2. Mmmh...

50 2 31
                                    

Di Minggu pagi yang cerah, Sa Ra bersiap-siap akan berangkat ibadah. Sebenarnya Sa Ra malas berangkat pagi-pagi begini, tapi ia memiliki janji lain di sore hari.

Sa Ra  memarkir mobilnya di halaman gereja yang nyaris padat oleh mobil-mobil jemaat yang sudah hadir terlebih dahulu.

Sa Ra memajukan mobilnya hendak memarkir mobilnya. Tapi entah kenapa dia merasa mobil bagian belakangnya seperti menabrak sesuatu.

Sa Ra terhenyak, lalu menggerutu kesal. Dia di tabrak apa nabrak?
Sa Ra keluar mobil untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sa Ra kaget kaget karena seorang cowok juga keluar dari mobilnya untuk melihat keadaan mobilnya juga. Hanya cowok itu berwajah lebih khawatir.

"Maaf maaf, aku nabrak mobilmu."
Katanya.

Sa Ra tertegun. Pria itu...? Sa Ra tidak bereaksi melihat pria berwajah seperti bayi sangat panik.

"Oh aku di tabrak?" Sa Ra hanya bicara pelan karena tidak tega kalau harus berteriak lagian Sa Ra juga sedang tidak ingin berteriak.

"Ya, aku yang nabrak. Aku akan mengganti biaya kerusakan." Katanya.

"Nggak papa, sebenarnya aku yang kurang begitu mahir markirin mobil kok."
Sa Ra pasrah.

"Aku bisa membantumu."

Sa Ra nyengir seketika, lalu mengangguk sambil mempersilakan Pria itu memarkirkan mobilnya. Setelah mobil terparkir sempurna pria itu keluar lagi dari mobi Sa Ra.

"Kamu gurunya A-Sana kan?"

"Oh ya, kamu Uncle-nya kan?"
Kai tersenyum lalu mengangguk.

"Kamu ibadah di gereja ini juga?" tanya Kai.

"Iya, belum lama sih, tapi aku sudah datang beberapa kali."

"Kenapa kita nggak pernah ketemu ya?"

Kai memberikan kunci mobil pada Sa Ra.

"Aku selalu jadi yang terakhir karena terkendala parkir. Yah kayak gini. Aku sering nabrak mobil orang."
Sa Ra mengaku.

"Serius?" Kai terbelalak.

"Ya."

Sa Ra memasukkan kunci kedalam tasnya.

"Kau bisa membahayakan nyawamu sendiri."

"Aku berusaha berhati-hati."
Sa Ra tersenyum.

Tiiiiinnnn....

"Woi, ngobrol di jalan, pinggirin mobil elo."

Seseorang membunyikan klakson lalu teriak. Kai sadar harus mengalihkan mobilnya dengan segera.

"Mobilmu di jalan, btw thanks karena udah bantuin aku."

Sa Ra melambai pada Kai, lalu berlalu.

"Mian."

Kai bergegas masuk ke dalam mobilnya sambil melambai pada orang yang berteriak tadi. Kai mengalihkan mobilnya. Kai memarkir mobilnya di sebelah mobik Sa Ra. Sejenak Kai memeriksa bagian belakang mobil Sa Ra yang penyok karena tertabrak mobilnya.

Kai memasuki gereja dan sudah mendapatkan selebaran berisi rangakaian acara khotbah dan daftar kidung jemaat.

Kai memang selalu percaya pada takdir. Kai bertemu lagi dengan Sa Ra.  Kai melambaikan tangannya sekilas, wanita itu hanya mengangguk sambil tersenyum. Kai duduk persis di sebelah Sa Ra.

Oh shit, menyentuh lengan bajunya aja Kai deg-degan, apa lagi kulitnya. Kai memejamkan matanya sebentar sambil menghirup aroma bunga yang menguar dari tubuh Sa Ra.

Thief Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang