Muren dengan wajah gembira pulang kerumahnya setelah sehatian menhabiskan waktunya dengan li cheng. Kedua orang tua muren ternyata sudah menunggunya dengan ekspresi yang sangat menyeramkan. Muren memperhatikan ekspresi orangtuanya dan mulai merasa sangat cemas.
Bagaimana jika meifang memberitahukan kepada orangtuanya ??
"Apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya ayah muren.
Wajah muren berubah pucat dan ia mengigit bibir bawahnya.
Terdiam.
Ibu muren pun ikut menambahkan, "Kamu memintamu untuk menceritakan apa yang terjadi dan mengapa kamu tidak mengatakan apapun?"
"Iii..niiiii pilihan aku. Tidak masalah sebanyak apa kalian akan memarahiku aku tidak akan merubah keputusanku", Muren berkata dengan penuh keyakinan dan ia tidak akan menghindar. Ia bersiap untuk menghadapi apa pun yang terjadi setelahnya.
Ibu muren menggetuk kepalanya.
"Apa yang sedang kamu bicarakan? sekarang kamu sudah tumbuh dewasa dan seperti ini cara kamu berbicara pada kedua orangtua kamu? kamu merasa sudah mempunyai sayap sekarang dan berpikir sudah bisa terbang sendiri hmmm? tadi saat kamu keluar rumah, meifang datang sambil menangis dan dia masih dikamarmu sekarang saat kami bertanya apa yang terjadi meifang tidak ingin berbicara. Jadi apa yang kamu lakukan padanya? Dan apa itu tadi yang barusan kamu katakan? apa pun yang terjadi kamu sudah mengambil keputusan? Bocah ini kamu menganggu meifang dan kamu masih bisa mencari alasan?!"
Mendengar perkataan ibu nya membuat muren merasa sangat lega. Meifang tidak mengatakan apapun pada mereka, beruntung ia tidak jadi membongkar rahasianya sendiri tadi.
Muren mengganguk.
"Kalau begitu aku harus cepat-ceat melihatnya ke atas dan bertanya apa yang terjadi dengannya dan kalian berdua tidak perlu ikut, lagipula mengapa kalian beranggapan bahwah akulah yang mengganggunya? mungkin saja ia kesini karena ingin membicarakan hal penting kepadaku."
Ayah muren memberikan tanda dengan tangannya agar muren cepat pergi melihat ke kamarnya. Ketika muren masuk kedalam kamarnya, ia melihat meifang sedang berbaring diatas tempat tidurnya. Ketika melihat muren masuk ia langsung beranjak duduk dan menunjuk ke arah muren sambil marah-marah.
"Kamu ! dasar kau, orang ketiga! rubah! selir!!!"
Muren cepat-cepat mengunci pintu kamarnya. Dengan gugup ia mencoba berbicara dengan meifang.
"Sssst,,, Pelankan suaramu, bagaimana kalau kedua orangtuaku mendengarmu?"
"Biarkan saja, biar mereka tau apa yang sudah kamu lakukan"
"Kamu bahkan mencuri pria ku, kamu lupa bagaimana baiknya aku memperlakukanmu?"
Muren mencoba mengingat,
Ia tidak pernah merasa bahwa meifang pernah memperlakukannya dengan baik, tetapi saat itu ia tidak berani mengatakannya.
Setelah terdiam cukup lama, meifang kembali melanjutkan perkataannya.
"Kamu menyukai li cheng????"
"Walaupun kamu menyukainya, kamu seharusnya tidak menciumnya tepat dihadapanku bodoh!!!!" meifeng kembali menangis.
Muren membantunya untuk mengambilkan tissue.
"Kamu pasti juga bisa melihatnya sendiri bukan bahwa ia yang maju dan langsung menciumku tadi"
"Lalu what the hell kamu mengeluarkan lidahmu untuk membalasnya?!"
Muren tercengang.
"Kamu dan li cheng berpacaran sekarang" Tanya meifang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT TO BE MY BOYFRIEND | MUREN & LICHENG
Não FicçãoREMAKE " Cerita cinta muren yang sangat unik dan li cheng yang dingin mempesona jatuh hati terhadap muren" Author : Angelina bxb ⚠️ boys love ♥️