Judul : Sunshine
Jenis : Ficlet
Author : falllix
Cast :
----
Hujan deras mengisi keheningan di ruangan putih berbau antiseptik hari itu, gadis bernama-Jung Yerin menunggu seseorang sambil melihat ke luar jendela.
Cklek!
"Hai Rin.. Long time no see." Ucap seorang pria yang baru saja memasuki kamar tersebut.
"3 bulan kamu kesini, kemana aja kamu? ngurusin degem mu itu?" Tanya Yerin dengan nada sebal.
Pria itu hanya tertawa ketika mendengar ucapan sang sahabat.
"Nggak lah Rin, aku sibuk kerja diluar kota. Oh ini aku bawain bunga kesukaan kamu." Ucap pria itu sambil menaruh bunga di vas bunga yang tersedia dikamar tempat Yerin di rawat.
"Makasih Hanbin, udah lama nggak liat bunga ini semoga ini bukan bunga yang aku liat terakhir kalinya." Yerin memandang vas yang baru diisi oleh bunga kesukaan nya
"Heh, ngomong sembarangan, aku yakin kamu sembuh kok." Ucap Hanbin sambil mengelus tangan Yerin yang terbebas dari selang infus.
"Ian, dokter udah bilang umur ku ngak lama." Ucap Yerin memandang atap kamar rumah sakit.
"Heh sunshine-nya Hanbin, gak boleh gitu ngomongnya, kamu pasti bisa kok, percaya sama Hanbin." Ucap Hanbin sambil mengecup punggung tangan Yerin.
Mereka itu,- "bersahabat".
Itu kata mereka, walaupun didalam hati keduanya, perasaan mereka satu sama lain bisa di kategorikan lebih dari sahabat, dan perasaan itu sudah tumbuh sejak lama, sejak keduanya masih sama-sama berada di bangku sekolah.
2 minggu kemudian.
"Bin, dansa bareng yuk!" Ajak Yerin dengan begitu semangatnya.
"Loh, kok tumben kamu ngajak dansa hahahaha." Ucap Hanbin dengan tawa khas nya.
"Cepet! Aku mau dansa. Aku maksa pokoknya." Ucap Yerin sambil cemberut.
"Iya - iya, ayo kita dansa manis." Ucap Hanbin menerima ajakan dansa tersebut.
Keduanya berdansa hingga tengah malam, tanpa terasa. Waktu yang indah bagi mereka berdua, diam-diam Hanbin berharap dalam hatinya jika ia ingin menikmati waktu seperti ini setiap saat, bersama Yerin, tapi Tuhan adalah pemilik skenario terbaik.
"Bin, makasih ya udah nemenin aku dari kelas 10, aku beruntung banget bisa punya sahabat kaya kamu." Ucap Yerin sambil memeluk tubuh Hanbin.
Mendengar kata "sahabat" yang dilontarkan oleh Yerin membuat hati Hanbin sakit, entah mengapa kata sahabat menjadi begitu menyakitkan sekarang untuk di dengar.
"Iya, aku juga beruntung punya sahabat kayak kamu, cepet sembuh ya sunshine nya Hanbin. Aku gak tega kamu disini terus. Nanti kalau udah sembuh, aku bawain makanan kesukaan kamu." Ucap Hanbin sambil mengelus rambut Yerin.
"Iya Hanbin, Yerin janji buat sembuh dan bisa keluar dari sini." Sahut Yerin dengan penuh semangat.
"Nah gitu dong semangat sunshine nya Hanbin." Hanbin merasakan sesuatu di daerah bahu nya ketika ia berbicara seperti itu.
"Bin, Yerin ngantuk mau tidur, jaga diri kamu baik - baik ya, jangan lupa makan, nanti bawain makanan kesukaan Yerin ya, Yerin mau tidur dulu, selamat malam dan sampai bertemu lagi." Setelah berbicara Yerin menutup mata nya erat dan pelukan mereka terlepas sampai darah dari hidung Yerin keluar.
Dengan berusaha tegar Hanbin mengusap punggung Yerin sambil berucap-
"Iya, nanti aku bawain makanannya. Sekarang tidur yang nyenyak ya, sampai ketemu lagi sunshine nya Hanbin." Gumam Hanbin seraya menahan air matanya.
Dengan telaten Hanbin menidurkan Yerin di atas ranjang, melihat wajah pucat sahabat nya itu, tangisnya seketika pecah.
"Selamat tidur kesayangan nya Hanbin, maafin aku yang jadi pecundang dan cuma bisa ngomong ini ke Yerin sekarang. Hanbin suka sama Yerin dari kelas 11, dan sekarang kamu bebas sayang bisa lepas dari semua ini, tidur yang nyenyak ya, tunggu aku nanti kalau udah saat nya, mimpi indah, Sahabat." Ucap Hanbin sembari mengecup kening Yerin.
Beberapa tahun kemudian.
Seorang pria mengenakan jas rapih memasuki daerah pemakaman dan ia berhenti di salah satu makam.
"Hai udah lama ngak ketemu ya sunshine, sekitar berapa tahun ya? 2 apa 3 tahun, kan ya?" Ucap pria tersebut.
"Aku bawain makanan kesukaan kamu, sesuai janji aku dulu." Ucap pria yang ternyata adalah Hanbin.
"Ini tahun ke-6 aku tanpa kamu, semua jadi beda setelah kamu ninggalin aku-" Ucap Hanbin terpotong ketika sosok anak kecil bergabung ke obrolan mereka.
"Pah jangan sedih nanti Mama Yerin ikutan sedih liat Papa sedih." Sosok anak kecil itu berkata karena ia melihat Hanbin meneteskan air matanya.
"Iya sayang, papa gak sedih kok, ayo sama mama Yerin nya," Ucap Hanbin lalu mengusap kepala anak kecil tersebut dengan lembut.
"Walaupun aku gak tau mama seperti apa, aku cuma liat dari foto mama dirumah yang terpajang diruang tamu, aku mau ngucapin makasih, karena mama pernah nemenin papa, papa suka nangis kalau liat foto mama sambil bilang kangen-" Ucapan anak itu berhenti sebentar lalu ia lanjutkan lagi.
"Harin tau, mama sosok yang kuat. Buktinya mama lawan penyakit mama bertahun - tahun, Harin pengen kaya mama yang kuat dan sayang sama papa, i love you ma." Ucap Harin sambil ngusap foto Yerin yang terletak di makam tersebut.
Hanbin tidak sanggup membendung air mata nya dan air mata nya turun juga, lalu mendekati makam Yerin.
"Kamu dengar sendiri kan Rin, anak angkat kita bilang, dia mau jadi anak yang kuat kayak kamu." Ucap Hanbin lalu mengusap air matanya yang kembali menetes, lalu menghela nafas.
"Sunshine, aku pulang dulu ya, minggu depan kita ketemu lagi, selamat tinggal sunshine, i love you." Ucap Hanbin sambil menggandeng tangan Harin lalu meninggal kan makam Yerin.
"HARIN SAYANG MAMA JUGA!" Teriak Harin ketika sudah jauh dari makam Yerin.
Hanbin bingung dengan tingkah laku anaknya dan memaklumi Harin yang melihat apa yang tidak bisa ia lihat.
END
Hari ini, mengharukan sekali buat para Ids, Hanbin, dan kita para pencinta 96line. Bingung mau sedih atau seneng, tapi yang jelas bahagia, karena Hanbin free dari tuntutan 3tahun itu. Semangat semua!!!! -admin berry:)
Bumi, Indonesia.
10 - 09 - 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
2. YERIN X BOY
FanfictionBuku kedua dari Every_Rin96 masih tentang Yerin x Boy. Di buku ini bukan cuma ada Oneshot, tapi juga Twoshot, Ficlet, maybe Songfic too, tentu masih dengan author - author keceh dari grup kebanggan kami : 96 NYARI BERKAH. Jangan lupa follow sebelu...