Chapter Six

2.8K 495 3
                                    

How soon the story begins in the rain


5 Bulan Kemudian

Kini waktu telah berlalu dengan cepat, dan tidak disangka bahwa aku sudah mengumpulkan hasil jualanku setelah sekian lama.

Aku tidak menyangka bahwa bisa mengumpulkan uang sebanyak ini, kini jumlah uang yang aku pegang sekarang adalah 5000 koin emas.

1 Koin Emas= 1000 Koin Perak
1 Koin Perak= 100 Koin Tembaga

Sungguh mencengangkan, ketika aku menghitung semua uang yang aku punya.

Demi tuhan, akhirnya aku kaya raya.

Dan kini aku tengah membuat perincian dalam pembuatan cafe yang aku inginkan.

Sebelum itu aku harus pergi ke Pengadilan Bangunan, untuk mencari sebuah toko kosong berlantai 2.

Untuk toko, aku hanya ingin tempatnya yang strategis dan untuk masalah dekorasi kini aku tengah menggambar desain cafe yang aku inginkan.

Aku ingin membuat sebuah cafe yang bisa dipergunakan untuk seluruh umur, dan cafe ini bisa digunakan baik orang bangsawan maupun rakyat biasa.

Desain cafe yang aku gambar adalah sebuah cafe modern yang terkenal di kehidupanku yang lalu, yang sedikit bertema vintage dan ada sedikit unsur ke-aestheticannya, untuk perancang desain cafe tersebut maafkan aku telah mencurinya.

Keesokan harinya, aku menuju Pengadilan Bangunan setelah kabur dari panti asuhan tersebut tak lupa membawa uang yang aku dapatkan.

Dan setelahnya sampai disana, aku segera menuju kantor dewan tersebut.

Yang aku lihat kini interior ruangan ini sangatlah indah, dan sedikit mewah.

Lalu tiba-tiba.

"Hallo nona, apa yang kau lakukan disini?" ucap ramah seorang pemuda laki-laki.

"A-ah! Maafkan aku eum aku hanya ingin membeli sebuah bangunan" ucap ku setelah dikagetkan tadi.

"Huh? Apa kau bercanda nona? Kau serius?" tanya nya sedikit tidak percaya.

Yah, mau bagaimanapun aku hanya lah seorang bocah, maka dari itu pria ini meragukanku.

"Tidak, aku serius" ucapku dengan nada tegas.

"A-ah baiklah, sebelum itu perkenalkan saya Kenzie Volden" ucapnya dengan salam perkenalan.

Aku pun segera membalasnya dengan perkenalan juga.

"Hallo Tuan Kenzie, perkenalkan saya Anathasya" ucapku.

"Baiklah, silahkan duduk nona" ucapnya.

Aku pun segera duduk dikursi yang telah disediakan, dan ia kini tengah duduk didepanku.

Lalu ia tengah memanggil seorang pelayan untuk menyajikan teh beserta kudapan.

Pelayan tersebut pun segera menuju kearahku untuk menuangkan sebuah teh.

"Silahkan nona, tehnya" ucapnya dengan senyuman ramah.

Aku pun hanya menganggukkan kepala.

Lalu ia kembali berbicara tentang tujuanku setelah aku selesai meminum teh tersebut.

"Ekhem, nona kau ingin mencari sebuah bangunan apa?" tanyanya.

"Aku ingin sebuah bangun berlantai 2, dengan letak yang sangat strategis" ucapku to the point.

"Tapi nona, kemungkinan itu harganya lumayan em" ucapnya ragu.

"Untuk harga, bisa kau katakan berapa?" tanyaku.

"Tunggu sebentar nona" ucapnya lalu segera membuka sebuah berkas yang ku yakini berkas-berkas untuk bangunan kosong.

"Ah ini ada sebuah bangunan berlantai 2 dan letaknya ku pikir cukup strategis, harganya hanya 1800 koin emas nona" ucapnya lagi.

"Ah baiklah, aku ingin bangunan itu" ucapku langsung.

"Untuk pembayaran-"

Aku pun segera memberikan uang untuk membayar bangunan tersebut, dan aku melihat ia sedikit terkesiap.

"Buatkan dokumen tanah atas milikku" ucapku setelah memberikan uang tersebut.

Ia pun segera menganggukkan kepala dan berkata

"Tenang saja nona, kau bisa kembali kesini lagi 3 hari yang akan datang" ucapnya.

"Baiklah, kalo begitu aku permisi Tuan Kenzie" ucapku.

"Ah senang bertemu denganmu Nona Anathasya" ucapnya ramah.

Aku pun segera pergi dari ruangan tersebut.

To Be Continued.

Hallo! Maaf untuk keterlambatan updatenya, soalnya author lagi ujian hikd.

Jangan lupa untuk vote dan commentnya

Salam istri Jaemin.

Another World: ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang