DEKAT (DIHATI)

18 4 0
                                    

Sabtu, 21 : 00 wib.

Sebelum ngelanjutin cerita,
Aku mau kalian tau sedikit tentang Bang Ferli, sebut saja Bang Fer untuk lebih singkat.
Menurutku dia baik, tingginya sekitar 168 - 175++cm. Berkulit sawo matang dengan kumis tipis dada yang tegap, rambutnya nggak terlalu rapi sih, sering pakai hoodie apalagi sweater, so Aesthetic.
Menurutku dia biasa aja, tapi Aku suka Dia pada waktu itu, Aku suka kesederhanaan nya, Aku suka cara Dia mendekatiku.

Kita lanjut ceritanya
Tepat di jam 9 malam, Aku dapat menyelesaikan tugas sebanyak 5 lembar folio yang harus dikumpul besok disekolah, aku lega dapat menyelesaikan nya.

Aku sekarang sedang memakai piyama kesayanganku dengan posisi berbaring di kasur dan menatap ke arah jendela yang ada di depanku sambil memikirkan dan menanti Bang Fer menghubungi di WhatsApp.
Kenapa harus ku tunggu? Kenapa nggak biasa aja gitu? Mungkinkah aku bakal suka setelahnya? Atau Aku yang bakal ngejauhin Dia nantinya? Aku ga tau.

Ttrriingggg.....
Eh, dapat notif dari Hp ku, sepertinya notif WhatsApp? Ternyata benar, dari Nomor yang belum ku save. Lalu ku baca pesannya, agak aneh sih, aku ga tau dari siapa.

" Samlekum
" Mba
" Ini saya mau ngantar paket
" Teralis dua biji🤣
" Hei Mba nya mana nih?
" Berat saya bawa teralis nya mau taro dimana?

Hoalah kulihat profil Wa dia ternyata manusia yang sedang aku pikirkan itu, ehehe. Humoris juga ya, asik orangnya. Lalu kubalas pesan dia.

" Eh iya mas
" Taro disini aja
" Dihati Mba🤣

Lalu dibalasnya lagi
"Eyalah Mba Mba🤣 -Bang Fer
"Lagi dimana Mba? -Bang Fer

"Lagi dirumah dong, masa jam segini cewe ada yang keluar -Aku

"Manatau yakan -Bang Fer
"Lagi ngapain? -Bang Fer

"Ga adaa kok cuma rebahan aja -Aku
"Kalau kamu? -Aku

"Lagi main di rumah temen -Bang Fer

"Oiya kebetulan senin kita udah mulai sekolah kan? Giliran shift 2, btw kamu shift berapa Bang? -Aku

"Iyaa kita samaan shift 2, gimana nih pendapatnya dek tentang kita yang udah mulai sekolah offline? -Bang Fer

"Gitu deh, antara senang sama biasa aja.
-balasanku

"Loh kok gitu? Kenapa? -Bang Fer

"Kita kan udah lama sekolah online, jadii ya udah terbiasa gitu, mungkin ada yang merasa beda. -balasanku

"Iya sih, masalah besar ni buat para kaum yang susah bangun pagi hehe -Bang Fer

"Betul banget xixi -balasanku

Setelah itu kami mengobrol panjang, entah apa yang kami ceritakan intinya ga akan habis topik pembicaraan, dan penyebab kami mengakhiri obrolan dimalam pun karna sudah waktunya untuk tidur. Dia asik, baik, perhatian, care banget tapi Aku harus tau batasannya. Manatau Dia cuma jadiin aku temen chat? Aku harus menahan diri supaya nggak baper dulu.

<<<<o0o>>>>

Memori AkustikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang