Teng muren mulai menyadari akan dirinya juga salah satu dari para homoseksual yang tengah hangat diperbincangkan akhir-akhir ini, ia sudah menyukai li cheng hampir satu semester ini.
Ia sama seperti orang-orang yang saat pertama kali melihat sosok seorang laki-laki.
Ia penasaran sekaligus merasa sangat iri dengan sosok dia yang sangat sempurna, tubuh yang tinggi mempesona, bahkan ia juga termasuk murid sangat pintar dalam bidang akademik.
Tidak ada yang sempurna di dunia ini bahkan seorang li cheng. Memiliki sifat yang dingin dan cuek merupakan nilai tersendiri untuknya.
Bagi muren yang saat ini merasa bangga dengan dirinya dan apa yang suda dimilikinya.
Namun kehadiran sosok seperti li cheng sangat sempurna pasti membuatnya sedikit merasa tidak adil.
Setiap hari hampir menahan diri dari rasa iri dan cemburu akan sosok li cheng, tiba-tiba terjadi sebuah insiden tanpa ia duga.
Hingga membuat segala hal pada diri muren berubah. Terutama perasaan muren pada li cheng.
🍃🍃🍃
Pada malam itu muren serta teman-teman sekamarnya keluar untuk minum di kedai yang berada di kawasan kampus. Xiang hao ting yang saat itu sedang merasa sedih karena baru saja putus dari pacarnya membuat muren, sun bo xiang dan xia de harus menemaninya minum malam ini.
Mereka semua mulai merasa sedikit mabuk, xiang hao ting yang sudah kehilangan kontrol mulai menangis dan berteriak sambil menuangkan minuman disekitar meja mereka. Dia bahkan sempat-sempatnya merobek baju muren.
Mereka bertiga menghabiskan hampir 20 menit lebik untuk membawa xiang hao ting dari kedai menuju ke asramanya. Setelah memastikan bhawa dia aman didalam kamarnya, muren segera mencari sebuah alasan untuk melarikan diri untuk mencari udara segar.
Muren merasa sedikit mabuk, mengakibatkan ia mulai merasa mengantuk. Ia masih belum ingin kembali ke asramanya dan memutuskan untuk terus berjalan-jalan hingga ia akhirnya berhenti dilapangan sepak bola dikampusnya.
Kepalanya sudah pusing membuatnya menghempaskan tubuhnya dilapangan yang sedikit basah dan perlahan jatuh tertidur.
Udara malam semakin terasa sangat dingin membuatnya terbangun, ia mencoba untuk duduk dan melihat ponselnya dan ia sedikit kaget melihaat saat ini sudah jam 7 pagi.
Muren merasakan kepalanya masih sedikit berputar-putar akibat minum semalam. Ia melihat sekitar dan mencoba mengingat mengapa dia sampai tertidur dilapangan ini.
Muren melihat dari kejuahan seseorang tengah berjalan kearahnya. Muren menyipitkan matanya untuk meyakinkan dirinya dengan lebih jelas siapa yang berada dilapangan sepakbola sepagi ini.
Ketika orang itu sudah berada di depan muren ia masih terduduk, pria itu menunduk menatap muren dan muren membalas menatap pria tersebut dan sangat terkejut saat melihat bahwa li cheng lah yang sedang berdiri didepannya.
Sedang apa dia berada disini sepagi ini
Li cheng melihat dan mengamati muren sambil memasang ekspresi meremehkan. Kemudian ia mengeluarkan uang 100$ dari dalam dompetnya lalu berjongkok sambil meletakkan selembar uang tersebut di depan muren. Kemudia ia berjalan menjauh dari muren.
Muren kaget. Ia masih mencoba apa yang baru saja terjadi. Hingga saat ia melihat punggung li cheng yang berjalan menjauh dari pandangannya, akhirnya ia baru menyadari apa yang dia lakukan barusan.
Muren marah dan tidak bisa terima saat mencoba memahami apa yang li cheng pikirkan soal dirinya saat itu.Muren buru-buru bangun dan berlari untuk mengejar li cheng. Ia memegang tangan li cheng dan berkata, " Sialan, Apa maksudmu memberikan ku uang ini? Kau pikir aku apa?pengemis?" Marah muren.
Li cheng membalikan badannya dan memandang ke arah muren. Muren berpakaian kotor dan berantakan dengan mata merah.
"Apa kamu tidak bisa melihat bagaimana dirimu saat ini?" Li cheng berkata dengan nada dinginnya.
Muren sangat marah hingga nyaris saja ia memuku li cheng yang berada didepannya. Ia mengeluarkan selembar uang 100$ yang li cheng tinggalkan dan melemparkannya ke muka li cheng.
"Aku kembalikan uangmu! Jangan pernah melihatku dengan tatapan meremahkan seperti itu! Apa kamu pernah melihat seorang pengemis yang berkuliah di universitas? Apa kamu pernah melihat pengemis dengan wajah setampan ini? Apa pernah kau melihat seorang pengemis dengan tubuh semulus ini?"
Muren bahkan sampai menurunkan sedikit bagian leher bajunya untuk memperlihatkan garis lehernya yang mulus.
"Dan lagi, tempat ini tidak akan pernah memperbolehkan pengemis masuk ke dalam kampus. Coba kamu jelaskan bagian mana dari diriku yang terlihat seperti seorang pengemis??"
Li cheng dengan tatapan dinginnya masih diam menyaksikan muren yang terus berbicara tanpa henti.
"Coba kamu tunjukan padaku, bagian mana dari kamu yang tidak terlihat seperti pengemis saat ini?"
Li cheng balik bertanyaMuren sangat amat benci saat ada orang lain membalikan pertanyaannya. Ia pun mulai melihat tubuhnya dari bawah hingga keatas. Ia terdiam, saat ini ia akhirnya menyadari alasan li cheng bisa berbicara seperti itu. Baju nya kotor dan semakin lama dia memandang dirinya semakin jelas bahwa dia seperti seorang pengemis.
Muren menciut nyalinya untuk kembali melihat li cheng yang berdiri didepannya. Ia berubah seperti balon yang kehabisan gasnya.
Ia mulai berpikir bahwa li cheng sangat baik hati kepadanya karena telah memberikan uang kepada seorang gelandangan.
Seharusnya ia bukannya memarahi li cheng saat itu.
"Erm...anu...itu...thanksss!!" Muren berbicara terbata-bata.
Li cheng yang mendengar muren mengucapkan terima kasih sedikit konyol.
Li cheng tertawa dan meledek muren.
"Apa kamu idiot?"
Hanya beberapa saat lalu muren terlihat seperti ingin memukulnya dan sekarang tiba-tiba ia berterima kasih padanya.
Muren mengangkat wajahnya yang tertunduk dan seketika terpesona dengan wajah li cheng yang sedang tertawa.
Selama ini ia belum pernah melihat wajah li cheng saat tertawa.
Dan untuk pertama kalinya ia terpesona pada li cheng yang ada dihadapannya. Ia menatap wajah tampan yang sedang tertawa itu...
Ia tertegun.Dan saat ia mulai sadar dari lamunannya, li cheng sudah berjalan menghilang dari pandangannya dan meninggalkan uang selembar 100$ nya. Muren memungut selembar uang itu dan menaruhnya ke dalam kantong bajunya.
Ia berpikir sayang jika seseorang memberikan sesuatu dan ia tidak menerimanya.
Aku bukan idiot.
Tbc
Pasti nonton history4 close to you kan nah pasti tau muren dan li cheng yang mana hehe , yang belom tau aku kasih tauuuu nihhhh .
Kiri ( muren ) dan kanan ( li cheng )Jangan lupa di vote okeee ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO BE MY BOYFRIEND | MUREN & LICHENG
Non-FictionREMAKE " Cerita cinta muren yang sangat unik dan li cheng yang dingin mempesona jatuh hati terhadap muren" Author : Angelina bxb ⚠️ boys love ♥️