How I Hated You

14 1 0
                                    

Di ruang tengah, Bagas duduk bersandar pada sofa sambil kembali melihat hasil wawancara di kanal YouTube stasiun TV. Antusiasme dari bola mata yang terpancar mirip seperti apa yang pernah Bagas kenal semasa dia mengabadikan Adinda pada zaman keemasannya. Ada beberapa segmen wawancara yang terus menerus diulang oleh Bagas. Bunga melati. Berawal dari bunga melati Casablanca yang disematkan Bagas di Positano. Awal dari kesukaan Adinda akan bunga melati.

Dalam wawancara, Adinda bercerita tentang seseorang yang kerap memberikan rangkaian melati. Hanya sebatas rangkaian melati. Bagas merasa jahat. Dirinya memang jahat. Dusta yang menjembatani hubungan Bagas dan Adinda. Bagas membiarkan melati yang menjadi jembatan.

Bagas memejamkan matanya. Waktu di handphonenya menunjukkan pukul 11 lebih 11 menit. Virus dusta bercokol lebih lama dari semua virus yang ada. Berjuta rangkaian melati tetap tidak bisa menjadi penawar atau antidot. Bagas jahat. Mungkin dia juga contoh yang tidak pantas masuk surga. Bagas menghela nafas, berdiri dari sofa. Dia akan mengambil kunci mobilnya yang tadi diletakkan di atas meja bundar.

Satu bingkai foto Adinda 30 tahun yang silam di Brastagi bersama Gustav. Terkenang Gustav dan Adinda mengajak Bagas untuk masuk ke dalam gambar untuk diabadikan bersama. Terkenang Bagas menolak. Terkenang Bagas enggan memberikan kamera kepada Elena atau Janti, istrinya, untuk mengabadikan dirinya bersama Adinda. Terkenang Elena yang begitu marah kepada ibunya karena memilih tetap tinggal di Brastagi, membiarkan Elena dan Gustav mengurus jenazah ayah mereka, mantan suami Adinda, Henk, yang baru saja mengalami kecelakaan di Johor. Terkenang Bagas menyetir mobil ke Medan, dengan Janti yang merebahkan dirinya di kursi belakang, dan Adinda berada di sampingnya.

Kunci mobil dimasukkan ke dalam kantong celana. Terkenang seorang balerina yang selalu tampil memukau di bawah lampu sorot, mengisolasikan kesendirian sebagai keindahan pamuncak. Bagas membuka pintu depan. Berhenti. Terkenang seorang balerina yang selalu merasa kesepian adalah hukuman atas prestasi yang didulangnya. Terkenang seorang balerina bernama Adinda.

Bagas menutup pintu depan. Berlari bergegas menuju kamar Adinda, membuka pintu. Segera dia mendekati dan mengecup kening Adinda. Terkenang akan ribuan kata-kata yang tercipta tetapi dipilih untuk selalu disimpan, dikunci. Adinda membuka matanya perlahan.

"Bagas."

Bagas membelai kening Adinda.

"I hate you, Bagas. But I'm suffering with this dementia, and I start to forgot how I'd hated you."

"Aku ngga mau kehilangan kamu, Din." Adinda merangkul Bagas erat-erat. "Aku tidak siap kehilanganmu."

"Be with me, Gas." Bagas mengaggukan kepalanya. "Just be by my side," desah Adinda di telinga Bagas.

Bagas memejamkan matanya.

Rangkaian MelatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang