Bak seperti aleram alam, suara kicauan burung beserta suara ayam pak Solihin tetangga sebelah rumah nya saling bersahutan, tentangga nya itu memang sangat hobi memelihara binatang berjenis unggas. itu patut disyukuri oleh Sarah, peliharaan pak Solihin termasuk manusiawi seperti bapak-bapak pada umum nya yang senang sekali dengan benitang seperti unggas.
Bayangkan jika pak Solihin memilihara singa dirumah nya, bisa kalah saing sipetok. bisa-bisa ia pinsiun jadi ayam karena kalah saing sama Auman singa gimana nggk siraja udah turun tangan buat gantiin dia,
Rakyat jelata mah bisa apa kan ya.Di pagi nan cerah ini Sarah dengan malas nya berjalan menuju kamar mandi, seperti biasa anak perawan pada umum nya jika lama di kamar mandi kalau nggak menghayal jadi orang kaya raya, ya konser. tapi ya ujung-ujung menghayal juga.
Konser sambil menghayal jadi artis terkenal, bak seperti Agnes Monica yang bernyanyi sambil berjoget bebas mulai hip hop sampai dangdutan.
Satu jam sudah ia menyudahi ritual mandi nya dan memakai baju beserta mengambil jilbab Sorong.
Sarah baru berhijab namun masih belajar, kadang ia sering membuka nya jika terasa panas. namun jika keluar rumah ia pasti malu jika tidak memakai kain penutup kepala nya itu, bukan karena malu memiliki kutu, tidak tidak dari lahir Sarah tidak pernah memiliki binatang kecil itu. tapi ia lebih merasa ada yang kurang dan tidak nyaman, ia merasa seperti keluar hanya memakai bikini saja.
Saat Sarah keluar sikecil Raka sudah berlari memeluk nya, dimeja makan sudah berkumpul semua keluarga nya tidak terkecuali paman Tampan nya itu.
"Kakak ayo calapan." Aja bocah imut itu.
"Ayo."sambut Sarah dengan girang
Raka duduk disebelah Sarah dan disebelah Raka Jhonatan yang tengah membaca koran pagi nya.
Sarah menatap mami nya sambil mengkerut kan wajah, ia mengkode mami nya dengan raut wajah seolah mengatakan mengapa paman nya itu masih disini.
Ia ingat perkataan mami nya sebelum ia pulang, kalau paman Jo tidak pernah lagi tinggal dirumah ini, ia paling hanya mampir lalu pergi itu pun hanya sebentar, hanya sekedar menitip Raka saja.
Mami nya menggeleng pelan Solah mengatakan tidak tau apa-apa.
"Bagai mana kuliah mu di sana nak, ata dengar kamu sudah mau wisuda ya " ucap ata saat semua nya telah selesai sarapan.
Sesuai aturan dirumah ini,tidak ada yang boleh bicara saat sedang makan .
"Lancar, yah November aku wisuda ata sama Nana datang ya." Ajak sarah girang, seketika mata nya dengan nakal nya bertatapan dengan mata Jhonatan.
"Hmm sama paman Jo dan bocah tampan ini juga harus datang."ucap Sarah lagi seraya memeluk Raka.
"Aku pasti akan datang."ucap paman Jo seraya menatap nya begitu dalam.
Sarah hanya mengangguk canggung, entah kenapa tatapan paman Jo membuat nya salah tingkah, Sarah pura-pura merapikan hijab nya dengan canggung lalu menyeruput teh yang dibuat oleh bik Darmi.
Diujung sana mami nya tengah tersenyum melihat Sarah yang begitu canggung.
Kini Sarah tengah menikmati angin siang hari dibawah pohon rindang tepat disebelah kolam ikan milik kakek nya.
Dengan kursi tidur ia memejam kan mata , pohon dengan daun yang sangat lebat berhasil menutupi trik nya mata hari, membuat tempat itu sejuk dan damai
Disini adalah tempat favorit nya, sambil bermalasan ditemani cemilan dan jus jeruk membuat suasan lebih menyenang kan.
Seketika seseorang duduk tepat disebelah nya, ia merapikan ujung hijab Sarah yang sedikit naik hingga Tampa sengaja memperlihat area leher dan atas dada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN JO
RomantikJika kamu masih mencintai nya untuk apa kamu menikahi ku? Pernikahan apa yang sedang aku jalani ini. "Aku nggk akan pernah mencerai kan mu, sampai kapan kamu tetap istri aku." "Egois sekali, kau marah karena aku hanya mengobrol dengan teman ku, baga...