Chapter Three

3.3K 506 7
                                    

Even the leaves fall for you


Kini matahari telah menyinari ruang kamarku, aku yang telah terbangun sedari tadi pun bergegas untuk bersiap menuju ruang makan untuk sarapan bersama.

Aku menuruni tangga-tangga ini dengan langkah sedang, dan ketika hampir sampai aku mendengar suara-suara bising anak-anak.

Dan ketika aku sampai disana, tiba-tiba ruangan itu menjadi senyap.

Lalu salah satu anak perempuan menghampiriku, dan ia memulai percakapan denganku.

"Kau anak baru disini bukan? Perkenalkan aku Vierra, aku tertua nomer 2 disini" ucapnya.

"Huum, hallo perkenalkan aku Anathasya Theonella" ucapku memperkenalkan diri.

"Nah kalian yang disana sambut lah anggota keluarga baru kita yang cantik ini" ucap perempuan tersebut memperkenalkan ku kepada anak-anak lainnya.

Dan aku pun melihat Kak Ken tersenyum lembut disana, lalu melambaikan tangan padaku.

Aku yang melihatnya pun melambaikan tangan kembali lalu tersenyum.

Dan kini aku tengah berada di meja makan, didepan ku ada Kak Ken dan disamping kiri dan kanan ku ada perempuan yang bernama Vierra dan anak laki-laki yang baru kukenal yang bernama Dietrich.

Laki-laki disampingku mempunyai ekspresi datar, bahkan tadi ia hanya membalas sapaanku dengan anggukan sungguh anak yang kurang ajar.

Tidak tahu saja kalau aku bahkan lebih tua umurnya dibanding dengan dirinya.

Di panti asuhan ini, ternyata selalu mengajarkan tata krama bahkan disini kami diajari untuk membaca.

Dan kini aku tengah memakan makananku dengan anggun sesuai tata krama, bagaimana aku bisa belajar tata krama tanpa diajarkan terlebih dahulu? Jelas saja dulu dikehidupan ku yang lalu, aku pernah mendapatkan undangan dari Kerajaan Inggris.

Aku mengetahui bahwa pengurus panti asuhan ini, tidak mengikuti sarapan bersama dikarenakan terdapat kesibukan yang tidak bisa ia lalaikan.

Dan setelah selesai dengan makananku, kini aku tengah bersama Kak Ken.

Aku pun segera menanyakan hutan yang ada disini, aku akan kehutan untuk mengambil beberapa buah dan tumbuhan obat untuk aku jual.

Untuk membeli sebuah pertokoan, aku harus mengumpulkan uang terlebih dahulu.

"Kak Ken jika jalan menuju ke hutan, harus melewati jalan yang mana?" ucapku dengan wajah polos.

"Kau ingin ke hutan?!" ucap kaget Kak Ken.

"Huh? Tidak, aku hanya ingin tahu saja memangnya kenapa?" ucapku dengan ingin tahu.

"Kau pokoknya jangan coba-coba untuk ke hutan mengerti?! Disana dikatakan bahwa banyak ada hantu yang berkeliaran dan sangat berbahaya" ucap Kak ken menasehatiku.

"Huum iyaaa, lalu kemana arah menuju hutan?" tanya ku lagi.

"Kau dari sini tinggal lurus ke utara, nanti kau akan bertemu pertigaan lalu tinggal lurus saja" ucap Kak Ken lagi.

"Ooohh begitu" ucapku.

"Kau mengerti yang aku ucapkan?" ucap Kak Ken menyelidik.

"Tidak hehe" ucapku.

Aku pun berpura-pura untuk tidak mengerti jalan agar Kak Ken tidak mengawasiku.

"Bagus lah" ucap Kak Ken.

"Baiklah aku akan membersihkan gudang terlebih dahulu, kau bermain saja disana dengan anak-anak lainnya mengerti?" ucapnya lagi.

"Siap, mengerti!" ucapku diiringi dengan tangan hormat.

Kak Ken yang melihatku hanya terkekeh lalu mengelus rambutku dengan gemas.

Setelah melihat Kak Ken berlalu dari pandanganku, aku pun segera bersiap untuk pergi kehutan.

Kini aku tengah mengumpulkan peralatan yang kubawa untuk keperluan ke hutan.

Aku ingat jika aku harus membawa pisau untuk berjaga-jaga dihutan sana.

Dan aku pun segera menuju dapur dengan langkah mengendap-endap agar anak-anak lainnya tidak mengetahui bahwa aku akan mengambil sebuah pisau.

Setelah pisau berada ditanganku, aku pun segera mencari sebuah tas/karung untuk meletakan barang-barang yang akan aku dapatkan nanti.

Lalu setelah semua yang aku persiapkan selesai, aku pun mengambil jubahku untuk menutupi wajah agar tidak ada yang mengetahuinya.

Aku segera mengendap-endap untuk pergi keluar menuju hutan.

TBC.

Another World: ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang