ☆ ☆

Aku kembali dengan suasana hati yang baik, baru saja duduk sebentar di sofa. Aku mendengar ada suara notifikasi dari ponselku, Kita mengulurkan tangan untuk mengambil ponselnya.

"Atsumu.. ? Tumben."

Tadinya aku pikir ia hanya mengirim pesan rindu kepadanya, karena sudah lama ia tidak bertemu dengan Atsumu. Nyatanya, itu hanyalah ekspetasi tinggi yang diharapkan sosok Kita shinsuke.

Ternyata memang benar, firasat burukku itu akan selalu terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata memang benar, firasat burukku itu akan selalu terjadi. Hari itu, aku benar-benar dibuat terkejut setelah membaca pesan dari Atsumu.

Saking tidak percaya nya, aku tidak sengaja menelpon Atsumu.

Untungnya tidak direspon olehnya. "Kenapa gue ikutan khawatir, ya?" Aku memegang erat ponselku.

"Dada gue.. sakit."

Aku tidak menyangka melupakan firasat itu dengan cepat. Mereka itu, sudah aku anggap sebagai keluarga. Meski jarang sekali aku bertemu dan berkomunikasi dengan mereka, tapi hubungan itu masih membekas.

"Semoga mereka baik-baik saja."

PRAEMISITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang