chapter 11.

1.4K 152 4
                                    

Sorry for typoHappy reading•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo
Happy reading

Remaja bernama na jaemin kini tengah menyusuri koridor rumah sakit, apa yang di harapkan anak ini mengunjungi rumah sakit lagi, tidak ada, tidak ada harapan secuil pun.

Jaemin menghentikan langkahnya tepat di pintu ruangan yang tertara nama dokter lee, dokter yang selama ini memeriksanya, iya hanya memeriksa tidak lebih, karena jaemin sendiri yang tak mau di tindak lanjuti dan hanya akan mendengarkan baik buruknya kondisinya setelah di periksa.

Jaemin memamerkan senyum manisnya saat suster mempersilahkannya untuk masuk, senyum itu tentu saja tidak luntus saat ia berhadapan dengan dokter lee

" Senyum itu... Manis memang, tapi jika kau tidak merubah ekspresi senyum itu akan menjadi menyeramkan " Ujarnya seraya ikut tersenyum

" Ada apa datang kemari? Hanya periksa kondisimu yang kian memburuk jaemin? " Sahutnya lagi

Jaemjn mendengus kesal, selalu saja mengatakan itu padahal belum di periksa, dokter lee itu selalu berpikir overthinking

" Apa? Mau perotes, iya? Silahkan toh saya berbicara benar, siapa suruh juga kamu tidak mau ikut pengobatan " Ucapnya lagi seraya melipat kedua tangannya di dada

" Asal dokter tahu aku selalu meminum obatnya rutin, nih aku baru beli kemarin "

Jaemin mengeluarkan obat obatannya di dalam hoodie miliknya, lantas dokter itu tersenyum tidak mengerti lagi dengan pola pikir jaemin, sudah dibilang pengobatan jauh lebih baik dibanding meminum obat, meminum obat hanya akan meredakan sakitnya tapi tidak dengan menghilangkan penyakitnya.

" Tidak berguna na jaemin! Hitung berapa hari lagi! " Serunya kesal

" Delapan, tujuh, enam ya besok hari ke enam! "

" Ayo aku mohon, mau ya? Aku yang akan menanggung biayanya "

" Biaya ya ? Itu sih aku juga mampu dok, bukannya aku sombong tapi itu memang benar, hanya saja aku tidak mau... " Cicit jaemin

Terdengar helaan napas kasar dari dokter lee di hadapannya itu dan jaemin malah terkekeh pelan, dokter satu ini sudah sangat frustasi ketika berhadapan dengannya.

" Yasudahlah terserah, mari ikut aku dan jangan terkejut jika kondisi kamu kembali memburuk "

" Apa yang kamu rasakan akhir akhir ini, ayo katakan dengan jujur "

Jaemin mulai merebahkan tubuhnya di kasur khusus pasien

" Batuk batuk dok, tapi disertai darah "

introvert •jeno & jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang