5. Ahjuma or Noona?

42 3 13
                                    

Dengan kesepakatan bersama. Sa Ra setuju Kai mengantar dan menjemputnya, asal saja tidak mengganggu kegiatan Kai yang setahu Sa Ra super duper sibuk.

Meskipun awalnya Kai menolak, namun akhirnya ia mau di bayar di awal. Demi melihat Sa Ra yang seanggun ratu dan wajah cantik Sa Ra yang secantik putri dari Yunani meskipun Sa Ra berkulit pucat seperti bongkahaan awan di langit.
Sa Ra lebih terlihat seperti orang Eropa dari pada orang Korea.

"Sa, beneran aku tidak perlu di bayar, aku punya uang kok." tolak Kai.

"Jangan sombong, tentu saja kamu punya uang. Ga ada yang percaya seorang Exo Kai itu miskin." seloroh Sa Ra.

Kai tertawa ngakak. Kai kemudian membusungkan bahunya supaya bisa melihat wajah Sa Ra lebih dekat.

"Aku serius." Kai tetap pada pendiriannya.

"Aku tidak mau." tolak Sa Ra tetap pada pendiriannya juga.

Mereka saling berpandangan sengit. Sa Ra dan Kai sama-sama diam dan terus berpandangan tanpa mengedipkan mata. Tapi sebagai seorang pria yang budiman. Kai harus mengalah.

"Oke." kata Kai akhirnya.

Sa ra tersenyum lalu mengerjapkan matanya. Sa Ra senang Kai akhirnya menyetujui syaratnya.

"Terimakasih Kim Jongin, aku senang kita akhirnya sepakat."

Sa Ra tersenyum sambil mengambil amplop berisi uang yang tebal.

"kau boleh menghitungnya dulu."

"Tidak perlu, aku percaya."

"Kok percaya gitu aja, hitung aja  nggak papa kok."

"Kamu nggak mungkin menipuku."

"Ya ampun."

Sa Ra tersenyum smirk sekilas lalu tertawa.

"Besok aku ada undangan melihat pertunjukan balet."kata Sa Ra.

"Besok? Jam berapa?" tanya Kai.

"Jam empat sore, buka gate."

Kai mengerutkan dahinya, sambil berpikir. Waktu yang ia miliki tidak  banyak. Tuh kan?  Salah siapa menyanggupi dirinya jadi sopir Sa Ra.

"Kenapa?  Kamu nggak bisa?"
Sa Ra curiga.

"Bisa  bisa,  siapa yang bilang nggak bisa?"

"Kok muka kamu gitu?"

"Ya,  aku biasa aja kok." bohong Kai.

Sa Ra menyangklong tasnya bersiap akan pergi.

"Besok kamu ada acara kemana sebelum ke pertunjukan?" Kai juga berdiri.

"Di rumah, aku belum di bolehin datang mengajar. " jawab Sa Ra.

Kai tersenyum, senyum yang jarang di lihat orang dalam kehidupan nyata. Di depan kamera, dalam MV, dalam acara televisi Kai terlihat menawan dan senyum seksinya sangat memabukkan.  Sekarang Sa Ra mabuk kepayang karena melihat senyum itu secara langsung di hadapannya.

"Kenapa kamu senyum-senyum gitu? "
Sa Ra penasaran.

"Kalau gitu, mau jalan sama aku? "

Sa Ra bengong.  Pelan-pelan ia meletakkan lembali tas mungilnya di atas meja cafe, Lalu duduk lagi.

"Apa?" Sa Ra penasaran.

"Pergi denganku."

"Tunggu, tunggu!"

Sa Ra tidak yakin dengan pendengarannya. Tangannya memberi isyarat supaya Kai tidak bicara lagi.
Kai mengatupkan bibirnya.

"Kau ngajakin aku jalan?  Ngajakin aku berkencan?"

Thief Of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang