O6. Bagiku ini, berat.

351 50 0
                                    

PRAEMISIT potongan keenam.
ଽ by kurooyate ⵓ lilie.

Kubuka pintu kamarnya perlahan. Aku menghela nafas saat memasuki ruangan nya, terasa dingin. Belum sempat aku menyalakan lampu. Aku benar-benar Terkejut melihat Samu yang tengah berdiri sambil menatap jendela kamar.

"Samu?? IN- INI BENERAN LO?!" Tidak percaya, aku megusap kedua mataku.

"Iya, ini gue. Kenapa si lo?"

"Ah masa sih ini lo? Bukan nya lo..."

"Ga, gue dari tadi disini. Lo ngapain masuk kamar gue sambil nangis gitu?"

Herannya lagi, ia sama sekali tidak menatapku saat berbicara. Ia mengenakan baju berwarna putih, kulitnya nya terlihat pucat, tubuhnya kurus, bukan seperti Osamu.

"Lo inget kan besok..."

"Besok gue ulang tahun." Jawab Osamu. Bahkan Atsumu belum menyelesaikan kata-kata nya.

"Gue tahu, gue inget. Bukan berarti cuman lo doang yang ulang tahun, besok." Aku menunduk, tersenyum kecil. Sial, aku hampir percaya bahwa saat ini aku tengah berbicara padanya.

"Jangan lupa bawain gue bunga itu. Lo tau kan?"

"Maksud lo bunga yang itu? Bukannya udah layu?"

"Bawa aja, belum layu. Sebentar lagi, gue mau lihat bunga itu sampe layu."

Ia membalikkan tubuhnya, saat ini dia benar menatapku. "Angkat kepala lo" Dengan rasa takut, aku mengangkat kepala dengan mata tertutup.

"Lihat gue, Tsum."

"Ga bakal, lo pasti bukan Osamu. Ga mau"

"Buka mata lo sekarang yaelah, lihat gue dulu dong."

Ragu ingin membuka mata, aku mengintip memastikan bahwa ia bukanlah hantu atau sesuatu makhluk yang mengerikan menyerupai Osamu.

"Peluk gue"

Tak sengaja, aku membuka mata setelah mendengar kata-katanya.

"Beneran lo?"

"Beneran, ya kali gue bohong"

"Ga sebaik ini lo ke gue"

"Cepet, gue ga punya waktu lagi"

Tanpa menolak, aku berlari memeluk Osamu. Pelukannya erat, sangat hangat. Rasanya ini memang betul Osamu, ataukah mungkin ini hanyalah sebuah khayalan yang dibuat Atsumu.

"Gue pergi dulu ya, Tsum." Bisiknya, ia terlihat tersenyum lebar. Semakin lama, kehadiran sosok Osamu di mata Atsumu menghilang.

"SAM, LO JANGAN TINGGALIN GUE SENDIRI LAGI" Aku memeluknya, kali ini semakin erat.

"Kalo lo peluk gue kaya gini, gue bisa sakit, Tsum." Tubuhnya semakin bersinar, rasa hangat dari pelukkan nya memudar. Aku mendengar ia tertawa kecil sebelum benar-benar lenyap dari pelukkan ku.

Tidak ada yang tahu bagaimana Osamu menampakkan diri, di hadapan Atsumu dengan sangat jelas. Aku menangis keras, saat tahu Osamu menghilang dari dekapan ku.

Malam ini terasa sangat berat bagi Atsumu, tangisan nya semakin keras. Suna rintarou yang mendengar suara tangisan itu, bergegas masuk kedalam rumah.

"Suaranya dari, kamar"

Rintarou menghentikan langkah kakinya, setelah melihat kenyataan apa yang sebenarnya terjadi. Ia sengaja meninggalkan Atsumu menangis sendirian dalam kamar, dan memilih untuk menunggu duduk di sofa ruang tamu.

Pukul sebelas malam, rumah ini kembali tenang tanpa suara. Sepertinya Atsumu sudah menenangkan diri, pikirnya.

"Rin, sorry kalo lo keganggu sama tangisan gue"

"Halah santai, ini kan rumah lo. Cuci muka dulu sono, mata lo bengkak semua"

Aku berjalan menuju kamar mandi, dan segera mencuci muka. Melihat wajahku di cermin, membuatku kesal. Tanpa berlama-lama berdiam diri di kamar mandi, aku keluar dan menemui Rintarou di ruang tamu.

☆ ☆ ☆

"Sssuttt, gue tau lo mau tanya alasan gue kesini. Gue di suruh Kita-shin buat temenin lo sebentar"

"Lo berarti ketemu Osamu?"

"Iya gue habis jenguk dia, lo ga usah merasa bersalah. Gue maklumin lo nangis kejer tadi"

Aku berdiri, dan menawarkan minuman pada Rintarou. Namun, ia menolak tawaran ku.

"Ga usah repot-repot, kalo lo capek mending istirahat dulu."

Keadaan ini, canggung. Tidak biasanya Atsumu merasa canggung pada temannya, apalagi dengan orang-orang yang tidak dikenal.

"Oh ya, Sam udah bisa bicara. Jadi lo ga usah terlalu khawatir, tapi nafas nya masih belum teratur."

"Rin gue jadi ga enak sama lo, makasih."

"Iya, santai. Gue disini juga kasihan sama lo"

Sudah tengah malam, Laki-laki bersurai hitam itu berdiri dan pergi, mengucapkan salam perpisahan pada Atsumu. Kali ini kondisi hatinya sudah lebih membaik dari sebelumnya. Karena datangnya Rintarou, membuat Atsumu kembali lega.

Lantas Atsumu kembali ke kamarnya sendiri, menidurkan dirinya dan bersiap untuk menemui Osamu di hari esok.

PRAEMISITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang