Malam hari dikota Tokyo~
Joseline mempercepat langkahnya merasa seseorang mengikutinya dari belakang. Padahal jarak antara butik dan apartemen nya tidak terlalu jauh. Meskipun sudah memasuki musim panas, entah kenapa cuaca malam jadi terasa dingin dan juga - kenapa malam ini rasanya begitu sepi.
"Ish. Berengsek! Masa masih di untit juga. Padahal gue udah pake mantel panjang gini. Juga gak liat apa kalau gue nih gak menarik ihhh-" untuk mengusir rasa parnonya joseline terus bicara sendiri terserah jika orang menilai nya aneh atau gak waras. Toh disini sepi banget.
.
Sementara itu , derap langkah sang pemuda semakin dipercepat. Cukup kualahan dia mengikuti langkah sang wanita di depan nya.
"Cepet banget sih jalan nya. Merasa kali ya gue ikutin" gumam nya sendiri. Dibalik hoodie yang dikenakan- Ia memasang senyum seringai nya.
Namun kedua matanya melotot lebar tatkala sang wanita hendak menyebrang tanpa melihat rambu dan dari arah berlawanan ada mobil yang melintas dengan kencangnya.
"AWAS!!!!"
gerak refleks. Kakinya berlari menuju kesana dan menarik kencang tangan si perempuan sebelum tersambar mobil yang bisa saja membuatya mati.
BRUUK-
"aduhh! Sakit anjir"
Mulut joseline ga terfilter merasa tubuhnya jatuh mencium aspal ditambah lagi seseorang lelaki yang tengah mencengkeram lengan nya. Membuat rasa parno nya makin jadi.
"Lepas bangsad! Lu penguntit kan!" meronta kasar. Tak peduli lagi dengan keadaan tubuhnya yang sakit karena jatuh bagi nya situasi sekarnag lebih gawat. Ditambah tak ada orang sama sekali. Kenapa jadi begitu menakutkan buatnya.
"Kak jose!" si cowok mengungkung diatasnya membuat gerakan Joseline makin terbatas dan ia membuka masker yang menutupi sebagian wajahnya.
"Lu siapa anj---" sesaat mulut joseline menganga serta matanya terpaku pada sosok pemuda di hadapannya.
'Bentuk matanya bulat kayak boneka, mana tatapan nya polos gitu kayak kucing , juga idungnya mancung ,bibir nya tipis. Rahang nya tirus. Ah~ aroma nya wangi mint. Siapa sih dia? Lucu banget-'
Batin joseline sibuk menilai lupa jika saat ini dia terjebak oleh sang penguntit. Pikiran warasnya segera kembali dan meronta- namun tak serius. Ada sisi nakal yang membuat nya jadi ingin berlama-lama menatap sang pria.
"Gue Taeyong. LEE TAEYONG adek nya Lee Tae Oh. Inget kan? Mantan lo-" si cowok menekankan ucapan nya. Joseline mengerjap. Mengingat nama yang disebut. Rasanya agak asing.
"Tae oh siapa njir? Lu tau-tauan gue pernah jadian sama dia. Eh penguntit sejati lo ya!!"
"Lo cuma pacaran sama abang gue tiga bulan dan gue yakin lo gak bucin sama dia lo bucin nya sama Elly kan? Tapi sekarang dia udah nikah dan punya anak terus lo di campakin!" jelas Taeyong panjang lebar. Sekalian aja menjabarkan apa yang dia tau selama ini. Joseline merasa tertohok. Apalagi jika mendengar nama Elly ditelinga nya. Stalker ini sungguh terlalu.
"Minggir!" meronta kasar. Taeyong pun memberi ruang untuknya. Keduanya pun bangkit bersamaan. Joseline sibuk membersihkan debu yang nempel di lengan baju serta rok nya.
Taeyong masih berdiri sambil memperhatikan tingkahnya.
"Gue anter pulang yuk!" ajaknya dan Joseline gak bales apapun. Taeyong anggep setuju. Keduanya lanjut jalan dan joseline berada di depan nya. Sesaat senyum Taeyong terumbar manis.
***
Berada di depan apartment sang wanita, Taeyong masih berdiri diam.
"Lo gak nyuruh gue masuk?" tanya nya ngarep.
"Selain stalker lu juga gak tau diri. Lagian tujuan lu apaan sih ikutin gue!" Joseline gak lagi takut karena melihat wajah si cowok yang termasuk imut ini - feelingnya merasa jika dia gak akan melakukan kekerasan.
Bruuk-
Taeyong mendorong Joseline membuat nya terkunci diantara dinding. Tatapan nya tajam mengintimidasi.
'Ah sial! Salah nilai gue. Tapi tetep aja gemesin'
Joseline merasa santai. Benar-benar aneh pikiran nya saat ini.
"Gue mau lo!"
"Hah?"
Wajah Taeyong mendekat, menghirup aroma tubuh sang wanita yang terasa enak.
"Gue suka lo kak jose. Bahkan sejak lo jadian sama Tae oh. Udah lama gue jadi stalker lo. Eum~ tepatnya tujuan gue kesini cuma buat lo-"
Pengakuan Taeyong seketika membuat hati nya menghangat. Hanya saja Joseline tetap waspada dengan bocah ini.
"Terus?"
Manik keduanya bertemu. Taeyong menemukan sorot keberanian sekaligus keputusasaan yang nyata. Sebagai stalker mustahil jika Teyong gak tau tentang nya.
"Lo abis dicapampakin dan lo tetep aja bersikap baik-baik aja-" satu tangan teyong membelai wajah tirus nya dan terhenti di bibir nya. Jujur aja Joseline merasa hasratnya naik. Sesuatu mendorong nya jadi berpikiran liar.
"Terus gue harus ngapain? Nangis meraung-raung gitu toh cuma buat gue terlihat tolol aja. Lagian dia udah bahagia sama istrinya. Mungkin" ada nada berat ketika Joseline mengatakan 'istri' untuk mantan kekasihnya. Melihat kebimbangan nya Taeyong jadi merasa bahagia
"Kalau lo izinin gue masuk. Gue bisa kasih lo kenyamanan. Setidak nya buat malam ini" menyusuri bibir tipis nya- juga leher nya. Taeyong menikmati setiap jengkal kulit nya yang terasa halus.
'Yabaiii! Tiba-tiba ada cowok manis nawarin diri ke gue. Ngaku stalker dan dia.. Arrhh buat gue galau uhh... ' ditengah perang batin nya. Joseline semakin terdorong dengan hasrat nakalnya.
"Ok.. " tanpa ragu. Ia menyetujui mau nya. Taeyeong semakin melebarkan senyumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Belum usai || Lee Taeyong|| 21+
FanfictionAda suatu hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Yaitu takdir. . . . "Gue bersumpah ga akan meminta dan memberi Cinta pada siapapun" Saat tekadnya bulat bersama emosinya - joseline gak sadar seseorang telah mengintai nya. Menjadi stalker nya. Di...