-psychopath
Emosi egi hari ke hari makin tidak bisa dikendalikan,reza berusaha agar ia keluar dari kamarnya,reza berfikir ia akan menyakitkan diri-sendiri di kamarnya.
"DISORDER"
"gi,kerumah sakit yok" ajak reza,tak lama egi menangis terjerit-jerit membuat reza khawatir. "gi,egi! Keluar dulu egi" tegas reza.
Tak lama,egi membukakan pintu dengan berekpresi datar. "egi,kerumah sakit ya.gue ngeri lu kenapa-napa" memegang pundak egi. "lu kira gue dah gila?! gue masih waras!"
"gi,gak gitu.gue mau tau kondisi lu sekarang" ucap reza, "gak mau!" egi ingin menutup pintu lagi lagi reza menahannya. "kalau gak mau kerumah sakit,setidaknya lu keluar dari kamar.elu juga gak cerita,kenapa lu nangis"
"ngapain gue ceritain sama lu" egi memukul tangan reza sampai tangannya tidak menahan pintu lagi. "gi,gue sengaja gak kasih tau ortu kita biar masalahnya gak kesebar kemana-mana" egi langsung membanti pintu sangat keras.
"gi,lu mau makan apa?? gue beliin,lu dari kemarim belum makan apa-apa lohh,gak keisi perut mu itu" ucap reza dari luar.egi memegang kepalanya dan memukulnya,ia sangat risih dengan perkataan reza tadi,namun,ia juga merasa lapar, "beliin gue roti sama susu" ucap egi. "baik-baik ya gi"
"iya!! bacot banget" egi menjambak-jambak rambutnya sambil menangis kesakitan karna sayatan luka di tangannya,dan tak lama egi merasa kesal sendiri ia memukul diri sendiri,tak lama dari itu egi langsung diam dan merasa lelah,ia langsung bersenderan di kasurnya.
Reza terdiam di taman,reza teringat apakah naela sudah menemukannya.reza langsung membuka handphonenya dan menelpon naela.
Sebelum reza menelpon naela,reza melihat anji sedang bersama perempuan sedang duduk agak jauh darinya.reza merasa heran dengan perempuan yang dekat dengan anji.
Reza menelpon naela sambil memperhatikan perempuan itu dengan amatir,saat telpon itu berdering,yang benar saja perempuan itu mengambil handphonenya dan menjauh dari anji.
"kenapa bang??"
mata reza langsung tajam melihat perempuan itu.
~ ~ ~
Reza mengetuk pintu kamar egi dan ia membukakan pintunya,ekspresi egi sangat beda,biasa egi keluar dengan ekspresi sedih,marah,ini tidak ia diam dan tidak berteriak ke reza. "nih yang elu pesan" reza memberi bingkisan ke egi dan egi menerimanya.
"gi,kayanya gue tau siapa perempuan yang deket sama anji" ucap reza,egi menoleh ke reza dan mendekatinya. "siapa bang??" dengan suara seraknya, "gue tau lu bakal marah besar"
~ ~ ~
Egi mengambil handphonenya dan menelpon salahsatu sahabatnya,naela. "kenapa gi??"
"elu bisa gak kerumah gue??" tanya egi dengan misterius, "elu kenapa lagi?? iya,gue langsung ke rumah lu" telfonan egi dan naela terputus.
"bang,naela kesini" ucap egi,reza langsung pergi meninggalkan egi di sofa dekat TV.
Tak lama,bell rumah egi berbunyi namun tidak ada jawaban dari egi,naela yang diluar melihat ke jendela dari luar tetapi tertutup semua.naela membuka pintunya,terbuka,ternyata pintunya tidak dikunci. "egi??" naela panggil egi dengan pelan. "naela,sini la" ucap egi yang sangat pelan.
"gi,kenapa?? kok gelap banget?" naela masuk ke dalam perlahan lahan, "agar abang gue yang ngeliat gak takut"
"maksudnya??"
"laa,gue udah tau cewe tengil yang deketin anji,ternyata dia deket banget sama gue" egi berdiri dan mengahadap ke naela,tangan egi terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.
"beneran gi?? syukurlahh,elu tegur gak?? ketemu dimana??" naela merasa senang. "gue gak tegur sih,tapi gue tau dia lagi ditaman malem-malem"
"tapi kok dia mirip elu ya??" egi maju ke naela perlahan-lahan dengan senyum manisnya. "gue?? gak lah,kan gue dan punya doi"
"doinya anji kan??" egi semakin mendekati naela dengan senyum yang menyeramkan,naela yang merasa egi sudah tidak beres naela menghindar dari egi.
"egi,lu kenapa?? lu beda banget ya hari ini" naela masih berjalan mudur agar egi tidak mendekatinya. "iya,karna gue bales dendam banget sama bocah tengil yang deketin anji"
Naela langsung berlari ke pintu agar ia bisa keluar dari rumah egi,namun tidak bisa,pintu itu sudah dikontrol oleh reza dari atas,pintu itu sudah dikunci.
Naela melihat reza diatas,ia merasa sudah tidak aman di rumah egi ini. "la,masa ia lu nuduh gue,gue gak ngerebut pacar lu"
"cut!" teriak egi. "acting lu bagus juga,sekarang lu ngaku sama gue,ELU KAN CEWE TENGIL ITU?!" dengan ekspresi datar.
Naela melihat tangan egi yang sedang memegang sesuatu,yaitu celurit.naela melihat itu sanat panik dan ia menghidar dari egi. "gak bisa lu menghindar dari gue" senyum egi.
"gi,gue bisa jelasin sama lu"
"jelasin apaan naela" tiba-tiba semua lampu mati,rumah egi benar-benar gelap tak ada satupun lampu yang menyala.
Tiba-tiba beberapa lampu menyala di rumah egi, "coba jelasin" serak egi yang dibelakang naela,naela merasa merinding dan takut setengah mati ia tidak bisa lari karna kakinya sangat kaku.
"gue gak ngerebut pacar lu" suara naela bergetar. "bullshit" egi langsung menusuk punggung naela tanpa ampun,egi menusuk lagi di bagian dada purut dan kepala berkali-kali,samapai-sampai egi menginjak-injak kepala naela.
"ucah selesai nih bang" ucap egi,reza menyalakan semua lampu,terlihat darah sudah berceceran di mana-mana reza pun langsung turun.
"bocahnya mau di taruh dimana??" tanya egi, "kita kubur di belakang rumah" reza melihat mayat naela sudah tidak berbentuk lagi.
Reza menggeret mayat egi ke belakang rumah. "bang,besok lagi ya bang" ucap egi.
"iya"
Egi melihat celurit yang enuh dengan darah, "ji,besok lu mau kerumah gue gak?? abang gue mau nyampaikan sesuatu" ucap egi dengan senyumannya,sambil membersikan darah dengan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan-kumpulan cerpen
Short Storykemungkinan cerpennya kebanyakan horor,ke romance jarang:") "enjoy ya bre"